Hari masih pagi, bahkan mentari belum menunjukkan senyumnya saat Sehun pergi meninggalkan rumah. Berbeda dengan Sehun yang sudah mulai melakukan perjalanan, Jongin baru membuka kedua matanya saat mentari sudah tersenyum lebar hingga menyembunyikan bayangan.
"Haaaaahhhh...." Jongin menghela nafas panjang, masih jam 1 siang saat ia melirik ke arah jam dinding kamar.
"Apakah malam masih lama? Aku ingin pergi bersama Baek." Jongin mempoutkan bibirnya kesal, mengeluh pada angin yang berhembus di ruangan tersebut menerobos sela-sela jendela kamar.
Jongin menyibakkan selimut, memperlihatkan kaki jenjangnya yang turun dari ranjang dan sudah menapak pada lantai. Ia mulai menjauh dari tempat tidur, berjalan menuju kamar mandi di ujung ruangan. Setelah membersihkan diri, Jongin memutuskan berjalan menuju dapur. Bagaimana pun, ulat-ulat kecil didalam perutnya perlu asupan meskipun ia tidak beraktivitas.
"Selamat siang tuan..." Sapa seorang pemuda bersamaan dengan nyonya Lim, orang yang biasanya membersihkan rumah Sehun.
"Selamat siang. Apa kau Tae?" Tanya Jongin tanpa menoleh ke arah pemuda berparas cantik yang tengah berdiri disamping nyonya Lim.
Tae tersenyum menunjukkan betapa cantik wajah yang ia miliki, "Benar tuan, saya Taemin. Ah, anda dapat memanggil saya Tae."
Jongin hanya mengangguk untuk memberikan jawaban, menanggapi ucapan Tae.
"Bisakah aku mendapatkan sarapan ku nyonya Lim?" Tanya Jongin dengan kedua mata yang fokus pada ponsel di tangan.
Nyonya Lim memberikan jawaban sebelum menyodorkan sarapan di siang hari untuk Jongin.
Setelah makan siang, Jongin tidak melakukan apapun. Ia hanya berpindah-pindah memainkan ponsel hingga tak terasa hari sudah mulai gelap. Melihat jam yang menunjukkan pukul 8 malam, Jongin pergi membersihkan diri dan bersiap dengan segala pernik pakaiannya. Suara bel pintu utama menandakan jika Baek sudah tiba, dengan tergesa-gesa Jongin segera berlari menuju pintu namun, Tae sudah disana lebih dulu.
"Ah! Aku mencari Jongin." Ujar Baek saat Jongin tiba di balik punggung Tae.
"Tae, itu temanku! Baek! Masuk!!" Jongin melambaikan tangannya mengisyaratkan Baek untuk masuk terlebih dulu.
Baek tersenyum lebar sembari berjalan mendekat ke arah Jongin, "Suami mu tidak di rumah?"
"Suamiku? Cih!" Jongin mencibir ucapan Baek, "Sebut saja DIA! Dia pergi ke.... Entahlah aku lupa." Lanjutnya setelah memberi penekanan pada kata dia.
Baek hanya menggelengkan kepalanya pelan, "Siapa itu?" Tanya Baek menunjuk Tae yang masih berdiri di balik pintu.
"Teman? Ah! Dia bilang aku harus punya teman selama lelaki itu tidak di rumah." Jongin menggerakkan kedua jarinya yang berbentuk petik saat menyebut kata teman, membuat Baek tertawa.
Setelah memukul bahu Baek yang tertawa terlalu keras, Jongin berjalan mendekati Tae, "Malam ini aku akan pergi bersama Baek."
"Saya ragu tuan Sehun akan memberikan ijin." Tae menjawab dengan kerutan di keningnya, sama sekali tidak mengurangi kecantikan yang ia miliki.
"Maka tidak perlu meminta ijin!" Jawab Jongin sekenanya.
Tae menggelengkan kepalanya pelan sebelum menjawab, "Saya tidak berani, maaf. Tapi, malam ini anda harus di rumah."
"Terserah! Aku akan tetap pergi! Kau tidak punya hak untuk melarang ku! Aku bosan di rumah seharian!" Teriak Jongin yang sudah kesal terhadap Tae, ia menoleh ke arah Baek, "Ayo pergi sekarang!" Ajak Jongin sebelum berbalik dan melangkah menuju pintu.