0.2

821 274 143
                                    

"Ada banyak alasan mengapa tuhan memberikan 'rasa' kepada manusia. Menurutmu, 'rasa' itu sendiri berarti apa?"

•••

Sebenarnya, standar cantik itu yang bagaimana? Apakah punya tubuh yang ramping, kulit putih berseri, lalu punya hidung yang mancung merupakan 'standar' cantiknya orang-orang pada umumnya?

Lalu bagaimana dengan Ren yang punya semua itu, namun masih belum bisa memenuhi ekspektasi pada standar cantik dikalangan umum?

Ya, hari itu aku melihatnya sendiri. Aku tertampar oleh standar cantik yang selama ini kupercayai.

Ren membuka tudung jaket tebalnya, tepat saat rintik-rintik hujan turun diatas atap panti asuhan. Aku membeku, mendapati seseorang dengan penyakit albino tengah bermain seru bersama anak-anak panti asuhan yang lain.

Ren punya kulit yang sangat putih, cenderung kemerah-merahan. Untuk pertama kali aku bisa melihat bagaimana warna rambut yang tumbuh pada alis maupun bulu matanya, semuanya berwarna terang.

Jadi itu yang ia sembunyikan dibalik hoodie tebalnya? Meskipun baru mengenalnya dalam satu hari, entah kenapa rasanya seperti aku melihat hal yang sudah beribu tahun ia sembunyikan.

Gadis diatas kursi roda itu kembali menarik bajuku setelah lama sekali kupandangi wujud 'asli' Ren. Ia tersenyum, menyuruhku menunduk untuk sekedar mendengarkan ia bercerita.

Aku menurut, duduk di depan kursi rodanya dan memperhatikan gadis kecil itu tersenyum tulus sembari menatap punggung Ren yang bergetar karena tertawa senang bersama seorang anak yang memiliki masalah penglihatan.

"Kakak belum pernah melihat sosok Kak Ren yang seperti itu?" dia bertanya.

Aku menggeleng pelan, menunduk kemudian karena teringat pada kenyataan bahwa aku pernah mempertanyakan bagaimana analogi cantik yang sebenarnya pada Ren.

"Kak Ren itu orang baik."

Aku mengangkat kepala, memperhatikan bahwa gadis kecil itu masih tersenyum tulus kala menceritakan perihal ren.

"Baik yang bagaimana?" tanyaku.

"Baik yang membuat dirinya terlihat cantik, kak."

"Maksudnya?"

Gadis itu tersenyum lagi, sangat manis hingga menimbulkan lesung pipi di kedua pipi tembamnya.

Ren berjalan mendekati kami, gadis itu berhenti bercerita. Ren menepuk pundakku pelan, membuatku bangkit dari tempat duduk dan menatap jelas wajah Ren yang selama ini hanya tertutupi masker ataupun tudung hoodienya.

"Kamu mau disini aja? Gamau pulang?"

Aku merengut. "Masih hujan, gimana mau pulang?"

"Maka dari itu, mumpung masih hujan, ayo pulang!"

"Gila kamu? Nanti aku basah, trus jadi sakit!"

Ren mendecak, sisi baru yang kupikir ia takkan punya tingkah menyebalkan itu.

"Yasudah aku pulang sendiri saja."

REN ✔ | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang