3. PULANG BERSAMA?

64 20 14
                                    

Kamu itu berbeda, dan aku menyukainya.

***

Tania kini tengah heboh, pasalnya seorang Elara Kavindra tidak mengetahui Langit Aksara lelaki most wanted SMA Violet. Ya, Rembulan sudah menceritakannya pada Tania pada saat mereka sedang membereskan alat-alat tulisnya.

"Serius lo gak tahu Langit Aksara? 1 tahun kita sekolah di sini, lo gak tahu dia?" tanya Tania sembari suaranya agak berteriak.

"Jangan teriak-teriak, untung aja kelas udah sepi," timpal Rembulan.

"Nah, iya, udahlah. Lagian, gue juga emang gak kenal dia. Gak penting juga," ujar Elara.

Mata Tania melotot. "Apa gak penting? Ya pentinglah, Elara. Nih ya gue kasih tahu, dia itu calon kekasih gue."

Gadis yang bernama Rembulan memutar bola matanya malas, begitupun Elara.

"Udah yuk pulang aja," ajak Elara.

"Yuk, tinggalin aja Tania. Lagian dia berisik amat jadi orang," balas Rembulan.

Mereka pun berjalan setelah selesai membereskan berbagai alat tulisnya. Tania yang ditinggalkan memanyunkan bibirnya dan menyusul mereka dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

***

Langit Aksara kini sudah selesai berlatih bernyanyi bersama band-nya. Tak butuh waktu lama untuk berlatih di sekolah, mereka bisa melanjutkannya di rumah Langit untuk mematangkan suaranya. Lelaki itu melihat Elara sedang berjalan menuju gerbang, Langit tersenyum. Ini kesempatannya untuk mengajak gadis itu pulang bersama.

"Eh, gue duluan ya." Langit berpamitan pada sahabatnya itu.

"Lah, kok? Katanya mau bareng, lo gimana sih?" protes Angkasa.

"Biasa ini urusan cewek, lo kalo mau ke  rumah gue duluan aja ya."

"Oh, Elara anak kelas IPA 1 itu?" tanya Nova.

Langit tersenyum. "Iya, yaudah gue duluan, bye."

Langit sudah bercerita pada teman-temannya, ia juga sudah bertanya pada teman sekelasnya dan beruntungnya Indri mengetahui gadis itu, ia juga mempunyai nomor handphonenya. Karena kebetulan mereka satu ekstrakulikuler.

***

Elara kini menunggu jemputan, katanya abangnya akan menjemput dirinya. Awalnya ia heran, karena tumben sekali abangnya ini menjemput dirinya. Biasanya, ia tak menjemput karena terlalu sibuk dengan urusan kulianya.

Sudah sedari tadi ia menunggu, tetapi abangnya ini tak kunjung datang. Apa dia hanya memberi harapan palsu saja? Teman-temannya sudah pergi duluan, mereka sudah ada yang menjemputnya.

Elara kesal, ia mencoba menghubungi abangnya tetapi tidak diangkat. Elara mencoba berpikir positif, mungkin di jalan abangnya ini terkena macet.

Motor berwarna merah, berhenti tepat di depannya. Siapa dia? Tak mungkin abangnya, karena lelaki itu memakai seragam SMA.

Sang pemilik motor, membuka helm-nya. Elara membelalakan matanya, ternyata pemilik motor itu adalah Langit Aksara? Lelaki yang ia temui di cafe, dan mengajak berkenalan di koperasi sekolah.

"Hai, mau pulang bareng?" ajak Langit.

Elara tersenyum kikuk, ia menggelengkan kepalanya.

"Loh, kenapa? Gak akan ada angkutan umum yang lewat loh jam segini," ujar Langit.

"Gue ... nunggu jemputan, jadi gue gak butuh tumpangan. Maaf."

Langit mendesah, ia menunjukkan raut wajah kecewa. "Tapi, ini udah jam segini loh. Masa masih mau nunggu jemputan?"

Elara bergumam dalam hati, ia berharap abangnya itu segera datang. Sungguh, posisi ini sangat tidak enak bagi Elara.

"Gue–––"

Kalimatnya terpotong saat suara klakson mobil terdengar di depannya, ah Elara menghela napasnya lega. Akhirnya abangnya itu datang. Kaca mobil itu dibuka, terlihatlah abangnya di dalamnya.

"El, cepat masuk. Cuacanya mendung, kayaknya udah mau hujan."

Elara menganggukkan kepalanya. Ia menoleh ke arah Langit, lelaki itu pun tersenyum dan mempersilahkannya. Setelah itu, Elara pun masuk ke dalam mobil. Kini, mobil itu sudah melaju dan menyisakkan Langit yang kini penuh tanya di kepalanya.

***

Giman-gimana? Lanjut atau enggak? Ini part terpendek sih yang aku tulis, maafkan yaaa.

Selamat membaca dan jangan lupa vote dan komen👌

GIRL IS HURT [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang