#32 Makam dan Kue🍭

3.9K 229 12
                                    

༺❀༻

HAPPY READING!!

Pagi ini Arvin tengah menonton televisi,karna hari ini adalah hari libur.

"Vin" panggil Dirga

Arvin menoleh

"Kamu gak lupa kan hari ini?" tanya Dirga

Arvin diam mencoba mengingat.

"Kok kamu lupa si? Ini ulang tahun Mama kamu,ayo ke makam" ucap Dirga

Arvin merutuki dirinya mengapa bisa lupa ulang tahun mending Mamanya sendiri.

'Goblok banget lo Arvin,kalo Mama tau pasti sedih bodoh' batin Arvin

Arvin segera mengganti baju nya ke kamar. Setelah semuanya siap,Dirga dan anaknya pergi menuju makam.

Dimakam,tatapan mata Arvin yang semula tajam menjadi sendu. Otak nya mengingat kejadian memilukan itu,memori nya kembali terputar.

Dirga duduk di samping makam istrinya.

"Sayang.. selamat ulang tahun,semoga kamu tetap berada disamping Tuhan dan tetap senyum lebar menyaksikan semuanya. Maafin aku yang udah maksa anak kita buat ngelakuin ini itu tetap tenang ya sayang..." ucap Dirga dengan nada bergetar

Kini giliran Arvin,Arvin sejak tadi menahan agar tidak mengeluarkan air matanya.

"Ma..ma i..ni Arvin,Arvin sekarang udah SMA.. Mama gimana kabarnya?  Pa-pasti Mama seneng kan berada disisi Tuhan.. Mama,Arvin janji bakal sukses buat Papa sama Mama" ucap Arvin dengan nada bergetar

Dirga mengusap pelan punggung anaknya. Dan saat itu juga Arvin sudah tidak bisa menahan air matanya ia meneteskan air matanya dengan deras.

"Ma.. Arvin janji bakal banggain Mama sama Papa hiks se-selamat ulang tahun Ma" lirih Arvin

"Vin.. jangan nangis terus nanti Mama kamu sedih liatnya nak" ucap Dirga menenangkan anaknya

Arvin segera menghapus air matanya.

"A-arvin udah gak nangis,ma-mama jangan sedih" lirih Arvin

Dirga juga mengusap air mata disudut matanya "Vin ayo pulang" ucap Dirga

Arvin membelai makam mamanya lalu berdiri dan memberi sebuket mawar putih kesukaan mamanya.

Dirga pergi duluan disusul Arvin. Tidak ada Arvin dengan mata tajamnya,tidak ada Arvin dengan aura dingin khasnya yang ada saat ini hanyalah mata merah yang sembab,hidung merah dan bibir bergetar itu gambaran wajah tampan Arvin saat ini.

Dirumah Arvin melamun menatap televisi di depannya sampai Dirga menepuk bahunya.

"Kamu masih kepikiran mama?" tanya Dirga

Arvin mengangguk pelan.

"Jangan gitu nanti mama sedih liat kamu kayak gini,sana ganti baju dulu trus sarapan" ujar Dirga

Tanpa mengucap sepatah kata Arvin langsung memasuki kamarnya.

❍ིི۪۪⃕۫۫͜ꦿ֗
.
.
.

"Adell!!" panggil Vara

"IYA BUNDA!!" sahut Adel

Adel segera turun dari kamarnya dan menghampiri meja makan.

"Woahh enak nih" puji Adel lalu duduk dan mengambil makanan yang sudah dimasak oleh Vara

"Rakus dasar babi" gumam Rey

"Rey,kamu ngomong apa sama adik kamu?!" omel Vara

"E-eh Bunda denger?" tanya Rey kikuk

"Minta maaf cepet!" suruh Vara

"Del,gue minta maaf" ucap Rey

Adel mendongak menatap abang nya ia bingung tapi hanya mengangguk lalu melanjutkan sarapannya lagi.

"Bun,Ayah man- uhuk uhuk"

Adel tersedak langsung diberi minum oleh Vara "Makan dulu Del,ngomongnya nanti" nasehat Vara

"Uhuk Ayah mana Bun?" tanya Adel

"Ayah ke kantor" jawab Vara

"Loh? Kan ini hari libur" heran Rey

"Ada berkas yang ketinggalan" ucap Vara

Adel dan Rey hanya menganggukan kepala mereka pelan.

"Bun,Adel mau bikin kue dong! Ajarin ya!" pinta Adel semangat

"Loh? Tumben mau ngurusin dapur" kekeh Vara

"Ihh Bundaa,kan biar Adel bisa masak enak kayak Bundaa" ucap Adel

"Sok-sok an lo,ntar kalo gosong,keasinan lo yang makan" ejek Rey

"Liat aja sampe enak! Abang harus traktir Adel es krim 10!" balas Adel

"Oke siapa takut" sinis Rey

Vara hanya bisa menggelengkan kepala pusing mendengar ocehan kakak beradik itu.

*
Adel kini tengah bergulat dengan mixer nya,ia berusaha untuk membuat kue enak dengan bantuan intruksi dari Vara.

"Bun segini udah ngembang telornya?" tanya Adel

"Udah,terus kamu masukin bahan-bahan lain kayak tepung gitu" ucap Vara

Adel mulai memasukkan bahan-bahan itu. Sampai dimana ia menunggu kue nya matang di dalam oven.

"Awas gosong" ejek Rey tiba-tiba datang ke dapur

"Ish! Enggak lah!" elak Adel

Ting!

Oven sudah berbunyi dengan perlahan Adel menaruh kue yang masih hangat itu ke piring.

"Tadaaa!! Kue buatan chef Avxellya Radella dari keluarga Zeandrex sudah jadi" ucap Adel membanggakan diri

"AYAH PULANG!" seru Zean dari arah pintu utama

"Hmm bau apa nih? Enak banget" ucap Zean

"Kue buatan chef Avxellya Radella dari keluarga Zeandrex dong" ujar Adel

"Adel potong dulu kuenya" ucap Vara

Adel langsung memotong kue nya dan memberikan masing-masing kepada Rey,Zean dan Vara.

Mereka mencicipi kue buatan Adel,Adel gelisah ia mengigit bibirnya gugup.

"Hmmm enak Del,gak nyangka putri Ayah udah bisa buat kue" puji Zean

Adel bertepuk tangan karna senang.

"Not bad buat cobaan pertama sayang" puji Vara

Lagi-lagi Adel bertepuk tangan senang.

"Gimana bang?" tanya Adel

"Serettt di tenggorokan,ambilin minum gue cepet!" desak Rey

Adel segera mengambil minum dan memberikannya pada Rey. Rey langsung meminumnya.

"Lumayan tapi seret" ucap Rey

"YUHU! BERARTI ADEL UDAH BISA BIKIN KUE!" pekik Adel girang

"Berisik cuman bikin kue doang" cibir Rey

"Yeee yang penting kan udah usaha" sinis Adel

Orang tua mereka tertawa mendengar adik dan kakak beradu pendapat itu.

.
.
.
.

Hai semuanya! Bagian ini ada feel nya gak si? Aku masih pemula buat nulis jadi memang amatir banget hehe. Makasih buat yang udah baca cerita aku ^^

Semoga suka ya🙌😙
Ayo di vote,vote kalian bikin semangat aku buat next ke bagian selanjutnya.

Terimakasih -🍒

🌟💬!

DELVIN [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang