Sehun tengah menatap kesal kepada seorang pemuda yang sedang bercanda ringan dengan sang ibu di taman samping rumah. Ia sendiri masih berada di balik meja makan pagi ini, menatap ke arah luar dimana Jongin berada. Sehun merasa kesal karena jawaban Jongin atas pertanyaan yang ia ajukan beberapa menit lalu.
Flashback
"Jika kau disuruh memilih Min-suk hyung dan aku. Siapa yang akan kau pilih?" Tanya Sehun kala itu saat ia merasa sedikit kecemburuan atas tatapan Jongin kepada sang kakak.
Bukan memberikan jawaban, Jongin mengucapkan kembali pertanyaan yang ia dapat untuk memastikan jika pendengarannya tidak salah, "Apa yang kau tanyakan? Min-suk hyung dan dirimu?"
Sehun mengangguk membenarkan atas pertanyaan tersebut.
Namun bukan Jongin namanya jika tidak membuat kesal Sehun lebih dari ini. Sehun yang sudah memasang wajah harap-harap cemas harus menelan pil pahit begitu saja karena Jongin tertawa menggemaskan, "Apa kau gila? Pilihan macam apa itu? Kau harus memasukkan seorang wanita dalam pilihan tersebut! Kau tau aku suka dada dan bukan batang bukan?"
Sehun yang sedari tadi sudah menahan nafas takut mendengar jawaban jika suaminya tersebut akan memilih Min-suk, langsung saja menghela nafas panjang, "Ya kau benar, harusnya aku memasukkan nama wanita cantik. Misal seperti wanita yang mengantarmu pulang atau menambah kissmark di dadamu setiap harinya." Sehun benar-benar kesal atas jawaban yang ia dapat.
Jongin sendiri hanya menatap Sehun malas sebelum beralih mengambil makanan didepannya.
Flashback end
"Apa yang kau lakukan? Menatap tajam suami mu sendiri?" Suara Min-suk terdengar sedikit lirih, ia baru saja datang dari arah belakang tempat duduk Sehun di ruang makan.
"Kenapa kau tidak pergi kesana? Bukankah kau ingin kesana?" Min-suk kembali bertanya karena Sehun hanya menoleh untuk menatap dirinya alih-alih memberikan jawaban.
"Ya, aku ingin kesana lalu menariknya kedalam kamar sebelum membuka semua pakaian yang ia kenakan. Jika saja kami di rumah kami sendiri." Jawab Sehun tanpa menoleh kepada kakaknya yang sudah duduk di kursi samping ia berada.
Min-suk tertawa cukup keras hingga membuat Jongin dan nyonya Oh menoleh ke arah sumber suara, ia melambaikan tangan kepada dua orang yang menatapnya terkejut sebelum memberikan senyuman.
"Tentu saja itu tidak mungkin terjadi, bahkan kalian belum melakukan malam pertama dan dia sudah bersama wanita lain." Jawab Min-suk membuat Sehun memberinya tatapan kesal.
"Aku asal bicara karena tingkahnya, tapi jika dilihat dari ekspresi mu sekarang, aku benar bukan? Wajahmu benar-benar mudah terbaca." Lanjutnya menggoda adik kesayangannya itu.
Sehun hanya menghela nafasnya panjang sekali lagi, "Kau benar. Dia lebih menyukai wanita." Ujar Sehun sebelum berdiri dan kembali ke kamarnya. Ia tidak marah kepada Min-suk karena itu adalah kenyataan yang ada, tapi ia kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa menjauhkan Jongin dari wanita. Sehun adalah suaminya, tapi yang memberikan nafkah batin bukanlah dirinya melainkan wanita - wanita di luar sana. Mungkin tidak ada salahnya jika ia mencoba bersama satu atau dua wanita lain seperti yang Jongin lakukan.
Sehun terduduk di tepi ranjang begitu sampai didalam kamar, entah sejak kapan Jongin mengikuti dirinya dan sudah menutup pintu sebelum berjalan mendekat kepadanya.
Jongin berdiri didepan Sehun, "Apa dia mengatakan sesuatu yang buruk?"
Sehun harus sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap kedua mata si pemberi pertanyaan, "Tidak. Dia hanya mengingatkan aku pada sebuah kenyataan."
"Apa itu?" Sehun tidak dapat mengerti ekspresi apa yang Jongin berikan saat ia memberikan pertanyaan ini.
Jongin menatap Sehun yang tampak meyakinkan diri sendiri bahwa semua baik-baik saja saat ia memberikan jawaban, "Bahwa semua bukti yang tertulis tidak selalu benar adanya jika kita belum melihat kenyataan."
Jongin tersenyum kecil, "Wajahmu benar-benar menuliskan segala hal. Jika ia mencoba meremehkan mu, maka buktikan jika kau bisa melakukan lebih dari itu."
"Tapi, aku tidak tau caranya." Jawab Sehun ingin mencoba memancing apa pendapat Jongin atas kebimbangan yang ia rasakan.
"Dia meremehkan dirimu atas masalah apa?"
"Aku yang tak pernah menyentuh suamiku tetapi ia terus bersama wanita lain setiap malamnya."
Jongin terdiam, ia terkejut karena jawaban yang diberikan Sehun. Bagaimana bisa Min-suk tau hal seperti itu? Dan bagaimana bisa lelaki itu langsung bertanya kepada Sehun?
"Tentu saja karena pernikahan kita hanya berdasarkan perjanjian. Apa dia tidak tau itu?" Jongin dengan asal memberikan jawaban untuk menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba tercipta.
"Bagaimana jika tidak ada perjanjian itu?" Sehun semakin penasaran dengan segala kemungkinan yang ada.
"Tentu saja tidak ada pernikahan. Kau ini bagaimana?" Jongin tersenyum sebelum berjalan meninggalkan tempatnya semula menuju sisi lain untuk mengambil ponsel di atas nakas.
Sehun menatap punggung Jongin, lelaki itu benar tentang perjanjian dan pernikahan. Sehun tersenyum pahit mengingat jawaban Jongin, ia mengulang dalam hatinya sendiri, "Tentu saja tidak ada pernikahan."
"Ah! Sehun, dengar!" Ujar Jongin tiba-tiba dengan nada excited hingga ia memiringkan tubuhnya menghadap Sehun, "Aku akan ada latihan tiga hari lagi dan di haruskan tinggal di asrama bersama member lain." Jongin tersenyum lebar tampak bersemangat.
"Tidak." Jawab Sehun membuat senyum Jongin luntur begitu saja.
"Apanya yang tidak, bodoh!"
"Kau bisa berlatih dan melakukan segala aktivitas grup mu, tetapi untuk tinggal di asrama, kau tidak busa melakukannya. Jangan membantah! Karena ini keputusan akhir, jika kau ingin tinggal disana itu tidak lebih dari 5 hari seperti yang aku lakukan untuk perjalanan bisnis."
"Terserah! Aku akan tetap tinggal disana dua bulan!" Bantah Jongin yang sudah menghadap Sehun sempurna.
"Tidak!" Sehun menatapnya tajam tepat seperti hari dimana ia memperingatkan Jongin untuk tidak keluar rumah selama dirinya melakukan perjalanan bisnis.
"Sehun, kau tidak bisa melakukan itu. Itu hanya di asrama. Aku tidak kemana-mana selama dua bulan. Bukankah itu bagus untukmu? Kau tidak perlu mengawasi ku dan aku akan melakukan segala hal di dalam asrama itu selama dua bulan tersebut." Jongin mencoba merayu Sehun supaya memberinya ijin.
"Itu yang aku tidak suka, aku tidak bisa mengawasimu. Kau itu licik dalam hal seperti ini, kau bisa saja kabur begitu malam tiba. Jangan membantah!"
"Jika kau tidak memberiku ijin, aku akan pergi kesana tanpa ijin darimu."
"Coba saja!" Ujar Sehun sebelum berdiri dan meninggalkan kamar dengan membanting pintu cukup keras.
Jongin terkejut, kenapa Sehun marah hanya karena itu. Bukankah seharusnya ia senang jika tanpa dirinya perlu mengawasi sudah dapat dipastikan ia tidak ke clubbing. Kabur? Tidak mungkin Jongin kabur dari asrama yang dijaga ketat oleh pengawal disana.
TEBECEH
Nggak adakah pembaca yang baik hati dan berbudi luhur yang pengen kasih aku foto hunkai atau video hunkai gitu? Bukankah berbagi itu indah selama bukan berbagi suami atau istri?