Ngomong-ngomong Zhong Chenle ini adalah anak dari pemilik sekolah ini, jadi ia sedikit terkenal karena kekayaannya bukan karena kebaikannya.
Banyak sekali murid-murid perempuan yang mendekatinya hanya karena kekayaannya.
Saat aku dan Chenle keluar dari ruang uks, ada seorang wanita yang berjalan menuju keberadaanku dan Chenle.
'Chen' panggilnya.
'ada apa Irene?'
Ku dengar dari rumor, bahwa Chenle dan Irene ini dijodohkan oleh orangtua mereka. Tetapi Chenle tidak menerima perjodohan itu sedangkan Irene selalu mendekatinya, lagi-lagi ya karena kekayaannya.
'tidak hanya ingin menanggilmu'
'ini siapa?'
'pacarmu?'
Aku yang berada di tengah-tengah mereka pun bingung apa yang harus kulakukan, jikalau kakiku tidak luka aku sudah berlari ke kelas sekarang.
Aku hanya bisa menundukkan kepalaku, karena itu mungkin Chenle merasa bersalah dan ia langsung berkata, 'aku harus balik ke kelas' .
Lalu Chenle dan aku pun langsung balik ke kelas.
Saat aku dan Chenle masuk ke dalam kelas banyak sekali yang mengatakan kata-kata ini, 'caper banget si jadi orang' memang kebanyakan perempuan yang mengatakan itu, lagi-lagi karena mereka ingin mendekati Chenle karena kekayaan.
Sejujurnya aku tidak ingin mendekati Chenle, tetapi Chenle yang mendekatiku. Aku menerima kebaikannya bukan karena uang tapi karena baiknya.
Selama pelajaran berlangsung aku hanya bisa duduk dan terdiam, ku pandang jam yang ada di dinding dan berkata, 'cepatlah berlalu ku mohon ini sungguh membosankan'.
.
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aku pun dengan pelan berjalan ke kelas Rachel, karena aku ingin mengajaknya makan siang bersama dan juga permintaan maaf karena telah mencuekinya.
'Rachel'
Ia menoleh ke arahku memanggilnya.
'iya ada apa?'
'nanti makan siang bareng yuk'
'boleh'
'okey jam 2 ya di Giho Ramen'
'okey'
Lalu aku pun keluar dan menelepon kak Johnny untuk menjemputku pulang.
.
Sesampainya dirumah aku langsung membersihkan badanku dan lukaku.
Lukanya sudah tidak seperih tadi ,tapi tetap saja perih.
Kak Johnny membantuku mengoles obat pada lukaku.
Setelah siap, aku meminta tolong kepada kak Johnny untuk mengantarku ke Giho Ramen.
Dan ia menyetujuinya.
.
Aku masuk dan tidak melihat keberadaan Rachel, 'mungkin ia belum tiba?' pikirku.
Tempat makannya lumayan sepi, hanya aku dan satu meja yang dipenuhi.
Pelayannya meletakkan menu di atas meja, tapi..kenapa aku merasa sedikit familiar dengan tangan itu. Iya, tangan memar itu.
Tapi saat aku ingin menoleh ke belakang, 'Jinnie'. Rachel memanggilku sontak aku langsung melihat ke arah suara itu. Dan aku tida sempat melihat muka pemilik tangan memar itu.
'hai' sapaku.
Akhirnya kita pun memesan makanan tapi lelaki itu tidak datang ke mejaku lagi. Jadinya aku tidak bisa melihat wajahnya.
'Rachel' panggilku pelan.
'hm?'
'lelaki pemilik kursi kayu itu namanya siapa?'
Rachel sedikit ragu tapi ia mencoba mengatakannya 'oh dia, r-renjun?'.
'renjun?' kataku dalam hati.
Akhirnya aku tahu nama pemilik tangan memar itu, meskipun cuman nama tidak apa.
Mungkin ini adalah kali terakhir aku berjumpai dan bersenang-senang dengan Rachel.
Beberapa minggu kedepan kita akan memulai ulangan mungkin aku akan jarang mampir ke kelas Rachel begitupun sebaliknya.
Aku akan belajar dengan keras, dan dengan penuh semangat. Aku akan melupakan sosok pemilik memar itu dulu, dan fokus belajar. Semoga Tuhan tidak mempertemukanku dengan dirinya, bisabisa aku tidak fokus belajar nantinya dan terus memikirkannya.
Setelah selesai makan, kita menyemangati diri kita masing-masing. Kita berjanji untuk bertemu sesering mungkin setelah ujian nanti.
Pfftt aku ingin sekali cepat-cepat mengakhirinya, aku ingin jalan-jalan bersama Rachel selama mungkin.
.
Karena jarak Giho Ramen dan apartnya tidak terlalu jauh, aku memutuskan untuk balik sendiri, tapi sebelum balik aku memutuskan untuk pergi ke indomaret terlebih dahulu.
Sekali membeli beberapa snack untuk stok dirumah, dan beberapa kopi agar aku tidak ngantuk belajar dimalam hari.
Saat ingin membayar, aku tidak melihat lelaki itu lagi, iya Renjun. 'haruskah aku menanyakannya?' pikirku.
'kak, laki-laki yang bernama Renjun kenapa tidak masuk?' tanyaku.
'dia tidak ada jadwal menjaga kasir hari ini'
'ah baiklah'
'adakah yang penting? biar aku kasih tahu ke dia'
'oh tidak, gapapa'
.
Lalu setelah keluar dari indomaret, aku pun balik ke apart.
'Jinnie pulang'
'loh kok tidak telepon kakak, biar kakak menjemputmu?
'ahh tidak apa tadi aku juga mampir ke indomaret sebentar'
'oh gitu'
'kak beberapa minggu kedepan aku akan memulai ulangan'
'oh semangat ya Jinnie'
'makasih kak, yasudah aku ke kamar dulu ya'
Niatnya aku ingin istirahat sebentar tapi maah aku membuka instagram dan menekan kolom search dan mengetik nama pemilik tangan memar itu.
___________________________
🍂
i hope you guys can appreciate my works
so, don't forget to leave some comments and vote . god bless u 🙌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
[ END ] 𝐈𝐧𝐭𝐫𝐨𝐯𝐞𝐫𝐭 | 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧
Hayran Kurgu' siapa si dia? ' kenapa dia selalu membuat pikiranku terus memikirkannya?
![[ END ] 𝐈𝐧𝐭𝐫𝐨𝐯𝐞𝐫𝐭 | 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧](https://img.wattpad.com/cover/227183952-64-k722939.jpg)