🍁Encounter🍁

182 11 0
                                    

Cerita ini hanyalah karangan seorang siswa Sma, so
Enjoy and Happy Reading all🖤

BAB 01
___________________

Mengatur posisi tidur yang nyaman, berharap bisa bermimpi indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengatur posisi tidur yang nyaman, berharap bisa bermimpi indah. Menutup mata kemudian berdoa agar malam ku akan terus menjadi waktu yang paling berkesan dari waktu pagi, siang, dan sore.


Aku membuka mataku kembali secara perlahan-lahan, ternyata hari sudah pagi. Matahari sudah menembus tirai jendela kamarku yang berwarna abu-abu kehitaman itu.

Senyumku terukir ekspresi awal untuk hari ini.

'semalam aku bermimpi indah, tapi aku tidak tahu mimpi apa itu,' batinku.

Aku bergegas untuk bersih-bersih kemudian bersiap dengan gagah sebagai penampilan khas ku. Hari ini adalah hari pertama aku menjadi seorang mahasiswa resmi jurusan kedokteran, jadi aku harus datang tepat waktu.

Ruang makan tempat persinggahan sebelum setelahnya aku pergi berangkat.

"Hai Mama.. i'm here," sapaku dengan riang kepada sang mama sembari duduk di kursi meja makan.

"Eh, Rein? Hai juga sayang.." sapa balik dari mama.

Gelvino Rein Galfaro, adalah nama lengkap ku.

Aku lahir di Brazil tapi seiring waktu berjalan, aku sering berpindah tempat negara satu ke negara lain, sekarang aku berkuliah di universitas yang ada di Indonesia.

Dan wanita paruh baya yang sedang bersamaku adalah ibu kandungku. Ia berprofesi sebagai dokter spesialis bedah saraf. Aku adalah gabungan darah pria dari Brazil dan wanita dari Korea.

"Aku tidak ingin sarapan banyak hari ini. Yah.. aku sebenarnya menghindari perut gendut," ujarku dengan tangan yang mengambil satu buah roti kemudian mengoleskannya dengan selai nanas.

"Ehk! Kamu ini ada-ada saja! Makan itu yang banyak," titah Mama. Tapi aku benar-benar berniat tidak ingin makan banyak pagi ini, satu roti ini saja sudah cukup.

"Tidak Ma.." Aku beralih berdiri lalu mengambil kembali tas yang tadi sempat ku taruh di kursi sebelah, "aku ingin menggoda para senior di kampus. Jadi penampilanku harus terlihat perfect." Aku menunjukkan tatapan mata menggoda kepada mama.

Mama merespon kaget serta sedikit bingung melihat tatapan ku itu. "Kenapa matamu beraura?"

Aku tertawa nyaring mendengar celetuk mama yang terdengar receh. Mungkin saja mama sedang bergurau atau mama memang tidak mengerti tatapan itu.

"Sudahlah ma.. aku akan terlambat. Sampai jumpa," pamitku berlari menuju pintu keluar rumah.

"Hati-hati!" teriakkan Mama terdengar samar-samar namun aku akan mengikut pesan itu.

An Autistic Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang