Resa meneguk ludahnya berkali-kali merasa gugup setengah mati sedangkan Radit disampingnya masih menatapnya penuh selidik.
Apa yang harus Resa katakan?
Resa berkali-kali merutuk karena bisa-bisanya ia begitu ceroboh menaruh kertas kecil sepenting itu dikotak meja yang memang ditempati oleh mereka berdua.
Tentu saja Radit pasti akan melihatnya.
Jujur saja gadis itu belum siap jika harus mengungkapkan perasaannya.
Radit mengangkat sebelah alis merasa sepertinya pertanyaannya tidak akan dijawab, yasudah Radit tidak akan memaksa, pemuda itu mengambil ponsel yang ia letakkan didalam kotak meja kemudian memainkannya.
Beberapa menit berlalu.
Resa menghembuskan nafas berat, setelah sekian lamanya bergulat dengan fikiran, akhirnya gadis itu memutuskan untuk memberitahukan perasaanya kepada Radit hari ini.
Baru saja akan membuka mulut, Resa terkejut dengan umpatan Radit disebelahnya, pemuda itu marah-marah sampai menunjuk-nunjuk ponsel ditangannya.
"Ahhh.. Udah gede, capek-capek gue kasih makan! buat apa kalo nabrak yang kecil aja lo mati? Ha! Emang ya kecil-kecil gak tau diri! Berani-beraninya muncul didepan yang gede!" Omelnya masih menunjuk gemas kepada ponsel ditangannya.
Pemuda itu sedang bermain game.
Membesarkan Cacing.
Yes, Worms Zone.
"Ahhh... gak terima gue udah tiga juta beratnya" Radit masih saja pada kegiatan mengomel nya, cowok itu membanting ponselnya kesal kemudian menjambak rambutnya frustasi.
Resa disebelahnya bingung harus berbuat apa, cewek mungil itu bimbang antara ngakuin atau diem aja karena Radit kan lagi emosi-emosinya, ntar kalo dia malah di tolak terus dimaki-maki kan serem.
Resa menimang kembali apa yang harus ia lakukan, gadis itu teringat dengan prinsipnya, 'Sekali bertekad gak bakal oleng' jadi Resa akan menunggu sampai Radit tenang.
Namun sepertinya Radit tidak akan tenang karena sampai saat ini cowok itu justru kembali mengambil ponselnya dan melanjutkan permainan, masih dengan umpatan-umpatan yang keluar dari mulutnya.
Resa membasahi bibirnya sesaat kemudian memberanikan diri memanggil Radit.
"Dit"
"Ho" Radit masih fokus pada permainannya, pemuda itu hanya menjawab asal panggilan gadis disampingnya.
"Gue mau ngomong boleh gak?"
"Ini kan lo lagi ngomong" jawabnya masih belum mengalihkan pandangannya.
Resa meneguk ludahnya, gadis itu menghembuskan nafas sesaat sebelum berkata.
"Gue suka sama lo"
"Hm, iya banyak si yang suka ke gu—,. EH!!" ucapan Radit terhenti, cowok itu hilang fokus, langsung mengalihkan pandangannya dari layar handphone.
"Lo suka ke gue?" Tanyanya tak percaya, cowok itu menunjuk diri sendiri dengan telunjuknya.
Resa mengangguk malu, gadis itu menunduk menutupi kedua pipi bulatnya yang mungkin sudah memerah.
Radit diam tapi kemudian tersadar, pemuda itu menolehkan kepala menatap layar handphone kemudian mengerjap.
"Kan, mati lagi.." ucapnya frustasi, agak terdengar seperti rengekan.
Random amat pak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa √
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika cowok yang di juluki datuk buaya bertemu dengan gadis mungil bermata bulat yang jatuh hati padanya di pandangan pertama? . Start : 1 Januari 2020 End : 30 Januari 2020