BAB 12
_________________Beberapa kali aku mendengus dalam diam. Mataku melirik kearah cermin mobil pantulan dari Sella yang duduk di belakang. Aku terus saja berpikir apa yang harus aku lakukan saat sampai di supermarket bersama gadis autis? Belum lagi harus ke toko handphone. Pasti banyak yang akan memandangku aneh.
Argh. Sial. Repotasiku bisa-bisa turun derajat. Apalagi fisik Sella yang tak akan pernah diam. Oh tidak, aku tidak bisa membayangkan semuanya.
Pasti sebuah pertanyaan kenapa aku mengiyakan saja mau Sella padahal aku sendiri akan kebingungan seperti sekarang.
Satu, aku benar-benar lemah dengan pendirian saat melihat Sella yang tertunduk, ya karena aku tahu semua tentang dia dan semua itu sebuah kesedian, aku bukan orang yang bisa merelakan mereka bersedih terus menerus. Dua, dia membuat alasan membeli handphone karena aku yang memintanya untuk mengabariku saat ada yang mengusiknya, padahal jika aku tahu dia tidak punya handphone aku akan berpikir 2x untuk bersikap sok penolong untuk gadis ini.
Area parkiran mobil supermarket.
Sebelum turun aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan-lahan. Aku sudah siap. Hanya untuk satu hari ini saja, mungkin tidak akan menjadi masalah. Kini waktunya aku membuka mobil untuk turun, tapi gerak tanganku membuka pintu mobil terhenti saat Sella memanggil.
"Rain.." aku menoleh kearahnya.
"Sudah sampai?"
"Yeah."
"Aku disini saja¿"
'ya. Ku mohon kau disini saja..' batinku tak bisa aku keluarkan. Aku hanya diam.
"Tidak aku bukan bertanya tapi aku meminta agar aku disini saja."
Dahi ku berkerut heran. Benarkah ini?
"Why?" tanyaku.
"Aku tidak bisa berada di keramaian.."
Oh! Ya aku baru ingat itu. Rasanya lega dengan hal itu, aku bisa berbelanja dengan santai tanpa khawatir pandangan orang.
Kini aku sudah berada di mall pusat perbelanjaan area bahan-bahan memasak. Mengambil semua bahan-bahannya tanpa memilih-milih, yang penting bahan untuk memasak kemudian memasukkannya kedalam keranjang.
Aku tersenyum tipis saat melihat beberapa wanita yang kini sedang memperhatikanku dengan beberapa pujian yang terdengar jelas di telinga.
"Wah! Wah! Dia keren sekali.."
"Dia pemuda yang membeli bahan-bahan memasak. Dia masuk sekali idealku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
An Autistic Loves Me
Romance[𝕊𝕖𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘 𝔸𝕦𝕥𝕚𝕤 𝕞𝕖𝕟𝕪𝕦𝕜𝕒𝕚 𝕜𝕦] 𝙋𝙤𝙫. 𝙍𝙚𝙞𝙣 Sejak hari itu ... Hari dimana Sella menyatakan perasaannya padaku secara langsung bertatap muka dengan berani. Tentu saja dengan gayanya yang sangat aneh, kaku dan gugup yang terlih...