Pintu kamar mandi di sebuah apartemen terbuka perlahan. Seorang perempuan berbalut jubah mandi berwarna pink muda menunjukkan diri. Rambut panjang bergelombangnya dibalut handuk kecil berwarna putih. Ia berjalan santai ke luar, langkahnya seiring dengan sorot matanya memandang saat ini. Menatap cahaya jingga dari balik jendela besar yang menampakkan indahnya pemandangan matahari petang.
Letta terus melangkah seraya menatap cahaya jingga yang menyebar di antara langit dan awan. Tidak ada yang dipikirkannya saat ini. Ia hanya menikmati harinya. Karena itulah yang seharusnya. Tidak perlu memikirkan apa yang akan terjadi. Ia cukup menjalani yang menjadi pilihannya.
Ia lantas berhenti dan duduk di bangku yang disediakan tak jauh dari jendela. Bangku bersantai yang sengaja diletakkan menghadap matahari terbenam. Kemudian jemari lentiknya yang cantik menyentuh gelas kaca berisi wine yang baru saja dituangkan. Menyesapnya perlahan, menikmati.
Menikmati setiap sesapan yang mengalir di tenggorokannya.
Malam ini adalah harinya. Bukan hari pertama yang menegangkan. Namun ia belum tahu akan seperti apa sosoknya. Sebelumnya mereka telah berkomunikasi untuk membuat kesepakatan. Kesepakatan hanya di antara mereka. Kesepakatan yang juga akan selalu berakhir di apartemen Letta.
Ting-nong!
Suara bel pintu apartemen terdengar. Letta lantas berdiri dari duduknya. Ia memastikan seseorang yang datang melalui monitor. Membukanya ketika orang itu benar yang akan bermalam dengannya.
"Hai," sapa hangat lelaki berkemeja biru navy dengan lengan panjang yang dilipat. Pakaiannya nampak kusut, namun berlawanan dengan wajah sumringahnya ketika melihat sosok Letta ternyata lebih dari yang dibayangkannya. Terlebih Letta mengenakan jubah mandi dengan rambut panjang yang sedikit basah.
Letta mempersilakan lelaki itu masuk setelah membalas sapaannya. Lalu bergegas menuju lemari dan membawa jubah mandi berwarna abu. Menyerahkan pada lelaki yang baru saja meletakkan tas kerjanya dan kini tangannya membuka kancing kemeja. Bersiap.
"Harus mandi dulu." Ucap Letta memangkas kebingungan lelaki itu.
Meski semua akan berakhir dengan keringat keduanya, tetapi Letta tak akan sembarang berhubungan dengan lelaki sebelum membersihkan diri. Terlebih lelaki itu baru pulang bekerja. Serupawan apapun wajahnya. Setinggi apapun nafsunya. Letta akan menghentikannya dan mengarahkan untuk membersihkan diri. Semua yang akan terjadi di luar kendali baginya harus dikendalikan pada langkah awal, berikutnya adalah menikmati kenikmatan bersama.
Dan selagi menanti lelaki itu, Letta memutuskan untuk mengeringkan rambutnya dengan hairdryer dan sedikit memoles wajahnya supaya jauh lebih menarik. Sampai beberapa menit berlalu dan pintu kamar mandi terbuka beriringan dengan lelaki tadi yang jauh terlihat fresh namun kilauan hasrat di matanya semakin membara.
Dengan langkah tergesa, begitu melihat Letta yang kini sedang menyiapkan secangkir minuman di dapur langsung saja dia memagut bibir merah ranumnya. Lelaki itu nampaknya tak ingin berbasa-basi untuk malam ini. Sekalipun untuk menyesap secangkir minuman yang disediakan Letta. Baginya, Letta saat ini lebih menarik untuk dicicipi.
Ciuman itu terjadi begitu kilat menyentuh bibir Letta. Letta mengikuti saja dulu apa maunya. Dan kini ciuman itu beralih dengan ganasnya ke rahang Letta.
"Harum." Ucap lelaki itu disela-sela ciumannya yang diiringi erangan. Letta turut larut dengan kenikmatan yang diterimanya. Hingga tak sadar jubah mandinya mulai menyingkap menunjukkan bahu mulus Letta.
Mereka belum mau beralih dari dapur. Keduanya masih melucuti kain menutup hasratnya hingga benar-benar terbuka dan siap saling menyantap yang sesungguhnnya. Perlahan lelaki itu menyentuh lekukan pinggang Letta yang mengarah ke bokong yang begitu padat ketika disentuh. Sedangkan bibir lelaki itu kini telah menjelajahi leher mulus Letta dan Letta menikmati beriringan dengan erangannya.
Dan berbagi kenikmatan malam itu... membara bersama gairah.
taraaaaaa... gue datang bawa kisah baru. kali ini kisah tentang Letta.
gimana prolognya? udah ada gambaran tentang sosok Letta dan gimana kisahnya?
berhubung di prolognya udah ada gambaran "sesuatu yang plusplus", jadi mohon bijak dalam membaca yaaa *kedip sebelah mata*
sampai ketemu di bagian 1, nanti, byebye
01 Juni 2020 - 3.43 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain
General FictionLetta bukanlah mahasiswi biasa di kampusnya. Ia adalah mahasiswi 'bertarif' yang tidak diketahui teman-teman kampusnya, kecuali lelaki 'bermodal' yang bisa tutup mulut. Letta juga mahasiswi penerima beasiswa kurang mampu, tapi ia mampu beli iPhone...