Part26

67 13 0
                                    

Hai...
Berjumpa lagi kita, wkk

Happy Reading☺️

***

Kayla termenung. Dia masih memikirkan tentang mimpinya tadi. Mimpi itu, seolah nyata di ingatannya. Memang sih, semenjak Kayla membuka mata batinnya, ada saja hal-hal aneh yang selalu mengganggunya.

Dan kini, Kayla resah sebab takut apa yang ada di mimpinya akan menjadi nyata. Buruk sekali jika itu benar terjadi.

"Kay!" Suara panggilan Dara membuyarkan lamunan Kayla.

"Lo kenapa?" tanyanya dan hanya dibalas dengan gelengan oleh Kayla.

Dara langsung menunjukkan wajah lesunya. Lalu dia tersenyum kembali sembari berkata, "Kayla? Kalau lo lagi ada masalah, lo jangan ngerasa sendirian. Gue sama temen-temen selalu ada buat dukung lo, lo susah kita juga susah. Makanya, turuti aja kemana kaki lo melangkah dan jangan ragu buat minta tolong."

Perkataan Dara sukses membuatnya kebingungan. Kenapa sih, dia selalu dibuat kebingungan?

Tapi, pandangan Kayla terfokus pada jejak di lantai. Kayla tahu betul warna itu dan sudah dapat dipastikan kalau itu adalah darah. Lalu Kayla mengikuti arah jejak darah itu.

Mata Kayla melotot saat tau di depannya kini banyak korban jiwa terkapar di lapangan depan kelasnya.

Nggak! Ini pasti mimpi!, batin Kayla menjerit.

Lalu Kayla segera berlari keluar dari kelas harap-harap ini memang hanyalah mimpinya. Namun tepat ketika dia keluar dari pintu, cahaya putih menyilaukan matanya. Hingga...

"Kayla!"

Suara itu... Dia familiar dengan suara itu.

"Lo kenapa?" Kayla terkejut ketika tahu dirinya kembali berada di pedesaan tempat dirinya membuka mata batinnya.

"Kenapa gue di sini lagi?!"

"Di sini lagi? Bukannya lo emang di sini aja ya?" Ya itu adalah suara Leo, pria asing yang menyebalkan.

"Maksud lo? Enggak! Jelas-jelas lo nganterin gue pulang kemarin!"

Leo tertawa. Ia berkata, "Lo kayaknya kelamaan hibernasi jadi ngira lo udah pulang."

Kayla menggeleng. Dia yakin kalau dirinya sudah pulang ke rumah. Lalu dia teringat soal mimpinya dimana keluarga dan teman-temannya dibunuh tragis oleh iblis jahat.

"Mimpi itu?" Kayla linglung karena masih tak memahami apa yang dia alami.

"Itu cuma mimpi Kayla. Mimpi itu bunga tidur," ujar Leo menenangkan Kayla.

"Tapi rasanya nyata," gumam Kayla pelan. Leo tersenyum sembari mengelus lembut puncak kepala Kayla.

"Itu cuma mimpi. Lo aman sama gue Kayla." Ucapan Leo bagai penenang bagi Kayla yang langsung menganggukinya.

Lalu Leo menyodorkan sebotol minuman yang entah dia dapat dari mana. Kayla langsung meminumnya karena tenggorokannya kering.

"Makasih." Leo mengangguk.

"Lo kenapa selalu baik sama gue? Padahal gue udah nyuekin bahkan ngebentak lo." Leo tak langsung menjawab, namun Kayla benar-benar penasaran dengan Leo.

Leo hanyalah pria asing yang entah datang dari mana. Bahkan kini Kayla dan Leo semakin dekat. Kayla tidak tahu asal usul Leo, yang dia tahu Leo langsung hadir di hidupnya saat tiba-tiba tersesat di perbukitan tempatnya study tour.

"Leo? Kenapa lo gak jawab pertanyaan gue?" Kayla mendesak Leo agar dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Lo gak perlu tahu asal usul gue, yang terpenting sekarang gue akan selalu nemenin lo dan bikin lo bisa pulang." Kayla mengernyit tidak paham maksud Leo.

Dia ngomong apaan sih? Kenapa selalu memberikan gue teka-teki yang gak gue pahami? batin Kayla penuh tanda tanya.

Leo terkekeh. Kayla tahu jika Leo pasti mendengarkan isi hatinya.

"Lo pasti udah dengerin isi hati gue, 'kan?" tanya Kayla yang diangguki oleh Leo.

"Trus maksud lo apaan?"

"Gak semua di dunia ini, harus lo pahami Kayla. Ada kalanya lo gak perlu tahu demi kebaikan lo sendiri."

Lagi dan lagi Kayla mendapatkan sebuah teka-teki yang tidak bisa dia pahami. Sebenarnya, siapa Leo itu?

***

[Bersambung]

Nah, gimana sama part dua puluh enamnya? Terima kasih yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita kolaborasi kami.

Vote, Komen, dan Share jangan lupa ya!

Rumah Penuh Kaca [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang