2. BERTEMU KEMBALI

104 25 20
                                    

Semenjak bertemu dan berdekatan dengan dirimu, energi statis darimu telah mengejutkan gaya pegas jantungku.

***

Setelah libur akhir semester, akhirnya sekarang murid SMA Violet kembali bersekolah. Hari pertama adalah hari yang sangat terlihat ramai, karena banyak orang menuju mading untuk melihat kelas-kelas mereka. Ya, memang setiap naik kelas SMA Violet ini selalu me-rolling kelas. Tujuannya, agar murid-murid dapat beradaptasi dengan yang lain.

Kini, seorang gadis berambut panjang itu sedang melihat mading. Saling berdesak-desakkan untuk mencari nama, setelah berapa lama ia mencari akhirnya ia menemukan namanya.

Elara Kavindra XI IPA 1

Yash! Dirinya, akhirnya berhasil memasuki kelas unggulan. Sebelumnya, ia berada di kelas X IPA 3, namun berkat usahanya yang setiap malam begadang untuk belajar demi memasuki kelas impiannya akhirnya tercapai.

Namun, gadis itu masih belum beranjak dari sana, ia mencari nama kedua temannya di mading. Apakah mereka masih satu kelas atau malah berbeda? Elara tersenyum, ternyata kedua temannya masih satu kelas dengannya. Jadi, dirinya tak perlu beradaptasi kembali untuk mencari teman yang lain.

Elara kembali ke belakang, menghampiri temannya. Gadis itu sengaja menampilkan ekspresi sedih, ia ingin menjahili kedua temannya ini.

"Gimana, El. Kita gak satu kelas ya?" tanya gadis yang bernama Tania Anabella. Gadis cerewet diantara Elara dan satu temannya. Namun, ia juga sangat ambisius seperti Elara.

"Darimana lo tahu?" tanya balik Elara.

"Ekspresi lo, jadi beneran kita gak sekelas?"

"Iya, Tan. Kita gak sekelas," jawab Elara dengan masih memasang wajah sedihnya.

"Lo jangan bercanda," timpal salah satu temannya yang sedari tadi bungkam. Ia adalah Rembulan Cantika. Gadis yang paling cuek dan kalau berbicara singkat, padat, dan jelas. Namun, ia sangat menyayangi kedua temannya ini.

"Iya, El. Jangan bercanda, gak lucu tahu." Tania kembali membuka suara.

Elara tersenyum misterius, membuat kedua orang itu mengernyitkan dahinya. "Tapi, bohong. Haha, kita masih sekelas kok."

Kedua bola mata Tania membelalak. "Lo jahil banget sih, dasar. Waktu pertama kali kenal aja lo pendiam banget."

"Emang, bener. Orang yang pendiam itu diam-diam mengahanyutkan," ujar Rembulan.

Elara terkekeh. "Iya deh, terserah Bulan. Ayo, kita ke kelas."

Setelah kedua temannya itu menganggukkan kepala, mereka akhirnya berjalan menuju kelasnya. Elara tersenyum senang, ia membenarkan apa kata kedua temannya. Elara memang berbanding terbalik jika sudah bersama orang terdekatnya, ia akan bersikap jahil, manja, dan menunjukkan sikap-sikap yang tak pernah ia tunjukkan kepada orang yang tak dikenalnya. Dan Elara jika sudah dengan orang yang tak dikenal, ia akan terdiam, tak bisa berbicara, dan tak bisa tersenyum. Makanya, ia sering dianggap sebagai orang yang sombong dan judes oleh orang-orang.

***

Suara klakson terdengar di depan gerbang ber-cat coklat dan menjulang tinggi. Seorang satpam yang berada di dalamnya bangkit dari duduknya dan melihat siapa si pemberi klakson itu.

"Kamu ya, kerjaannya tiap hari telat mulu. Gangguin saya yang lagi baca koran aja," omel pak satpam itu.

Kini, lelaki yang sedang duduk di jok motornya membuka helm-nya. "Ya maaf, Pak. Lagian sih kenapa jalanan Jakarta macet mulu, bisa-bisa kalo macet terus saya pindah aja ke hutan biar sepi."

GIRL IS HURT [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang