Part4

92 19 0
                                    

Huhu udah dapet 4 part nih, maaf ya kalau semisal nemuin typo hihi. Dimaklumi aja masih pemula soalnya:)

Selamat Membaca😉

***

Kayla menjatuhkan tubuhnya ke kasur single bad-nya dengan perasaan tak menentu. Hatinya terlalu banyak memendam rasa sakit.

Dia baru saja selesai mencuci piring dan membereskan meja makan. Guratan lelah terpancar di wajahnya. Dia bahkan belum sempat untuk belajar.

Dengan langkah lesu, Kayla menuju meja belajar miliknya. Dia tak lupa untuk membuka jendela yang ada di depan meja belajarnya. Setidaknya angin semilir malam membuat suasana hatinya sedikit membaik.

Ting!

Ponselnya berbunyi untuk kesekian kalinya. Kayla terlalu malas untuk membuka ponselnya. Dia memang tipe manusia yang jarang up to date soal perkembangan zaman. Bahkan dia masih menggunakan model WhatsApp yang lama dan tidak mempunyai sosial media lain selain WhatsApp.

Ting!

Karena Kayla terganggu akan notif tersebut, alhasil dia pun membuka ponselnya dan membuka roomchat grup kelasnya.

Dia tak membaca, namun Kayla tahu bahwa wali kelasnya mengirimkan sebuah info pemberitahuan bahwa kelas mereka akan mengikuti acara study tour ke pedesaan. Lalu dia beralih ke grup bersama teman-temannya.

Dara
Send a picture

Dara
Asiikk kita bakal study tour😙

Alvian
Udah tau kalo

Dea
Acarny lusa ya? Brp hari?

Andra
Di banner sih tertulis 3 hari 2 malem

Dara
Iya bener

Andika
Gue seneng dong soalnya bareng sama kelasnya Anggi

Dea
Yeu ugeb

Andra
Yeu ugeb (2)

Alvian
Gue netral.

Dara
Gue netral. (2)

Dara
Eh si Kayla ikutan nimbrung dong @Kayla

Dara
Kmu ikutan kan Kay?

Kayla
Gk.

Alvian
Knp Kay?

Dea
Yahhh Kayla kenapa gamau ikutan??

Andika
Bukannya itu acara wajib ya?

Kayla
Yudh.

Dara
Yeay! Ikut kan Kay?

Kayla
Hm.

Andra
Gtu dong, sekali² ikutan acara sekolah

Read.

Setelahnya Kayla kembali mematikan ponselnya. Dia terlalu malas untuk menanggapi lebih lanjut soal acara study tour itu. Kayla kembali ke aktivitas sebelumnya, yaitu belajar.

Kayla memang dikenal anak yang biasa saja. Tak begitu bodoh dan tak begitu pintar. Dia anak yang sederhana dan biasa saja.

Namun, ini kali pertama Kayla merasa bosan dengan apa yang dia lakukan. Terlebih lagi setelah kejadian di bawah tadi. Hatinya teriris melihat ibunya lebih memihak kepada adiknya. Sebenarnya, dia salah apa sampai ibunya selalu membenci dirinya?

Wusshh...

Tiba-tiba angin berhembus kencang di depannya. Kayla spontan menegakkan dirinya. Malam ini memang sedikit berbeda, tampak lebih dingin dari biasanya.

Duk!

Kayla terkejut ketika mendapati sebuah suara benturan dari arah bawah. Dia lantas menengok ke jendelanya. Tapi sepi.

Dia melihat ke arah jam dinding. Menunjukkan angka sepuluh lewat dua belas menit. Patut saja terasa dingin, rupanya hari memang sudah tengah malam. Dan Kayla tak pernah semalam ini belajar.

Kayla pun menutup jendela kamarnya dan berniat untuk pergi tidur. Setelah itu, dia membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas sesuai jadwal esok hari.

Ketika semuanya usai, Kayla membalikkan badannya. Namun ...

Brak!

Tiba-tiba jendela kamarnya terbuka dengan lebar. Kayla sontak terkejut pasalnya dia yakin sudah menutup dan menguncinya tadi. Lalu kenapa bisa terbuka lagi?

Dengan segera Kayla menutup jendelanya dan menguncinya rapat-rapat. Suasana malam ini sedikit berbeda. Kayla merasakan itu.

Baru saja Kayla ingin tidur di kasurnya, dia kembali mendengar sebuah suara aneh. Kayla mengernyit bingung. Suara apa itu?

Kayla berjalan ke arah jendela kamarnya dan menyingkap sedikit gordennya. Apa mungkin ada maling di bagasi?

Karena kamar Kayla memang tepat berada di atas bagasi. Dan dia yakin suara itu berasal dari bagasi rumahnya. Mungkin saja ada maling yang ingin mencuri sesuatu di rumahnya.

Kayla pun akhirnya turun ke bawah untuk mengecek kondisi di bagasi. Dia berhati-hati karena takut ibunya akan terbangun dan akan memarahinya. Sampai di luar rumah, udara memang sangat dingin dan Kayla menyesali karena tak memakai jaket.

Dia berhati-hati membuka pintu bagasi. Hal yang pertama kali Kayla rasakan ketika membuka pintu bagasi adalah, bulu kuduknya berdiri. Dia jadi teringat akan kasus pembunuhan Minggu lalu di komplek perumahan tempat dia tinggal.

Dengan hati yang mantap, Kayla mencoba memasuki bagasi. Ini hanya perasaanya saja atau hanya kebetulan, dia merasa bahwa kini dia tengah diawasi oleh seseorang. Tapi mana mungkin juga ada seseorang di sini, ini sudah tengah malam. Kalaupun iya, artinya firasatnya benar bahwa ada maling di sini.

Detik kemudian, langkahnya berhenti kala dia mencium bau tak sedap di bagasi.

"Bau apa ini?" gumamnya pelan. Matanya mengitari bagasi dan dia terfokus pada satu titik. Yaitu pintu yang tak pernah Kayla buka.

Dulu pernah sekali dia membukanya tapi setelah itu Kayla diamuki habis-habisan oleh ibunya. Padahal di balik pintu itu tak ada apa-apa kecuali ada setumpukan kayu dan buku bekas.

Karena bau tak sedap itu semakin menguak, Kayla sedikit memundurkan langkahnya. Tapi dia begitu terkejut kala dia menabrak sesuatu. Matanya membelalak dan merasa begitu merinding.

"Kenapa di sini?" Kayla membalikkan badannya dan reflek menjerit.

"Kecilkan suaramu!" Kayla membuka matanya. Itu adalah ibunya.

Sungguh Kayla takut setengah mati tadi. Benar-benar terkejut akan keberadaan ibunya di bagasi ini. Tapi untuk apa?

"Kenapa kamu di sini?" tanya ibunya.

"Tadi Kayla mendengar sesuatu dari sini," jawabnya pelan.

"Hanya perasaanmu saja. Cepat pergi sana!" Kayla menurut.

Lantas dia pergi meninggalkan ibunya. Tapi, sepertinya dia melihat seseorang di belakang ibunya.

Siapa dia?

***

[Bersambung]

Nah, gimana sama part empatnya? Terima kasih yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita kolaborasi kami.

Vote, Komen, dan Share jangan lupa ya!

Rumah Penuh Kaca [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang