🍁Together?🍁

32 5 0
                                    

BAB 11
______________

Menjadi ketua kelas di kampus itu cukup menyusahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi ketua kelas di kampus itu cukup menyusahkan. Aku harus meluangkan waktu mengurus sesuatu, dan karena itu aku semakin jarang makan di kantin bersama Erik dan Jack. Tapi aku juga tidak terlalu mempermasalahkan itu, jadi semua bisa selesai dengan baik.

Pekerjaan jika di lakukan dengan tidak tulus maka semua akan selesai dengan buruk. Sebaliknya jika kita kerjakan dengan tulus, hasilnya akan baik.

Hari ini tugasku mencari berkas-berkas lama dari tahun 2008 yang ada di gudang 4, tempat semua berkas-berkas dari angkatan mahasiswa yang sudah lulus. Aku sudah selesai mengambilnya, berikutnya aku harus mengantarkan setumpuk kertas yang berukuran kurang lebih 20cm kepada dosen yang memintaku melakukan ini.

"Woah.. berat sekali."

Koridor kampus area gudang-gudang itu sangat mengerikan, dan cukup membuatku sedikit takut. Sepi, jalanan yang lurus, gelap dan langkah sepatuku bergema seperti ada yang ikut berjalan denganku. Aku bukan penakut, hanya saja situasi begini pasti akan membuat bulu kuduk setiap orang akan berdiri. Tidak sangka ada area menakutkan di kampus ini.

Tiba-tiba pandanganku melihat jauh di depan sana, kemungkinan itu area gudang 1. Mataku menyipit karena melihat beberapa orang yang keluar dari gudang itu. Sepertinya aku mengenali mereka.. tapi aku tidak bisa melihat jelas karena cahaya matahari berasal dari arah sana.

Langkahku semakin dekat dengan mereka kira-kira 100 meter. Karena koridor itu menimbulkan suara yang bergema, sehingga akupun bisa mendengar ucapan samar-samar dari mereka yang berjumlah 3 orang.

"Ini menjadi peringatan terakhir!" teriak seseorang mengakhiri pertemuan mereka. Dua orang pergi, tinggal satu orang saja.

Mataku melotot kaget setelah aku melihat jelas wajah satu orang itu adalah Sella. Gadis itu sedang memegangi kepalanya, reflek membuatku berlari kearahnya. Tanpa aku sadari sebelum aku lari aku menjatuhkan kertas-kertas yang ku bawa tadi jatuh berhamburan di lantai.

"Hei!"

Sella yang sedang memejamkan mata. "No! Stop!" Senggukkan Sella mulai terdengar dan berlanjut bergema. Aku harus lakukan apa sekarang?

"Ini aku Rein.."

Mata Sella terbuka perlahan. "Rain?"

"Apa yang sedang kau lakukan disini?"

"R-rain.." panggil gadis itu dengan mulut yang gemetar.

Aku menghela nafas, "ya. Ini aku.."

"Kau disini?"

"Yeah."

Dengan senggukkan Sella bertanya, "kenapa dengan mereka??"

"Siapa?"

"Senior Bulan dan temannya, aku tidak tahu."

Aku kembali melotot. Bulan benar-benar keterlaluan. Tanganku memegangi kepala, merapikan rambut yang berada di ubun-ubun ku teratur kebelakang.

An Autistic Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang