Hai hai semua...
Udah siap buat baca?Happy Reading ya😋
***
Dika, Andra, Alvian, Dea, Dara, dan Kayla sedang duduk di batu besar itu dengan lelah. Dea dan Dara yang membeli minuman segera membagikannya pada teman-temannya.Semua meminum minuman yang dibagi oleh Dea.
"Guys, gimana kalau kita main game?" Tawar Alvian dengan senyuman penuh arti.
"Game apa?" Tanya Dea merasa tertantang.
"Apa aja," sahut Alvian lagi sambil meneguk minumannya.
"Gimana kalau TOD?" Tawar Dika lalu menatap semua teman-temannya.
"No!" Tolak Kayla karena merasa kalau permainan itu hanya untuk anak kecil.
"Ayolah Kay, hanya game, okey?" Alvian menatap Kayla kesal.
"Gak!" Tolak Kayla tetap kekeh pada pendiriannya.
"Kok gitu sih? Ayo Kay, kita-kita janji nggak bakalan kelewatan kok pas main," jelas Andra karena merasa Kayla keras kepala dan tetap tidak ingin ikut bermain game.
Kayla memutar bola matanya malas, beginilah Kayla selalu malas mengikuti semua permintaan teman-temannya.
"Udah deh Kay, gak apa-apa," Dea menengahi kondisi yang mulai memanas.
"Gak usah dipaksa kalau Kayla gak mau. Itu hak dia, oke?" Dara datang sambil mengelus pundak Kayla dengan lembut.
Alvian membuang wajah, kini perasaannya sangat-sangat kesal. Itu semua karena sikap Kayla.
Hening diantara mereka, tak ada yang mau membuka suara setelah kejadian tadi.
Seketika Dika merasa bersalah karena menawarkan permainan TOD.
"Ini kenapa pada diam semua?" Tanya Dika mencoba memecahkan keheningan.
Semua mata tertuju pada Dika. Tak ada yang membuka suara. Mereka sepertinya asik pada pemikiran mereka masing-masing.
"Kenapa diam-diam semuanya? Ayo! Kita semangat dan lupakan soal game," ucap Dika lagi dengan menggebu-gebu seolah melupakan masalah yang tadi.
Kayla menghempaskan nafas malas. "Ya udah, gue ikut!" Ucap Kayla malas.
Semua mata langsung tertuju pada Kayla, tak menyangka dengan ucapan Kayla barusan.
"Gak usah. Lebih baik kita kembali ke tenda," tandas Alvian langsung bangkit dari duduknya.
Dea menarik tangan Alvian lalu menatap wajah kesal milik Alvian. "Jangan jadi bocah! Kayla udah mau,"
"Lo semua bela aja terus si Kayla!" Ucap Alvian dengan kesal sambil menunjuk Kayla yang hanya duduk diam dengan wajah yang sulit diartikan.
Kayla bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Alvian. "Sorry, gue tadi cuma-"
"Udah, gak usah dipermasalahkan terus. Kita teman, ingatkan?" Peringat Andra sambil memegang pundak Alvian dan Kayla secara bersamaan.
"Sorry gue tadi emosian," rasa sesal seketika menjalar pada Alvian. "Gue minta maaf Kay, karena maksa lo," ucap Alvian tulus.
"Iya, gue juga minta maaf,"
"Oke. Karena udah maaf-maafan gimana kalau kita balik ke tenda?" Tawar Dika dengan senyuman tulusnya.
Kayla menggeleng. "Kita main game,"
"Kay kita-kita gak mak--"
"Gue yang minta, oke?" Kayla tersenyum menunjukkan kalau ia pun ingin bermain juga.
"Oke kita main," kata Dika karena tak ada pilihan lain. "Kayla, Truth Or Dare?" Tanya Dika.
"Dare!" Jawab Kayla cepat.
Semua mata tertuju pada Kayla tak percaya dengan keberanian Kayla.
"Gue tantang lo buat buka mata batin lo. Dan lo lihat makhluk-makhluk disekitar kita," tantang Andra dengan berani.
Awalnya Kayla ingin menolak karena Dea sudah menatapnya dengan tatapan tak bersahabat.
"Gue terima!" Jawab Kayla berani.
***
[Bersambung]
Hallo all, gimana kabar kalian?
Vote, komen, dan sahre jangan lupa ya!
Thanks☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Penuh Kaca [COMPLETED]
TerrorTAMAT! Kayla gadis muda yang berparas cantik, namun dingin. Memiliki keluarga yang ekonominya diatas rata-rata membuat orang berpikiran kalau ia adalah gadis paling beruntung di dunia ini. Namun semua itu salah, karena hari-hari Kayla selalu dipenuh...