1.9

373 124 41
                                    

[WARN! : MATURE CONTENT INCLUDED. PLEASE BE A SMART READER]

•••••
"Kesalahan dan penyesalan adalah dua kata menyerempet arti yang sama. Lalu bagaimana dengan bulan ku? Apa ia takkan pernah mengatakan bahwa ini penyesalan dan kesalahannya?"
.


.

••Play the song on mulmed!••

Dari sekian banyaknya orang yang harus ditemui, dari sekian banyaknya hari di dunia ini, kenapa harus hari ini?

Otakku berkecamuk, entah bingung entah mendidih marah. Yang pasti hatiku gemetar, terbakar api yang entah asalnya dari mana. Belum lagi jantungku yang senantiasa memompa cepat, membuat refleks tak mengenakkan dimataku.

Pandanganku tentang jeno dan yeri yang melakukan hal tak senonoh itu kini kabur, tertutupi air yang semenjak tadi sudah tergenang namun dengan susah payah kutahan agak tak jatuh dari pelupuknya.

Sama denganku, keduanya juga terkejut. Yeri yang berada dibawah Jeno melirikku, tersenyum miring lantas mencumbu lagi Jeno yang berada diatasnya. Jeno, pacarku, malah ikut terbawa dan lanjut melakukan hal menjijikkan itu tanpa menghiraukanku sedikitpun.

Aku yang tak tahan menontonnya berbalik, meninggalkan dua manusia menjijikkan yang pernah kukenal selama hidupku.

Hatiku terasa perih. Bahkan lantai rumah yeri yang sedari tadi kupijak rasanya lambat laun menyerap energiku, membuatku terduduk di depan teras rumah yeri seketika.

Bukan saja pria itu membuatku jauh dari Ren, namun juga menghianatiku dibelakangku?

Langit malam menggelap, digantikan awan hitam yang kian menebal, seperti rasa benciku pada dua makhluk menjijikkan itu. Tak terlintas dibenak jeno untuk sekedar mengejarku. Pun tak sedikit terlintas dipikiranku untuk dekat-dekat dengan bajingan itu.

Benarlah kata Ren, pria itu berhati busuk. Tak perlu hakimi seseorang dari wajahnya sebab wajah tak sekalipun pernah mewakili hati seseorang.

Hatiku bergemuruh, tanganku gemetar menahan sakit teramat dalam. Penghianatan keji oleh pacar yang dipercaya, membuat bibirku bahkan tak sanggup untuk meraung, mengeluarkan segala kepenatan hatiku.

Aku bangkit dari duduk, berjalan selangkah yang langsung disambut pelukan air hujan diatas pundakku. Apa langit sedang ikut menangis, ikut merasakan siksaan batin yang semesta sedang berikan kepadaku?

Sembari berjalan, terlintas pelan wajah sendu ren yang dihiasi sinar lampu jalan temaram. Masih kuingat jelas hinaan busuk dari mulut kotor jeno pada pria albino itu, yang dengan bodohnya tak sanggup ku bela, hingga hancurlah hubungan kami berdua.

Aku memeluk diri, masih terisak kala mengingat perbuatan dua manusia keji itu. Bagaimana mungkin mereka pernah berpikir untuk menghianati ku? Bahkan aku sendiri selalu mencoba menahan jarak antara aku dan ren agar jeno tak sakit hati padaku, sebab kuhargai dia sebagai kekasihku!

Potret ren yang dipaksa lepas jaketnya oleh orang-orang biadab di sekolahku membawaku pada kenyataan bahwa pria itu kini sendiri menanggung bebannya. Kini kurasa aku dilanda karma, karma sebab aku meninggalkan ren ditengah keributan sekolah.

Ren tak akan memaafkanku, ia tak akan pernah melakukannya.

Kini aku sendirian, merasakan hatiku bagai ditusuk seribu bilah pisau tajam tanpa ampun. Di tinggalkan dalam kegelapan tanpa bulan karena saat itu bulan sudah pergi meninggalkan!

REN ✔ | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang