12. Mengulang Sebentar

84 29 0
                                        

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍Emi tersenyum ramah pada Bu Linda. Pamit untuk pulang. Besok dia akan mulai bekerja di tempat ini.

Setelah sesi wawancara dan positif diterima. HRD itu mengajak Emi ke kubikel kerjanya. Lalu Emi dikenalkan pada Sinta, rekan kerja satu bagiannya. Bersama Sinta, ia diajak berkeliling.

Lega mengetahui bahwa Sinta begitu humble dan sepertinya dia tipe perempuan yang kalem. Emi bisa merasakan bahwa, ia akan betah bekerja di sini. Job desk nya tidak begitu sulit. Emi bisa mengatasinya.

Masalah salary, Gadis itu sangat bersyukur. Ia mendapatkan lebih dari yang Emi harapkan untuk masa training 3 bulan. selepas itu, ia jelas akan mendapatkan gaji lebih banyak.

Ponselnya bergetar. Emi kembali meletakkan helm di spion motor. Memeriksa benda pipih itu. Panggilan suara dari Feral.

“Iya, halo Ral.”

“Mi, lo di mana sekarang? Gue mau ketemu.”

Eh, lo gak kerja, Ral?”

“Jawab aja napa, sih.”

“Di depan kantor pusat IK*A.”

“Oke, lo pesen makanan di restoran sebrang gih. Gue....”

Fokus Emi langsung berpindah dari telinga ke mata. Gadis itu  mengalihkan pandangan ke sebrang jalan. Ternyata benar, di sana ada restaurant vegetarian food.

“Emi... Mii... Eh, item, denger gue gak?”

Si pemilik nama terkekeh ringan. “Gimana-gimana?”

Terdengar helaan napas di sebrang sana. “Gue bakal ke restoran itu. Lo tunggu di sana. Pesenin gue salad buah, sama milk shake. Lo pilih aja, gue yang traktir.”

Waah... Seriusan lo, Ral?”

“Iya Mi, pesen sebanyak yang lo mau. Sekalian bungkus juga buat bulek Lana, ya.”

“Lo baek banget, Ral.”

“Yaudah iya, gue matiin dulu.”

Sambungan terputus. Emi bergegas menuju restaurant depan. Kebetulan sekali tenggorokannya sudah sangat kering saat ini.

രരര

“Lo, masih inget aja, Ral. Ultah gue.”

Lelaki itu meletakkan garpu, melumat habis buah yang ada di mulut lalu berkata, “Gue belum pikun, ya.”

Emi terkekeh. Ia bersyukur sekali sejak hari penolakan itu. Meski belum ada pembicaraan lebih lanjut. Emi dan Feral bisa kembali seperti dulu. Seperti semasa saat Emi belum tau perasaan Feral padanya.

“Sebenernya gue ke rumah lo kemarin. Gue gak tau, kalo lo ternyata lagi kebagian sip kerja hari minggu. Pas gue telpon, dering Hp lo malah ada di dalem rumah. Yodah gue balik pulang.”

“Sepupu gue emang baik banget dah,” celetuk Emi asal sambil tersenyum geli mendengar cerita Feral.

“Lo gak cerita kalo pindah kerja.” Feral meminum susunya, “Harus ya, gue tau apa-apa dari Gege.”

Emi menggigit bibirnya, merasa bersalah. “Sori Ral. Gue udah keduluan Gege mulu, sih. Lagian, kalo yang masalah kerjaan ini. Baru tadi gue wawancara. Dan alhamduillah keterima.”

“Gue seneng, kalo lo seneng, Mi.” Seulas senyum Feral berikan. “Tau dari mana info lowongan di kantor itu?”

“Gege, Ral,” jawabnya singkat.

MikenzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang