13

2.4K 297 34
                                    

Untuk pertama kalinya Sehun bangun kesiangan, selama ini ia akan selalu bangun pagi, karena kedua orang tuanya selalu menekankan untuk sarapan bersama.  Setelah beberapa minggu tidur sendiri dengan beribu pemikiran yang serasa akan menghancurkan kepalanya kapan saja, ini adalah kali pertama ia tidur bersama sang suami dengan nyenyak. Kedua ujung bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman melihat Jongin memejamkan mata dan terlihat menggemaskan. Rambut bagian depan Jongin yang menutupi kedua mata terpejam itu mengundang Sehun untuk di sibakkan, dengan gerakan lembut ia menyibakkan rambut sang suami membuat Jongin bergerak pelan. Takut jika orang yang tengah terpejam itu membuka mata tiba - tiba, ia memutuskan untuk bergerak pelan menuruni ranjang.

Ada rasa enggan untuknya menyingkir dari samping Jongin, namun mandi sepertinya adalah jalan terbaik untuk menyegarkan pikiran. Selesai dengan mandi, ia yang lupa membawa pakaian ganti hanya keluar dengan handuk abu-abu gelap melingkar di pinggang, membuat sisa air yang menempel di dada terekspos begitu saja.

Jongin yang baru duduk serta membuka kedua matanya terkejut menatap tubuh Sehun tersebut, "Yakk!!!" Suara Jongin yang serak membuat ia terbatuk.

"Kenapa berteriak?" Tanya Sehun yang berjalan mendekat ke arah Jongin, ia menyodorkan segelas air putih untuk pemuda yang masih terbatuk tersebut.

Setelah meneguk habis air putih dari gelas yang diberikan Sehun, ia mendorong lelaki itu hingga beberapa langkah, "Menjauh dariku sialan!"

"Pakai bajumu!" Jongin merasa malu dan sedikit iri melihat tubuh Sehun yang terbentuk sempurna, padahal sepengetahuannya ia sama sekali tidak pernah melihat Sehun berolahraga.

"Iya, iya! Jangan berteriak!" Peringat Sehun dengan nada rendah dan suara lembut.

Sehun berbalik menuju lemari, mencari pakaian yang nyaman di pakai. Hari ini ia ingin di rumah saja seharian. Ia berpikir untuk menghubungi kantor atau ayah Jongin setelah berpakaian nanti.

Disisi lain, Jongin menatap punggung Sehun yang terpampang di depan mata. Dalam hati Jongin berpikir, "Bagaimana bisa dia memiliki tubuh yang bagus? Kapan dia membentuknya? Bukankah dia hanya bekerja dan tidur? Itu sangat bagus untuk lelaki seperti dia. Jika saja dia menunjukkan tubuh itu pada khalayak umum, sudah dipastikan posisiku sebagai idol akan tergeser olehnya dengan mudah."

"Kau tidak mandi?" Tanya Sehun setelah berbalik tiba-tiba.

Jongin yang terkejut karena Sehun berbalik langsung merasa gugup, "Apa dia akan mengira jika aku tengah mengamati tubuhnya? Sial! Itu menggelikan!"

"Jongin?" Panggil Sehun karena Jongin tidak memberikan tanggapan.

"Apa? Iya aku mandi, tapi pakai dulu pakaianmu!"

"Aku akan berganti disini, kau mandilah lebih dulu. Aku akan menyiapkan pakaian gantimu sekalian." Saran Sehun membuat Jongin hanya mengikuti apa kata sang suami.

Jongin berjalan menuju kamar mandi, sedangkan Sehun berganti pakaian  begitu melihat pemuda itu dengan malas memasuki ruangan lain. Selesai dengan berganti pakaian, Sehun menyiapkan pakaian baru untuk Jongin. Pemuda pemilik nama Kim Jongin tersebut memang tidak memiliki pakaian cadangan di rumah keluarga Sehun, oleh sebab itu Sehun menyiapkan pakaian baru yang sekiranya cukup untuk tubuh sang suami.

Begitu Jongin selesai mandi, ia keluar dengan handuk yang melingkar di pinggang sama seperti Sehun, ia mengira jika Sehun sudah pergi meninggalkan kamar. Namun ternyata, Sehun masih sibuk dengan panggilan ke ayah Jongin.

"Yaa!!!! Kau masih disini?! Mana pakaianku?" Protes Jongin dengan suara tinggi, cukup membuat Tuan Kim yang di seberang panggilan mendengarnya.

Sehun berbalik dan menunjuk pakaian ganti di atas ranjang, ia sedikit terkejut saat melihat Jongin tanpa pakaian. Jadi, dengan segera ia berjalan menuju balkon kamarnya untuk melanjutkan panggilan.

Tuan Kim bertanya, kenapa Jongin menanyakan pakaiannya pada Sehun? Apakah setiap harinya Sehun yang menyiapkan pakaian Jongin.

Sehun terkekeh kecil sebelum menjawab, "Tidak. Itu karena kami berada di rumah keluarga saya dan Jongin tidak membawa pakaian ganti. Jadi, aku mencarikan pakaian ganti untuknya."

"Sehun? Aku lapar..." Jongin tiba-tiba muncul dari balik pintu balkon, membuat Sehun tersenyum, dengan segera ia menyudahi panggilannya kepada sang ayah mertua.

"Itu tadi appa?" Tanya Jongin begitu panggilan tertutup.

Sehun mengangguk kecil, "Hmmm.... Kau ingin menghubunginya?" Tawarnya.

Jongin menggelengkan kepalanya kecil, "Aku lapar. Ayo cepat!" Jongin menyeret lengan Sehun sehingga lelaki tersebut berada di depannya.

Jongin tau jika jam sarapan sudah terlewatkan, meskipun ia sangat lapar tetapi Jongin akan merasa malu jika dirinya yang berjalan duluan menuju dapur sekarang.

Nyonya Oh tengah melakukan panggilan di ruang keluarga saat Sehun dan Jongin hampir sampai di dapur. Sedangkan di dapur terlihat Min-suk tengah meminum air putih dengan bathrobe putih yang tidak terikat dengan benar membuat dada dan otot perutnya terekspos, tentu saja rambut basah serta tetesan air yang mengalir di sekitar dada bidang tersebut menjadi titik fokus pandangan Jongin.

Sehun berbalik dan menatap Jongin yang tengah melihat tetesan air terjatuh kedalam bathrobe, "Jangan melihatnya seperti itu! Bukankah wanita lebih menggoda?" Bisik Sehun membuat Jongin menoleh dan memukul perutnya dengan punggung tangan.

"Benar, wanita lebih menggoda. Tapi, jika lelakinya seperti Min-suk hyung. Aku akan tetap tergoda." Ujarnya, "Ayo makan!" Jongin mendorong tubuh Sehun agar segera berbalik dan berjalan lebih dekat ke meja makan.

"Kalian sudah bangun? Bukankah kau tidak pernah bangun kesiangan? Ini pertama kalinya bukan? Bahkan kau melewatkan sarapan bersama?" Ujar Min-suk yang berjalan mendekat ke tempat keduanya hendak duduk.

"Hyung, kami mau makan, bisakah kau berpakaian dengan benar dulu?" Sehun tidak nyaman saat ada orang lain disini, ia ingin berdua dengan Jongin saat ini.

"Baiklah. Jongin, selamat pagi..." Beralih dari Sehun, Min-suk tersenyum begitu lebar ke arah Jongin yang duduk di samping sang adik.

"Eh, ah. Pagi, hyung..." Jongin menjawab dengan sedikit terbata, karena sejujurnya ia ingin segera memulai makan. Namun, yang Sehun lihat bukan seperti itu. Sehun mengira jika Jongin malu dan gugup di depan sang kakak yang dengan santainya menunjukkan tubuh bagus miliknya.

Min-suk sendiri tersenyum lebar sembari meninggalkan dapur, sudah lama ia tidak menggoda adik kesayangannya dan ternyata menggoda Sehun sekarang ini masih menyenangkan.

Sehun menatap Jongin sedangkan pemuda yang tengah diperhatikan tersebut sibuk dengan mengambil beberapa makanan. Kedua manik mata Sehun masih fokus dengan Jongin, ia menatap sendu sang suami, "Jika kau disuruh memilih Min-suk hyung dan aku. Siapa yang akan kau pilih?" Tanyanya berharap mendengar jawaban yang baik.

Jongin langsung menghentikan pergerakan tangannya, menatap balik ke arah Sehun. Ia tak mengerti kenapa Sehun mempertanyakan hal tersebut dengan mata yang menyiratkan luka.

"Apa yang kau tanyakan? Min-suk hyung dan dirimu?"

TEBECEH

Siapa yang dipilih? Ini sangat menggemaskan!!!

Cinta Atau Tanggungjawab (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang