"...sebuah video dimana menunjukkan seorang penyanyi muda bernama Kim Jongin bersama seorang wanita di klub malam baru saja beredar di internet. Dikabarkan jika video ini di ambil tepat sebelum pernikahannya dengan putra kedua keluarga Oh berlangsung, benarkah pernikahan...."
Petz!
Sehun mematikan televisi yang baru saja menyala itu, ia meraih ponsel yang berada disampingnya. Sekarang Jongin dalam penerbangan menuju Korea setelah kemarin berhasil melakukan konser di Jepang. Sehun membuka aplikasi browser, semua membahas berita yang sama, berita tentang Jongin dengan si gadis tengah melakukan tindakan tidak pantas disebuah klub.
Sehun melirik ke arah jam tangan, 10 menit lagi pesawat yang ditumpangi Jongin akan mendarat. Menunggu di rumah tidak akan membuatnya tenang, ia memilih meraih kunci mobil serta jaket sebelum meninggalkan apartemen baru untuk ia dan Jongin.
Selama di perjalanan, Sehun terus mendapatkan panggilan dari Tuan Oh dan juga Tuan Kim. Video tersebut, baru satu jam di upload tapi sudah menjadi konsumsi publik dan menjadi berita utama malam ini. Hal yang percuma jika tetap menerima panggilan dari pihak keluarga, ia sudah tau apa yang akan mereka tanyakan dan Sehun belum ada keinginan ataupun niat untuk memberikan jawaban atas panggilan mereka.
Sehun berhenti di area parkir sebelum menghubungi Choi karena ia sudah melihat sebuah pesawat yang terlihat baru saja mendarat di bandara tempatnya berada sekarang. Sehun berjalan menuju pintu utama dimana terlihat gerumunan pers sudah menutupi sebagian jalanan.
Sulit untuk memastikan apakah yang ia cari ada didalam gerombolan tersebut atau bukan. Namun, Sehun menemukan pemuda yang ia cari begitu berhasil memastikan jika dibalik gerombolan para pers itu adalah sang suami. Jongin masih belum mengerti apa yang terjadi, terlalu banyak pertanyaan hingga membuatnya pusing. Begitu banyak pers bergerombol membuat fokusnya menurun, namun di balik para pers yang melingkar didepannya ada sosok yang ia kenal tengah berdiri menatap dengan khawatir. Namun detik berikutnya, sosok yang memberikan tatapan khawatir itu tersenyum. Pemuda itu seolah membelah gerombolan para pers dengan langkahnya, ia berjalan mendekat tanpa halangan sebelum berdiri didepannya memakaikan topi hitam yang sedari tadi ia genggam."Maaf, tapi suami saya dalam kondisi tidak baik untuk berkomentar. Tolong beri sedikit ruang untuk ia bernafas..." Ujar Sehun yang sudah berdiri didepan Jongin, berbalik menghadap para pers dan memberikan punggung untuk menutupi sang suami di belakangnya.
"Choi?" Panggil Sehun dengan tenang sembari menyodorkan kunci mobil, "Silakan jika ada yang ingin ditanyakan. Tapi, biarkan suami saya beristirahat. Seperti yang anda sekalian lihat, ia baru saja mendarat..." Ucap Sehun menarik perhatian para pers yang tidak menyadari jika Choi sudah mulai menggiring Jongin untuk meninggalkan gerombolan.
Hampir satu jam Sehun melayani pertanyaan para si pencari berita, pertanyaan yang beberapa kali terulang adalah permasalahan video yang beredar. Sehun berhasil meninggalkan gerombolan setelah di bantu oleh petugas keamanan pihak bandara. Ia langsung kembali menuju mobil, duduk di kursi belakang sebelum menemukan Jongin terlihat merebahkan tubuhnya dengan tertutup topi di bagian wajah. Di bagian bawah ia duduk terlihat ponsel Jongin terjatuh, saat ia mengambilnya tanpa sengaja layar menyala dan menunjukkan berita tentang Jongin.
Sehun tersenyum, mematikan ponsel Jongin begitu menampilkan notifikasi panggilan dadi tuan Kim.
"Choi, kita pulang ke apartemen..." Lirihnya pada Choi yang duduk di balik kursi kemudi.
