🍂She is Sella🍂

67 9 0
                                    

Happy reading all🖤

BAB 02
_________________

Siang, setelah jam mata kuliah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siang, setelah jam mata kuliah selesai. Erik mengajakku pergi ke 'The watch Co' sebuah toko jam yang ada di mall pusat perbelanjaan. Jack tak bisa ikut karena perusahaan ayahnya tengah mengadakan rapat dan penerusnya yakni dirinya perlu menghadiri pertemuan itu.

Ku lihat Erik yang sedang berdialog dengan pelayan toko. Dia terlihat sangat senang, sudah kuduga pasti mereka membicarakan tentang merk-merk jam yang sedang trend. Sedangkan aku memilih untuk duduk di sofa saja.

Aku tak berniat untuk membeli yang baru setelah melihat jam yang aku kenakan sekarang. Masih terlihat keren dan masih zamannya juga, sayang untuk di taruh di tempat koleksi para jam yang sudah terhias di lemari, tak aku kenakan lagi. Jadi pajangan saja.

"Kau yakin tidak ingin membeli yang baru?" tanya Erik, seolah seperti sedang menggodaku.

"Sudahlah.. aku tidak seboros dirimu," hardikku lalu melangkah pergi meninggalkannya setelah melihat jam baru, sudah ia kenakan berarti sudah waktunya pergi.

Erik menghampiriku dan mulai berjalan bersama. "Rein. Aku serius apakah kau tidak ingin memiliki wanita?"

Oh.. kenapa pertanyaan itu terdengar bodoh di telingaku sekarang. Aku sama sekali tidak menyukai pertanyaan itu.

"Sudah kubilang semua butuh proses," jawabku seadanya.

"Kau sudah memiliki sasaran wanita? Siapa? Kau tidak memberitahu ku?"

"Oh, ya ampun.. kau ini cerewet seperti wanita."

"Kau harus memberitahu ku sebelum kalian jadian! Aku ini temanmu."

Aku hanya berdehem malas dengan titah Erik itu. Setelah merasa tidak ada yang perlu di beli lagi, kami pun meninggalkan mall itu dan kembali ke kampus untuk melanjutkan mata kuliah hari ini.

Sinar matahari yang benderang di Indonesia terlalu panas. Membuatku sering tidak betah di negara ini, aku lebih betah di Seoul, negara kelahiran mama. Namun negara itu juga memiliki suhu yang kurang aku suka yakni di bawah 0°.

Kami kembali ke kelas dengan tepat waktu, saat dosen juga baru saja masuk. Oh ya, Beberapa hari lalu aku di tunjuk berperan sebagai ketua kelas di kelas ini tentu saja itu dengan melewati prosedur pemilihan. Itulah sebabnya pak dosen dengan makul biologi seluler memanggilku untuk menghampirinya.

"Ada apa pak?" tanyaku.

"Bagikan ini." Dosen itu memberikan ku setumpuk kertas untuk aku bagikan kepada mahasiswa lainnya.

Aku pun mengambilnya kemudian langsung membagikannya kepada yang lain. Kertas yang ada di tanganku masih banyak, namun tinggal satu orang yang belum aku kasih. Dia berada jauh dari barisan mahasiswa. Aku menghentikan langkahku dalam beberapa detik melihat kearah wanita yang kini menyendiri itu. Aku teringat kembali saat dimana pertemuan dengan gadis si pengidap autis.

An Autistic Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang