Part13

78 13 0
                                    

Huhu udah dapet 13 part nih, maaf ya kalau semisal nemuin typo hihi. Dimaklumi aja masih pemula soalnya:)

Selamat Membaca😉

***

Kenapa?

Ada masalah?

Kayla kenapa?

Lo baik-baik aja?

Dan lain sebagainya.

Kayla hanya diam menatap banyaknya pesan yang masuk dari teman-temannya. Ya Kayla menyadari perubahan sikapnya, dia hanya takut sesuatu terjadi seperti halnya yang terjadi kepada Dara tadi siang.

Huft.

Kayla menghela nafas untuk kesekian kalinya. Bingung ingin mengeluh dengan cara apalagi. Pasalnya selama ini dia selalu mengeluh tentang nasibnya dan sekarang apa dia juga harus mengeluh untuk kesekian kalinya?

"KAYLA!!! KAYLA!!!" Teriakan dari sang Ibu membuat lamunan Kayla buyar.

Karena tak ingin membuat ibunya mengamuk, Kayla pun dengan segera turun ke bawah.

"Iya Ma?" tanyanya saat sudah sampai di ruang tamu.

"Cuci baju sana! Saya mau makai bajunya besok." Kayla ingin menolak, pasalnya ini sudah malam dan dia disuruh untuk mencuci baju.

"Apa? Mau menolak? Kalau menolak saya akan stop uang jajan kamu. Masih untung kamu ya tinggal di sini enak dan uang ngalir terus. Disuruh cuci baju aja ngeluh," cerca ibunya.

Sejujurnya Kayla muak dengan ucapan menyakitkan dari ibunya itu. Tapi mau membalas pun juga dia pasti akan dicap sebagai anak yang durhaka. Hidup ini memang lucu, semua yang kita lakukan pasti ada saja celanya.

"Iya Ma," ujar Kayla pelan. Pada akhirnya dia selalu mengalah demi ibunya.

Kayla pun segera mencuci baju ibunya. Di sela-sela dirinya mencuci, air matanya lolos dari mata cantik milik Kayla. Menangis dalam kesunyian.

"Tuhan ... kalau aku diberi kesempatan kedua untuk memilih hidup, aku ingin di kehidupanku selanjutnya aku bisa mendapatkan kasih sayang orangtuaku. Aku menginginkan kasih sayang mereka, bukan kasih sayang seorang pengasuh.

Kayla tidak menginginkan apa-apa, tapi Kayla hanya ingin kasih sayang mereka. Kapan Kayla bisa seperti Dara yang dimanja oleh orangtuanya? Kapan Kayla bisa dikhawatirkan oleh orangtua seperti Dea? Kapan? Kayla selalu menuruti perintah-Mu, tapi apa ada sedikit kesempatan untuk Kayla bisa merasakan kasih sayang orangtua? Bisakah? Hiks ..." Tentu saja Kayla menangis dengan pelan. Takut bila ibunya mendengar dan pasti akan menghukumnya.

Tak kuasa menahan rasa perih di dadanya, tubuh Kayla merosot ke lantai tak peduli bajunya yang basah. Dia menangis di malam yang sunyi ini.

Hingga ...

"Jangan menangis Kayla ..."

Hening. Kayla berhenti menangis. Dia mengenal suara itu. Lalu Kayla menoleh dan benar saja pemilik suara itu adalah sosok perempuan yang dia temui di gerbang rumahnya tempo hari.

Jujur saja, Kayla menyesali telah setuju melakukan dare yang diberikan oleh Andra. Dirinya yang takut dengan dunia mistis, ditantang untuk membuka batinnya. Kayla diam dan meneruskan mencucinya. Dia menghiraukan keberadaan sosok perempuan itu.

"Aku tahu kamu masih belum mempercayai takdirmu. Tapi Kayla, jangan menangis. Karena ada aku di sini ..."

Kayla tampak tak asing dengan kata-kata tersebut. Lalu pikirannya terpaku dengan kejadian yang lalu ketika dirinya sering sekali mendapatkan secarik kertas dengan kata-kata dukungan kala dirinya tengah bersedih. Lalu sekarang, perempuan itu datang dengan mengatakan hal yang sama.

Apakah dia?

"Iya Kayla. Aku yang memberimu secarik kertas itu ..."

Diam dan tak membalas.

"Pergilah. Dunia kamu bukan di sini, aku menganggap kita tak pernah bertemu. Dan jangan pernah mendekati aku lagi!" tegas Kayla sembari bersiap untuk menjemur pakaian ibunya di ruangan penjemuran.

Kayla pergi tanpa melihat sosok perempuan itu. Dirinya sudah kesal karena nasibnya, ditambah lagi jika harus berurusan dengan makhluk halus.

"Jangan takut padaku Kayla ..."

Kayla terperanjat kaget. Sosok perempuan itu tiba-tiba ada di depannya.

"Jangan ikut campur urusanku!" sentak Kayla pelan.

Lalu Kayla pergi menuju kamarnya setelah selesai menjemur pakaian ibunya. Tanpa Kayla sadari, sosok perempuan itu tersenyum padanya.

"Tenanglah Kayla. Sabar sebentar lalu kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu ..."

***

[Bersambung]

Nah, gimana sama part tiga belasnya?? Terima kasih yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita kolaborasi kami.

Vote, Komen, dan Share jangan lupa ya!

Rumah Penuh Kaca [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang