2.9

403 128 5
                                    

"Ada sedikit perbedaan kecil saat kita berjanji bahwa kita akan saling menguatkan. Bahwa kini kita saling mengingkari, bahwa kini kita sudah saling meninggalkan."
•••••

"Pantaskah orang sepertiku menyukaimu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pantaskah orang sepertiku menyukaimu?"

Suara halus yang menjadi pusat kerinduan gadis yang tengah diam itu selama beberapa hari belakangan ini perlahan masuk menuju gendang telinganya, mengalun mesra.

Apakah sesuatu yang masuk melalui telinga dapat menggetarkan hati? Maka beritahu gadis dengan surai pendek itu mengapa bisa suara halus nan indah itu tak hanya menggetarkan hatinya namun juga menyesakkan otaknya? Beritahu gadis itu pula mengapa tiba-tiba hujan tak hanya turun memeluk bumi namun juga ingin membasahi pipi miliknya?

Tangan Jarim dingin, bibirnya keluㅡtak sanggup menjawab pertanyaan itu. Mendadak gadis dengan jemari masih tertaut dengan milik pria disebelahnya itu kehilangan oksigen, jantungnya berderu kencang sedangkan sudut hatinya kini terasa perih.

"Ren...?" panggil Jarim pada pria albino di sebelahnya. Namun Ren tak juga memalingkan pandang kepadanya.

"Kamu gak perlu menjawabnya, Ja. Aku hanya bertanya," ia tersenyum lagi.

"Kenapa?"

Pria albino itu masih setia memandang lurus, meninggalkan Jarim sendiri dengan pikiran dan perasaan yang rumit.

"Karena aku hanya bertanya. Tak semua pertanyaan harus ada jawabannya, kan?"

Kepala Jarim tertunduk lagi usai menengadah, kini melihat rupa manusia yang dapat meluruhkan dunia dan seisinya. Tatapan sendu dibalik yang dipancarkan netra biru pucat itu membuat gadis yang diselimuti rindu itu bertanya-tanya, adakah duri yang sedang menyangkut di pikirannya?

"Ja..." sang albino memanggil lagi.

Suaranya lebih halus, lebih pelan, lebih terdengar memilukan dibandingkan sebelumnya. Kepala pria itu tak lagi memandang lurus, kini ia menatap gadis di sebelahnya dengan mata pucat membiru.

"Wajahmu itu cantik, jangan pernah pikirkan perkataan orang lain..." ujarnya.

Jarim tak bisa menganggap itu sebagai pujian sebab wajah sendu pria dihadapannya ini seperti hendak membelah hatinya dengan beribu serpihan kaca. Bagai ada sebuah tombak yang menyangga mulutnya untuk tak berucap sebuah rahasia.

"Kamu kenapa?" Tanya Jarim padanya sambil menatap Ren.

Gadis itu hanya tak ingin apa yang diceritakan Jaehyun menjadi kenyataan. Bahwa pria didepannya sudah pasrah, bahwa sang albino tengah selesai berjuang.

REN ✔ | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang