1. PERTEMUAN

137 24 15
                                    

Jangan lihat orang dari luarnya saja, siapa tahu dia yang sering tertawa adalah dia yang dalamnya ambyar.

-Author-

Happy Reading, jangan lupa tinggalkan jejak kalian❤

****

Seorang gadis sedang duduk di sebuah bangku cafe, dirinya kini terlihat kelelahan karena seharian ini ia disibukkan mencari alat tulis untuk esok ia bersekolah.

Terik mentari menyorot wajah Elara Kavindra. Gadis itu mengelap sedikit keringatnya dengan tissue, El kini sedang menunggu pesanannya datang. Sungguh, saat ini El sangat lapar.

Sambil menunggu pesanannya, El memandang ke arah sekitar. Dirinya suka sekali berada di rooftop cafe ini, baginya ia bisa melihat langit yang cerah dan itu selalu berhasil membangkitkan moodnya.

El menikmati angin sepoi-sepoi, dirinya memejamkan mata. Sesekali ia menghela napasnya, El merasa lelah akan hidupnya. Ia harus tertawa di depan semua orang, sedangkan hatinya sedang tak baik. Hidupnya seolah dipenuhi dengan kepalsuan.

El menggelengkan kepalanya kuat, tidak. Dirinya tidak boleh mengeluh, ia sudah berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengeluh. Biarkan seperti ini, dirinya lebih baik membuat orang terdekatnya bahagia, ia lebih mementingkan kebahagiaan orang lain daripada dirinya sendiri.

Ia kembali mengedarkan pandangannya, tepat saat ia melihat ke arah depan seorang lelaki sedang berjalan seperti ingin menghampiri mejanya. El mengernyitkan dahinya heran, apakah dia ingin menghampirinya atau bukan? Tapi, siapa dia?

Dan, ternyata benar. Lelaki itu menghampirinya, kini ia sudah berada di depannya dengan tersenyum dan menunjukkan lesung pipinya yang menurutnya itu sangat manis.

"Boleh gue duduk di sini?" tanya lelaki itu dengan masih tersenyum.

El tersadar dari rasa kagumnya. "Ah, iya boleh."

Lelaki itu masih terus tersenyum, membuat El merasa terhipnotis dengan senyumannya. Gadis itu menggelengkan kepalanya, ah tidak boleh. El tidak boleh jatuh cinta, ia takut untuk disakiti kembali.

"Terima kasih," ucapnya. El hanya menganggukan kepalanya, sedangkan lelaki dihadapannya ini mendaratkan bokongnya di kursi.

El kini, mengambil handphonenya. Ia mengotak-atik alat tersebut, tanpa tahu El ingin membuka apa. Gadis ini memang sangat canggung bila berhadapan dengan orang baru, El sangat sulit untuk beradaptasi. Ia akan gugup bila dekat dengan orang asing.

"Eh iya, lo sendirian?" tanya lelaki itu, membuat El mendongkakan kepalanya.

"I---Iya," ucapnya gugup.

Lelaki itu terkekeh, membuat El mengernyitkan dahinya. Ada apa dengan lelaki dihadapannya ini, apakah dirinya terlihat aneh?

"Lo santai aja ngomongnya, gak usah gugup. Gue bukan penculik," kata lelaki itu dengan masih terkekeh.

El tersenyum kikuk, gadis itu kembali menundukkan kepalanya dan fokus kepada handphone-nya.

Pesanan, cepatlah datang. El sangat tidak nyaman di sini, gadis itu ingin cepat pergi segera. El merapalkan doa dalam hatinya agar pesanannya segera datang dan dirinya bisa pulang cepat.

Dan, doanya terkabul. Selang berapa menit, minuman itu datang. Gadis itu kini, meminumnya dengan terburu-buru.

Lelaki dihadapannya ini tertawa. Ya ampun, mengapa dia suka sekali menertawakan dirinya. "Pelan-pelan kali minumnya, lo lucu tahu. Gemes gue lihatnya."

GIRL IS HURT [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang