BAB 4
_________________
"Aaa..!" Sella menjauhiku.Teriakkan Sella membuat semua orang menoleh bersamaan ke arahku. Kini aku dan dia menjadi pusat perhatian di aula yang di penuhi banyak mahasiswa.
Aku merasa bersalah akan hal itu lalu segera mengangkat kedua tanganku ke atas. "Maafkan aku mengagetkan mu."
Sella yang awalnya menutup maganya. Ia lalu membuka matanya perlahan. Matanya melotot kaget melihat keberadaan ku.
"Rain?" panggilnya.
Aku masih diam dengan bingung.
Sella tiba-tiba melepaskan tangan dari telinganya secara perlahan. "Rain?" panggilannya lagi.
Jantungku berdegup kencang. Sejujurnya aku merasakan takut dan gugup.
"Maafkan aku," ujarku pelan.
"Kenapa kau minta maaf, Rain?"
"Aku telah mengagetkan mu tadi."
"Tidak."
Aku kembali diam. Sepertinya Sella akan melanjutkan perkataannya. Dia tidak bisa diam, matanya terus saja melihat ke sana kemari membuatku agak kesulitan fokus berbicara dengannya.
Aku melihat ke sekitar. Semua benar-benar melihat kearah aku dan Sella. Tak terkecuali Erik dan Jack yang menatapku dengan bingung.
Mulut Erik seperti berkata, 'kenapa?' Dan mulut Jack, 'apa yang salah? Apa yang kau lakukan?'. Suara mereka tak terdengar namun jelas dengan bentuk mulut mereka yang mereka ulang beberapa kali membuatku paham.
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mereka. Aku sendiripun tidak tahu pasti sedang apa aku disini.
"Rain."
Aku menoleh kembali kearah Sella karena dia baru saja memanggilku.
"Aku menyukaimu, Rain." ungkap Sella tapi tidak menatapku membuatku sedikit ragu dengan ungkapan itu. Apa aku salah dengar?
"Apa?" tanyaku.
"Aku menyukaimu," tanpa gugup dia mengulangi kata itu, meskipun kakunya yang tak hilang.
Aku sontak terkejut dengan pernyataan itu. Aku mangap dengan mata menyipit. Aku yakin semua orang yang melihatnya juga pasti terkejut. Seorang autis menyukai ku?
"Kenapa kau diam, Rain?"
"Tap- tapi namaku Rein bukan Rain."
"Ya. Tapi kamu adalah Rain-ku.."
Ku? Apa maksudnya? Aku benar-benar tidak paham ini.
"Rain .... Apa kau mau menjadi pacarku?"
Aku tertegun diam dengan pertanyaan itu. Tidak seharusnya begini. Karena jika ada perempuan yang memintaku menjadi pacar mereka, pasti aku akan menolaknya segera. Aku tidak suka dengan wanita yang seperti itu. Tapi kenapa aku diam sekarang? Rasanya sulit menolaknya, tapi bukan berarti aku menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Autistic Loves Me
Romance[𝕊𝕖𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘 𝔸𝕦𝕥𝕚𝕤 𝕞𝕖𝕟𝕪𝕦𝕜𝕒𝕚 𝕜𝕦] 𝙋𝙤𝙫. 𝙍𝙚𝙞𝙣 Sejak hari itu ... Hari dimana Sella menyatakan perasaannya padaku secara langsung bertatap muka dengan berani. Tentu saja dengan gayanya yang sangat aneh, kaku dan gugup yang terlih...