Sehun beranjak dari duduk berjalan menuju pintu, namun Jongin tidak kembali sendiri malam itu dan tidak pula bersama Baek ataupun Chanyeol. Jongin pulang dalam kondisi mabuk bersama seorang perempuan yang membantunya berdiri. Sehun tidak mengenal perempuan itu dan sepertinya ia juga tidak pernah bertemu dengan perempuan tersebut.
"Dia minum begitu banyak dan berakhir mabuk." Ujar si perempuan begitu melihat Sehun membuka pintu.
Sehun mengangguk mengerti, ia melangkah mendekat sebelum mengambil alih tubuh Jongin dari wanita tersebut untuk membantunya berdiri.
"Seorang penyanyi minum di sembarang tempat adalah hal yang rawan, jika dia masih melakukan itu maka bukan hal yang mustahil nanti akan ada skandal kedua." Ujar si wanita dengan senyuman.
"Apa dia melakukan hal aneh?" Tanya Sehun ragu-ragu.
"Kenapa tidak kau coba untuk mengikutinya jika lain hari dia kembali pergi?" Wanita tersebut tampak tersenyum menggoda dengan senyuman nakalnya.
Sehun hanya tersenyum tipis sebelum membawa Jongin mundur beberapa langkah.
Wanita itu mengernyitkan dahinya, "Kau tidak akan menawarkan aku untuk masuk?"
"Maaf, tapi apa kau perlu uang untuk taksi?"
"Tidak. Aku bawa mobil." Wanita itu berbalik siap untuk meninggalkan kediaman Sehun dan Jongin.
"Terima kasih sudah mengantarnya pulang." Ujar Sehun saat melihat wanita tersebut sudah melangkah menjauh.
Wanita yang memakai gaun minimalis dengan punggung terekspos tersebut hanya melambaikan tangan tanpa berbalik sebagai jawaban atas ucapan terimakasih Sehun.
Sehun melirik kearah pemuda yang tengah memejamkan mata di sampingnya sebelum ia sedikit membungkukkan tubuh untuk meraih kaki Jongin supaya dapat menggendongnya.
Sehun membawa Jongin kedalam kamarnya dengan gendongan bak seorang putri, ia merebahkan pemuda itu ke atas tempat tidur sebelum mengambil air hangat dan juga handuk. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 2 dan Sehun masih harus membersihkan tubuh sang suami. Namun, baru saja Sehun membuka kancing paling atas ia terkejut dengan apa yang di lihatnya. Bukan hanya satu, tapi ada tiga kissmark dibawah tulang selangkanya.
Sehun memejamkan matanya erat-erat, meremas kedua tangannya untuk menahan emosi bahkan hingga telapak tangan itu memutih. Sehun berdiri hendak meninggalkan Jongin, membiarkan pemuda tersebut dengan kondisi seperti itu. Namun saat ia berdiri, ia merasa jika dirinya adalah lelaki yang tidak bertanggung jawab apabila membiarkan sang pasangan dalam kondisi mabuk dan belum di bersihkan. Lagipula, bagaimana Jongin bisa tidur nyenyak jika Sehun tidak membantunya membersihkan tubuh yang berkeringat dan aroma minuman keras yang menyengat. Ia kembali duduk setelah menghela nafas yang cukup panjang, duduk di samping Jongin berbaring pada tepi ranjang. Sekali lagi ia membulatkan tekadnya dengan melanjutkan membuka kancing pakaian Jongin, menghela nafas syukur karena tidak ada lagi kissmark di bagian bawah dada.
Sehun memulai membersihkan tubuh sang suami tanpa melepaskan celana Jongin, ia hanya membersihkan telapak kakinya sebelum mengambilkan pakaian ganti yang lebih ringan untuk pemuda tersebut. Selesai dengan menggantikan pakaian, Sehun kembali ke kamarnya sendiri untuk tidur. Setidaknya ia masih ada waktu untuk tidur meskipun jam menunjukkan pukul setengah 4 pagi.
Begitu sinar mentari mengusik tidurnya, Sehun dengan perlahan membuka mata. Mengerjapkan mata beberapa kali untuk membiasakan penangkapan cahaya sebelum ia beranjak dari posisi awalnya. Seperti rutinitas biasa, ia langsung mandi, bersiap dengan pakaian kerja sebelum berjalan menuju dapur mengabaikan pintu kamar sebelahnya dimana Jongin tidur. Jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi saat Sehun sudah berdiri di dapur dan bersiap membuat sarapan. Tidak seperti hari sebelumnya, kali ini ia hanya menyiapkan sandwich untuk sarapan hari ini.