Choi mengangguk mengerti sebelum mulai menjalankan mobil, disisi lain Sehun menyamankan duduknya setelah mengeluarkan ponsel dari saku kiri jaket.
Ia mengirimkan pesan kepada tuan Kim dan tuan Oh jika dirinya baru saja menjemput Jongin dari bandara, jadi mereka sekarang tengah berada di perjalanan menuju apartemen. Seperti halnya tuan Oh, tuan Kim pun juga mengatakan jika mereka tengah dalam perjalanan menuju ke apartemen. Jadi, Sehun memberikan kode apartemen pada mereka.
Begitu memasuki apartemen, Jongin yang merasa lelah sehingga berjalan lebih dulu sudah dihadapkan dengan tuan Kim yang berdiri didepan tuan Oh. Beliau tampak menunjukkan kemarahannya kepada Jongin, saat tuan Kim hendak mengangkat tangan untuk memberikan tamparan pada Jongin, Sehun menarik lengan sang suami untuk mundur dan melemparkan tatapan lembut pada tuan Kim.
Sehun berbalik menoleh ke arah Jongin, "Naiklah ke kamar dan langsung istirahat..." Bisiknya lembut dengan senyuman.
Tanpa memberikan jawaban, Jongin pergi meninggalkan ruang tamu dimana yang lain masih disana.
"Choi, istirahatlah di kamar sana..." Sehun menunjuk ke arah kamar di samping ruang tamu kepada Choi, "Silahkan duduk appa..." Lanjutnya mempersilahkan tuan Kim dan tuan Oh untuk kembali duduk, sedangkan ia berjalan menuju dapur untuk mengambil beberapa minuman yang ada di lemari pendingin.
"Maaf, hanya ini yang saya punya." Ujar Sehun sembari meletakkan beberapa minuman yang sudah ia ambil ke atas meja di antara mereka.
"Tentang video itu..." Tuan Kim memulai percakapan.
Sehun tersenyum begitu lembut membuat kedua lelaki didepannya mengerti jika ia merupakan pemuda yang sabar, "Biar saya yang mengurusnya, bagaimana pun Jongin sudah menjadi tanggung jawab saya sejak kami menikah. Maaf jika lancang, tapi mulai dari sini biarkan saya yang mengambil alih tanggung jawab setiap masalah ataupun setiap tindakannya."
"Kau tidak akan marah padanya?" Tanya Tuan Oh.
Sehun menggeleng pelan, "Appa tau bagaimana aku bukan?"
Tuan Oh mengangguk mengerti, "Tuan Kim, saya rasa Sehun benar. Mulai dari sini, biarkan ia yang bertanggungjawab. Sehun pasti tau apa yang dilakukannya. Kita hanya perlu meluruskan jika ada yang salah, serta mengamati saja dari jauh."
Tuan Kim mengangguk setuju, "Baiklah. Tapi, jika kau benar-benar kesulitan dengannya dan ingin menyerah-" ucapan tuan Kim terpotong begitu Sehun mengambil alih, "Saya akan mencobanya lagi. Masih ada waktu untuk mencoba."
Tuan Kim dan tuan Oh saling melemparkan tatapan, sebelum mereka membahas hal lain dan berpamitan.
Seperginya para orang tua, Sehun pergi menuju lantai atas dimana ada tiga kamar disana. Ia lebih dulu menuju kamar tengah dan terlihat Jongin tertidur tanpa berganti pakaian terlebih dulu. Sehun tersenyum saat menyadari jika Sehun tidur begitu nyenyak. Ia berjalan mendekat menuju pemuda tersebut menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh sampai dagu sebelum kembali keluar kamar dan menuju kamar sebelah kiri. Sehun berbaring disana, mencoba memejamkan mata setelah melihat kembali beberapa berita yang beredar di dunia maya dengan ponselnya.
"Percuma, mereka tidak akan mendengarku." Gumamnya saat menemukan jika beberapa berita tetap memojokkan Jongin meskipun sudah menampilkan jawaban dari Sehun atas pendapatnya. Ia akan memikirkan langkah yang harus di ambil besok, bukan untuk dirinya tapi untuk Jongin. Karena ini pasti akan mempengaruhi para fans dan hal yang paling penting untuk di ingat adalah ini akan mempengaruhi mood Jongin besok pagi.
TEBECEH