PROLOG

217 34 37
                                    

Dalam sebuah hubungan banyak sekali rintangan, jika kamu menyerah hanya karena masalah kecil, maka bagaimana untuk ke depannya?

****

Saat ini kedua insan sedang menatap indahnya bintang-bintang yang ada di langit, mereka adalah Langit Aksara dan Elara Kavindra. Kini, mereka sedang berada di sebuah rooftop cafe pertama kali mereka bertemu. Langit dan Elara adalah kedua insan yang sangat romantis, keduanya saling mencintai namun banyak sekali rintangan yang harus mereka lalui.

El tersenyum, saat ada bintang jatuh. Matanya berbinar, ia sangat antusias. "Langit, lihat ada bintang jatuh. Ayo kita bikin permintaan," kata Elara dengan mata yang berbinar. Membuat Langit yang melihatnya tersenyum.

"Iya, ayo. Kita tutup mata ya," ujar Langit.

Mereka berdua menutup matanya, berucap dalam hati. Saling mendoakan masing-masing dan saling meminta permintaan yang sama yaitu kebahagiaan.

Setelah selesai mereka membuka matanya kembali, Elara menengok ke arah Langit.

"Langitnya indah ya, kayak nama kamu," ucapnya sembari terkekeh.

Langit pun tertawa, lalu ia membalas ucapan dan mencolek hidung Elara. "Kamu udah jago gombal ya sekarang, siapa yang ngajarin sih."

El menatap Langit dengan lekat, begitupun sebaliknya. "Kamu," ucap Elara.

Mereka berdua terkekeh, memalingkan pandangannya ke arah lain. Lalu, setelah itu mereka terdiam dan kembali menatap satu sama lain dengan sangat lekat dan enggan untuk melapaskan tatapannya.

"Jangan tinggalin aku, apapun yang terjadi. Kamu akan menjadi milik aku selamanya," ujar Langit kepada Elara.

El hanya mengangguk, lalu ia memalingkan wajahnya. Menyudahi tatapan itu, kini ia menatap langit kembali dengan tersenyum. Lelaki yang bernama Langit itu tersenyum melihat El tersenyum, karena menurutnya kebahagian El adalah kebahagiannya juga.

Sedang asyik-asyiknya menatap langit, tiba-tiba handphone El bergetar. Menandakan ada sebuah notifikasi di dalamnya, ternyata itu adalah notifikasi chat. El mengernyitkan dahinya, ia terkejut dengan isi pesannya. Sudah berkali-kali ia menerima pesan ini, tak tahu siapa yang mengirimnya.

"Langit," panggilnya.

"Iya? Ada apa sayang?"

El tersenyum, mendengar kata sayang dari Langit. Sungguh, Langit adalah hidupnya. Dengannya, hari-harinya menjadi berwarna. El menghela napasnya pelan, sebenarnya dirinya enggan mengatakan ini tetapi ia lelah dengan sebuah pesan ancaman itu. Apalagi kali ini, pesan itu mengancam keselamatan lelaki yang dicintainya.

"Gimana, kalo kita ..." ucapannya terjeda beberapa detik. Ia tak sanggup melanjutkan kalimat ini.

Langit mengernyitkan dahinya heran. "Kita apa, hm?"

Wajah El terlihat gusar, itu membuat Langit bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan gadisnya itu. El kini menghela napasnya panjang.

"Kita jeda sementara hubungan kita," ucapnya. Kini mata El terpejam, ia sangat ingin menangis kali ini. Namun, dirinya menahan tangis itu.

"Kenapa? Tadi kamu janji gak bakal tinggalin aku kan?" tanya Langit. Ia heran, ada apa sebenarnya dengan gadisnya ini. Apakah ancaman itu kembali mengganggu pikirannya. Ya, El memang sudah bercerita kepada Langit. Gadis itu selalu menceritakan apa saja kepada kekasihnya ini, sehingga membuat Langit merasa nyaman.

