BAB 16
_____________Aku berlari kencang sebisa mungkin melewati koridor yang kini terasa begitu panjang dan tak ada ujungnya. Aku sampai tak sengaja menabrak seseorang, yang bahkan terjadi cikcok tapi aku segera meminta maaf, tak ada waktu lagi meladeni.
Sampainya aku di depan ruangan Sella, sebelum masuk aku mencoba mengatur nafas dahulu yang sudah terengah-engah.
Setelah sudah siap, aku akhirnya masuk. Sudah seperti mau apa, sampai aku harus siapkan diri. Huh.
"Aku ingin pulang. Disini membosankan.." sahutan Sella dengan suara seraknya.
"Kondisimu belum stabil, sayang," cegah Bibi Sella.
Kedatanganku membuat Sella terkejut. "Rain?" Bibi Sella ikut menoleh.
Aku tersenyum tipis serta tulus melihat Sella yang sudah sadarkan diri tanpa harus kumat dulu seperti hari itu.
"Kenapa kau baru terlihat?" tanya Sella menunduk.
"Tidak Sella, dia selalu datang dan itu hanya untuk melihatmu.." ujar Tantenya.
"Benarkah?" Senyum lebar Sella terlihat dan aku senang melihatnya. Dia begitu cantik meski natural.
"Aku merindukanmu Rain.." ujar Sella.
Aku menghela nafas, kata itu yang ia selalu keluar tiap kali bertemu. "Yeah, i know," ujarku lalu berjalan mendekatinya, "bagaimana kabarmu?"
"Hmm ... membosankan disini.."
Aku memiringkan kepala juga menaikkan satu alis. "Kau mau kemana?"
"Aku mau pulang.." lirih gadis itu.
Aku melihat kearah Bibi Sella yang seolah-olah memberiku kode agar aku tidak mengiyakan permintaan Sella.
"Kondisimu belum stabil."
"Huuh.." raut Sella sendu karena mendapatkan tolakan lagi.
"Lusa aku jamin kau akan pulang.." ucapan ku itu membuat Bibinya Sella melototi ku.
"Benarkah?"
"Apa kau sedang bercanda?" sentak Bibinya.
"Bahkan jika memungkinkan kau sehat, besok pun bisa jadi kau boleh pulang.."
"Yak!" Bibi Sella berdecih sinis, "siapa kau berani mengambil keputusan pribadi Sella?"
Aku menghela nafas berat harus menjawab pertanyaan Bibi Sella, "aku yang akan bertanggung jawab."
Keesokan harinya, karena hari ini jadwal mata kuliah ku pada pukul 1 siang. Aku memutuskan menjenguk Sella terlebih dahulu untuk melihat kondisinya.
Tapi sebelum itu aku sudah pergi membeli parsel buah yang berisikan beberapa buah segar. Sella adalah orang asing yang pertama kali membuatku se-repot ini, bahkan Erik dan Jack teman dekatku tahu bahwa aku adalah orang yang tidak ingin direpotkan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Autistic Loves Me
Romance[𝕊𝕖𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘 𝔸𝕦𝕥𝕚𝕤 𝕞𝕖𝕟𝕪𝕦𝕜𝕒𝕚 𝕜𝕦] 𝙋𝙤𝙫. 𝙍𝙚𝙞𝙣 Sejak hari itu ... Hari dimana Sella menyatakan perasaannya padaku secara langsung bertatap muka dengan berani. Tentu saja dengan gayanya yang sangat aneh, kaku dan gugup yang terlih...