Malam dimana Jongin dan Sehun bertengkar, Jongin merasa gelisah saat di kamar sendirian. Jongin merasa jika ia terbebani dengan kejadian tadi apabila tidak segera meminta maaf. Meskipun meminta maaf adalah hal yang amat sulit serta mustahil untuk dilakukan Jongin, namun karena sang suami yang sudah membawakan oleh-oleh, ia merasa tidak masalah sesekali meminta maaf padanya. Bagaimanapun, Sehun marah karena dirinya bukan karena yang lain.
Setelah bergulat dengan hati dan pikirannya, ia memutuskan mulai melangkah menuju kamar Sehun. Cukup lama ia berdiri di balik pintu tak kunjung mengetuk ataupun masuk tanpa permisi seperti sebelumnya yang pernah ia lakukan.
"Tuan?" Suara Choi yang menginterupsi pemikiran Jongin secara tiba-tiba tentu saja membuatnya melonjak terkejut.
"Astaga! Kau membuatku terkejut, sialan!" Protes Jongin.
"Ah maaf..." Choi memberikan hormat sebelum kembali menegakkan tubuhnya, "Apa yang tuan lakukan disana? Kenapa tidak masuk? Apa tuan Sehun tidak merespon panggilan anda?" Tanya Choi ragu, ia mengira jika Jongin sudah memanggil Sehun namun si pemilik kamar belum kunjung membukakan pintu.
"Eum... Tidak! Aku belum memanggilnya. Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jongin, terlihat keningnya yang mengernyit dapat dipastikan jika ia tengah terheran mengenai keberadaan Choi.
Choi tersenyum sebelum berjalan lebih dekat ke arah Jongin, "Tuan Sehun melupakan bingkisan yang beliau titipkan kepada saya." Choi mengangkat sebelah tangannya yang membawa dua tas putih yang bertuliskan sebuah merk terkenal.
Sebelah alis Jongin terangkat, "Apa itu?"
"Saya ragu untuk memberitahu anda, bagaimana jika anda langsung bertanya kepada tuan Sehun?" Tawar Choi dengan senyuman.
"Kau saja yang mengetuk pintu!" Ujar Jongin mundur selangkah mempersilahkan Choi yang berdiri di depan pintu untuk mengetuknya.
Choi memiringkan wajahnya curiga, namun ia tetap mengetuk pintu sang bos.
Beberapa kali ketukan sebelum Sehun membuka pintu dan menunjukkan tubuhnya yang hanya tertutupi handuk di bagian pinggang ke bawah.
"Yakk! Apa yang kau lakukan tanpa pakaian?" Teriak Jongin refleks begitu melihat kondisi Sehun.
Sehun mengerutkan keningnya bingung, "Aku baru saja selesai mandi. Apa yang salah? Apa aku harus mandi dengan pakaian lengkap?"
"Terserah kau saja! Dasar!" Jongin pergi meninggalkan tempat, melupakan rencananya untuk meminta maaf pada Sehun.
Sehun menatap punggung Jongin yang menjauh dengan bingung, "Apa masalahnya?"
Choi tersenyum sebelum berkata, "Sebenarnya saya melihat beliau berdiri di depan kamar anda cukup lama sebelum saya menyapanya."
"Dia? Berdiri disini? Lama? Untuk apa?"
"Saya kurang tau tuan, saya kemarin hanya ingin mengantarkan ini." Choi menyodorkan 2 tas yang ia bawa sedari tadi.
Sehun mengangguk paham sembari mengambil alih tas yang diberikan oleh Choi.
"Minta Tae untuk menyiapkan mobil setengah jam lagi, kau istirahat saja di rumah. Oke?" Perintah Sehun yang tentu saja di iya kan oleh Choi.
Setelah memastikan Choi pergi, Sehun masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian sebelum ia pergi ke kamar Jongin.
"Jongin..." Panggil Sehun sembari mengetuk pintu.
Jongin yang tengah bersantai di atas ranjang tentu saja langsung membuka pintu, "Apa?" Tanya nya dengan nada ketus.
"Mau ikut? Aku akan pergi mengunjungi rumah kedua orang tua kita untuk membawakan oleh-oleh." Sehun menunjukkan dua bingkisan yang Jongin tau itu di antarkan Choi sebelumnya.