19. Terungkap

21 5 0
                                    

Elara menganggukkan kepalanya. "Aku boleh tanya satu hal Om, Tan?"

"Boleh," jawab Mama Ethan seraya tersenyum.

"Sebenarnya ada apa dengan Ethan? Kenapa bagian perut sebelah kanannya ada bekas operasi, Om, Tan?"

Papa dan Mama Ethan saling melirik, apakah mereka harus membongkarnya sekarang? Ethan yang menyuruh mereka menyembunyikan ini dari Elara. Namun, mungkin ini saatnya mereka membuka semuanya.

"Sebenarnya ... Ethan bilang sama tante, kalo tante gak boleh ngasih tahu ini sama kamu."

"Tapi, mungkin ini sudah waktunya kamu tahu. Ethan mengidap penyakit ginjal waktu itu, ia harus dioperasi dan diambil salah satu ginjalnya. Sebenarnya, kami pergi ke New York itu bukan semata-mata karena Papa Ethan dipindahkan kerja, tetapi kita juga ingin mengobati anak kita."

Mata Elara membulat. Ia terkejut, jadi selama ini Ethan menyembunyikan penyakit itu darinya? Kenapa? Kini, wajahnya memerah. Elara menahan tangisnya, Langit yang berada di sampingnya merengkuh dirinya.

"Tapi, kenapa Ethan rahasiain ini semua, Tan?"

"Dia gak mau kamu sedih, El. Karena baginya, kamu itu adalah ratu di hatinya. Dia gak mau kalau sampai ratunya bersedih."

Air matanya kini sudah turun. Entah mengapa, hari ini dirinya dikejutkan oleh beberapa hal. Hari ini dirinya penuh dengan tangisan.

Ethan, kenapa kamu nyembunyiin ini? Aku selalu bilang apapun ke kamu, tapi kamu bermain rahasia-rahasiaan.

Elara mengusap air matanya, ia pun melepaskan dirinya dari rengkuhan Langit. Gadis itu menghela napasnya panjang. "Kalau gitu, aku boleh masuk ke ruangan Ethan, Tan?"

Mama Ethan tersenyum, lalu mengangguk. "Boleh."

Elara pun menoleh ke arah Langit, lelaki itu menganggukkan kepalanya. Kini, gadis itu masuk ke dalam ruangan Ethan. Aroma khas rumah sakit tercium olehnya, bau obat-obattan membuatnya ingin muntah.

Ia kini sudah menggenggam tangan Ethan, ia kembali menangis. Elara duduk di sampingnya. "Ethan, kenapa kamu harus menyembunyikan suatu hal dari aku? Kamu tahu, aku gak pernah nyembunyiin apapun. Katanya, jangan ada rahasia diantara persahabatan kita. Tapi, kamu melanggar, Than. Kamu jahat!"

"Sekarang aku mohon kamu bangun, aku gak mau kamu kayak gini. Bangun, Ethan! Aku mau kamu jelasin semuanya, aku mau denger dari mulut kamu sendiri."

Elara sudah menundukkan kepalanya, ia menyenderkannya di tangan Ethan. Gadis itu menangis kembali, tak lama kemudian lelaki itu menggerakkan tangannya. Elara kini melihat ke arah wajah Ethan, ia tersenyum. Perlahan-lahan matanya sudah membuka.

Tangan Ethan kini mengelus puncak kepala Elara, ia tersenyum. "Kamu kenapa nangis?"

"Kamu jahat, Than!"

Ethan mengerutkan keningnya. "Jahat kenapa?"

"Kamu udah berani main rahasia-rahasian sama aku."

Lelaki itu mendadak terdiam, namun tak lama kemudian ia terkekeh. "Maksud kamu apa sih?"

Elara mendelikkan matanya. "Gak usah pura-pura deh, aku udah tahu semuanya dari mama kamu."

GIRL IS HURT [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang