"Ayo bercerai!"
Sehun menolehkan wajahnya menatap Jongin tidak percaya, bagaimana bisa lelaki itu berkata demikian tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya seakan tanpa beban.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan itu, tapi entah mengapa aku tidak menginginkan perceraian sekarang. Aku harap kau juga berpikiran sama. Bagaimanapun aku nyaman dengan kehidupan sekarang. Hidup tanpa aturan dan beban yang berlebihan. Aku juga berharap, meskipun aku hanya menambah beban untukmu dan membuat dirimu gila akan semua tingkahku, kau juga tidak mengatakannya. Masalah asrama, aku akan memikirkannya lagi. Mungkin kau bisa membayar Tae untuk bisa menjadi sopir pribadiku selama satu bulan, dan ijinkan aku tinggal disana selama satu bulan terakhirnya. Itu sangat penting untukku, aku ingin kau memikirkan ucapanku." Jongin berbicara panjang lebar tanpa menatap ke arah Sehun.
Sehun meraih dagu Jongin yang tengah menatap arah jalanan malam menembus jendela kaca pintu mobil mereka, Sehun membuat lelaki itu menoleh ke arah dirinya sebelum mencium tepat pada bibir merah ranum milik Jongin. Hanya ciuman singkat yang lembut, "Apa kau mabuk?" Bisiknya dengan nada suara rendah.
Jongin yang sudah sadar dari keterkejutannya langsung mendorong Sehun kasar, lalu memalingkan muka. Selanjutnya hanya keheningan yang ada dalam mobil tersebut sampai tiba di rumah.
Saat sampai dirumah, tanpa menunggu lama Jongin langsung masuk ke dalam rumah mengabaikan Sehun yang berjalan di belakangnya.
Hingga pagi tiba, Jongin belum keluar kamar. Ia masih merasa kesal karena Sehun yang tiba-tiba menciumnya, meskipun Jongin sudah mengatakan apa isi hatinya dan menerima Sehun, maka bukan berarti ia bisa dicium begitu saja.
"Wanita lebih menggoda!!! Lebih menggoda!" Bisik Jongin pada dirinya sendiri di balik selimut saat baru bangun.
"Dada wanita lebih menggoda! Sungguh!" Jongin kembali meyakinkan dirinya jika ia tidak akan tergoda untuk mencoba Sehun.
"Ah sial! Kenapa bibirnya lembut sekali? Dia itu lelaki! Ayolah Jongin! Kau harus sadar!" Jongin bergulung-gulung didalam selimut saat sepintas ingatan bagaimana Sehun mengecup bibirnya.
Jongin menyibakkan selimut tebalnya saat mendengar suara ketukan pintu kamar, "Siapa?" Teriaknya.
"Tuan, ini saya Taemin. Ada tuan Baek disini ingin bertemu anda." Terdengar suara Tae dari balik pintu.
Tanpa ragu Jongin langsung membuka pintu, namun ia sangat terkejut karena yang berdiri di balik pintu tersebut adalah Sehun.
Reflek Jongin bertanya, "Kau tidak kerja?"
Sehun menghela nafas kasar saat melihat Jongin masih mengenakan piyama, "Aku kembali karena nyonya Lim mengatakan jika kau tidak makan sedari pagi."
Jongin memutar mata malas, "Aku hanya sedang malas makan. Kenapa kau bertingkah seperti aku sedang sakit?"
"Makanlah sedikit. Kau bisa sakit. Jika kau sakit itu akan jadi masalah untuk semua orang yang harus merawat mu. Bukan-" Ucapan Sehun terpotong saat Jongin dengan santainya meletakkan jari telunjuk ke depan mulut, "Sssttt!!! Kau sangat berisik!" Ujarnya sebelum menutup pintu kamar cepat, "Aku akan makan nanti!" Teriaknya sebelum berlari ke kamar mandi.
Selesai mandi, Jongin pergi makan sedangkan Sehun sudah kembali ke kantor. Hingga sore Jongin hanya bermain game dengan Tae sesaat setelah makan sampai Sehun sampai rumah lagi.