"Aku gak mau kamu kenapa-kenapa, makanya kita jeda hubungan kita untuk sementara. Aku mohon, untuk kali ini saja. Kamu juga akan berangkat ke New York sebentar lagi bukan? Maka dari itu, kita jeda hubungan ini sampai keadaan kembali lagi ke semula."

Tunggu, keadaan? Apa maksud El ancaman itu?

"Keadaan? Maksud kamu teror ancaman itu?" tanya Langit.

El hanya mengangguk. Dugaannya benar, ternyata ancaman itu yang membuat gadisnya seperti ini. Ia mengacak rambutnya menandakan kalau dirinya frustasi dengan keadaan seperti ini.

"El, kamu janji akan hadapin ini bareng-bareng sama aku bukan? Lalu, kenapa sekarang kamu minta kita break? Ini hubungan kita bukan main-main El, kamu harus ngerti! Kamu juga harus tahu dalam sebuah hubungan pasti ada rintangan yang harus dilalui. Kalau segini aja kamu nyerah, gimana ke depannya?" ujar Langit dengan sedikit membentak.

El kini sudah menitikkan air matanya, mendengar Langit membentak sedikit aneh baginya. Sebab, lelaki itu tak pernah marah sedikitpun. El juga tahu,  akan semua yang dikatakan Langit. Namun, ia bingung. Dirinya harus bisa memilih saat ini, antara nyawa Langit atau hubungannya. Sungguh, ini sangat berat bagi El.

"Aku tahu, Langit. Tapi, kali ini dia ngancam nyawa kamu, ngancam keselamatan kamu. Aku takut kamu kenapa-kenapa, tolong ngertiin aku. Aku juga sulit untuk memilih jalan ini, aku harus memilih antara nyawa kamu atau hubungan kita. Aku di sini bakal nunggu kamu pulang, lalu kita mulai semua dari awal setelah keadaan membaik."

Langit tak tega melihat gadisnya menangis, ia sudah membentaknya tadi. Namun, dirinya kesal dengan ucapan El. Maka dari itu ia tak mengkontrol emosinya tadi.

Lelaki itu menghela napasnya panjang, lalu ia berkata. "Kamu mau dimengerti, tapi kamu gak ngertiin aku. Oke fine, kalau gitu terserah kamu."

"Ini hanya break, Langit. Bukan putus, jadi kamu gak usah marah."

Apa katanya tak usah marah? Jelas Langit sangat marah walau hubungannya bukan putus, namun dirinya harus berjauhan sementara dengan gadisnya. Meskipun, nanti mereka akan mengalami LDR namun bagi Langit hubungan yang terjeda lebih menyakitkan daripada LDR, hubungan yang terjeda sama saja dengan hubungan yang menggantung. Dirinya tak suka ini. Ingin melarang, namun gadis di hadapannya ini sangat keras kepala. Percuma dirinya membujuk, takkan ada hasilnya.

"Terserah kamu, ayo pulang. Udah malam," ujar Langit dengan nada dingin. El mengangguk, lalu ia bangkit mengikuti Langit yang hendak pergi. El berharap hubungannya ini akan membaik, sungguh El juga tak ingin seperti ini. Namun, ia harus bagaimana? Air matanya kembali turun, ia mengusap cairan itu dengan tangannya.

'Maafkan aku Langit'. Batinnya berkata.

Disaksikan langit malam yang indah, bintang-bintang yang bertebaran di sana, dan bulan yang menampakkan dirinya dengan cahaya yang terang. Hubungan mereka kini resmi terjeda, hanya terjeda. Apakah mereka akan berhasil dalam hubungan ini atau justru malah berakhir menyakitkan? Batin Langit dan Elara berkata semoga dirinya berhasil melewati hubungan ini dan berakhir dengan senyum dan tawa bahagia.

***

Bagaimana dengan prolognya? Udah bikin kalian baper atau belum? Prolognya panjang ya, sepanjang cerita aku dan dia🤣

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen❤

GIRL IS HURT [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang