24 Galvoex

4.3K 236 9
                                    

༺❀༻

HAPPY READING!!

Keesokan harinya...

Arvin, Rey dan Gery menghampiri kelas X Bahasa 1. Dan terdengar pekikan dari siswi-siswi di kelas itu.

Ehh gilaa Kak Arvin, Kak Rey sama Kak Gery kesiniii!!

Huaaaa gak nyangka kelas kita dikunjungin most wanted!!!

Kira-kira ada apa ya? Apa mau nembak gue?!

Saat siswi yang lain girang. Ada satu siswi yang cemas dan ketakutan. Tubuhnya sudah keringat dingin ia menggigiti kukunya pertanda sangat takut.

"Sorry ganggu kegiatan belajar kalian, tapi disini gue pengen nanya ke kelas ini" ucap Gery

"Kakak pengen nanya aku udah punya pacar ya!?" sahut salah satu siswi yang berpakaian ketat dan blush on yang sangat tebal

"Murahan" sarkas Arvin dingin

"To the poin, lo maju" ucap Rey tegas

Siswi yang ditunjuk itu ketakutan tapi akhirnya dia berdiri. Siswi yang lainnya malah mencibirnya

Ish dia lagi si kutu buku ngapain di panggil najis

Jijik gue malahan si cupu yang dipanggil

Bebeb Rey kenapa enggak manggil gue si padahal kan gue lebih seksi dari tu kampungan ewh

Kira-kira begitu yang di bicarakan saat siswi itu dipanggil.

"Lo ikut kita" ucap Rey tegas

Arvin menatapnya datar sekilas lalu pergi diikuti siswi itu, Rey dan Gery.

❍ིི۪۪⃕۫۫͜ꦿ֗
.
.
.

"Jolinn~ liat pr" rayu Minji dengan puppy eyesnya

Jollyn tersenyum ramah tapi hanya beberapa detik lalu ekspresi Jollyn menjadi datar

"Ogah!" ketus Jollyn

"Aaa Jolinn ayolah~ lo malah manggil-manggil Pak Ogah" rengek Minji

"Dah sono-sono" usir Jollyn

Minji menatap kesal Jollyn lalu beralih ke Adel tapi sebelum itu Adel langsung menyilakan kedua tangannya.

"Akbar~ pinjem pr" bujuk Minji

"Gak" ketus Akbar

"Ah lama lo!" kesal Minji lalu menarik buku Akbar dan segera menyalinnya

"WOI MINJI ANJ--"

Umpatan Akbar terhenti saat Mita tengah mengobrol dengan laki-laki diluar.

"Lo ngapain? Masuk!" ucap Akbar menarik tangan Mita

"Eh? Eh anjir maaf ya, Gen" ucap Mita ke laki-laki tersebut

"Apaan sih lo, Bar!?" kesal Mita

"Gak papa hehe" cengir Akbar

"RESE LO!" amuk Mita manjambak rambut Akbar

Adel melihat kerusuhan kelas nya terkekeh pelan lalu mengambil earphone dan memasangkan di telinga nya.

❍ིི۪۪⃕۫۫͜ꦿ֗
.
.
.

Sebuah ruangan cukup luas dekat rooftop tidak ada yang tau tempat ini kecuali anak Galvoex.

"Lo disuruh siapa?" tanya Rey dingin

"E-em d-di-disuruh apa ya K-Kak?" gugup siswi itu

"Lo nyelakain Adel disuruh siapa? Gak usah ngelak, ada bukti bisa-bisa lo di panggil kepsek" enteng Rey

Siswi itu mendongak takut "A-anu di--"

"Dek jangan anu-anu dong" celetuk Alvaro

Bugh

"Bacot ah lagi serius juga" kesal Agra

Arvin menatap Alvaro dingin

"Eh Pak wakil sorry Pak, ayo lanjutin hehe" cengir Alvaro

Kevan, Gilang, Agra memutar bola matanya malas.

"Semakin cepet lo jawab semakin cepet lo keluar dari sini" ucap Arvin dingin dengan sorot mata tajamnya

"A-aku gak tau s-siapa yang nyuruh a-aku,d-dia manggil aku terus--"

"Baju?" sela Arvin

"B-bajunya beda"

"Ciri-ciri?" tanya Kevan

"Rambut coklat a-ada tato di lehernya"

"Lo boleh ke kelas jangan kasih tau tempat ini ke siapa-siapa" ucap Gery

Siswi itu segera berlari menuju kelasnya.

Mereka ber7 saling bertatapan seolah mengisyaratkan sesuatu tak lama mereka semua menyeringai kejam.

❍ིི۪۪⃕۫۫͜ꦿ֗
.
.
.

BRUK!

"Astaga!" kaget Adel

Ia melihat didepannya sudah ada Pak Ihsan yang sedang memegang rotannya.

"Radella! Kamu sudah dibilangin sama saya, jika ada seseorang di pelajaran saya main-main mending tidak usah ikut pelajaran saya!" ucap Pak Ihsan

"I-iya Pak" gugup Adel

"Sudah kamu keluar saja menganggu yang lain!" usir Pak Ihsan

Adel mengangguk pelan lalu berjalan lesu keluar kelas. Kedua kalinya Adel seperti ini, entah Adel merasa sangat bingung.

Sedikit cerita tadi pagi. Rey sudah sarapan dibawah tapi Adel masih dikamarnya saat ia meminta parfum Rey ia kembali melihat jaket hitam bergambar kalajengking dan bertuliskan 'Galvoex'.

Adel menghela napas panjang. Ia akan bertanya ke Rey jika bertemu. Sepertinya Dewi Fortuna tidak berada di pihaknya sekarang ini. Dia berjalan ke kantin dicegat oleh Cintya and the genk.

Adel menatap datar mereka "Apa?" tanya Adel

"Lo! Jangan berani-berani sama gue! Lo bakalan tau akibatnya! Lo itu lemah cuman temen-temen lo aja yang bantu lo! Jadi gak usah sok berkuasa, jalang!" ucap Cintya sinis

"Kamu gak boleh ngatain orang sembarangan Cintya, lagian juga temen itu saling membantu pas lagi susah bukan cuman morotin duitnya aja, jangan bilang kamu gak pernah diajarin etika bertutur sapa sama orang? Apalagi sampe ngatain orang begitu?" jawab Adel lalu melanjutkan langkahnya menuju kantin

"Ck, awas lo jalang!" geram Cintya

"Ica! Oca! Lo pada malah gak bantuin cegat dia lagi sih!?" marah Cintya

"Yaelah Cin, udah lah lo kalo gak bisa dapetin ya gak usah dapetin" ucap Oca

"Bener tu Cin, ngalah aja deh, Adel itu lebih cantik daripada lo" ucap Ica membenarkan

"Awas lo berdua gak gue beliin apa-apa lagi pas di mall!" ancam Cintya

"Eh eh eh jangan gitu dong Cin, iya nanti kita bakal bantuin kok" ucap Ica dan Oca

Sampai di kantin, Adel memikirkan tentang jaket Rey.

"Sebenernya Galvoex itu apaan sih?" gumam Adel

Sejenak dia berfikir tentang kejadian tadi.

"Apa kata-kata Adel terlalu kejam ya ke Cintya?" gumam Adel

.
.
.

Hola semuanya! Yey udah lumayan panjang nih ceritanya. Kira-kira sampe berapa bagian ya?

Semoga suka ya🙌😙
Ayo di vote,vote kalian bikin semangat aku buat next ke bagian selanjutnya.

Terimakasih -🍒

🌟💬!

DELVIN [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang