🍁Go!🍁

34 5 0
                                    

Happy Reading All🖤
Sound🎧
Taylor Swift - Love story

BAB 15
________________

Koridor yang tadinya sangat sepi, kini ada beberapa dokter berjas putih itu membuat bunyi sentakan sepatu mereka bergema

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koridor yang tadinya sangat sepi, kini ada beberapa dokter berjas putih itu membuat bunyi sentakan sepatu mereka bergema. Ternyata mereka masuk kedalam ruangan Sella.

Aku masih berdiam sendiri disini dengan pikiran kosong. 5 menit yang lalu, Jack pergi meninggalkan ku, karena ia harus memanggil beberapa dokter tersebut untuk menangani Sella.

"Rein!! Ayo masuk!!" teriak Jack membuat aku yang tadinya berpikir kosong tersadar kembali.

Menghela nafas setelah akhirnya aku mengikuti Jack masuk kedalam ruangan. Sebenarnya aku tidak berani untuk masuk karena 2 alasana, pertama adanya Bibi Sella yang pasti akan mengusirku dan kedua sebagai alasan utama yakni ketakutan ku membayangkan kondisi Sella.

Apa yang harus aku lakukan di dalam? bagaimana jika aku hanya bisa diam seperti kejadian di mall waktu itu. Ini selayaknya aku harus menghadapi situasi phobia.

Memasuki ruangan langsung disambut oleh teriakan-teriakan Sella yang bergema di ruangannya itu.

Beberapa dokter terlihat sibuk menangani Sella dan di dekatnya ada Bibi Sella yang terlihat begitu khawatir. Sedangkan aku hanya berdiri diam disini dengan keadaan gemetar. Dasar pengecut.

"JANGAN SENTUH AKUU!" teriakkan Sella gelisa begitu terngiang.

Aku melihat salah seorang dokter yang akan memberikan suntikan kepada Sella, aku tau itu adalah cairan bius untuk pasien yang gelisa berlebihan seperti Sella sekarang agar membuat pasien tertidur.

Setelah jarum suntik ditusuk ke kulit Sella dan cairan bius itu sudah masuk kedalam peredaran darah di tubuhnya, menganehkan tidak terjadi apa-apa dengannya.

Ia hanya menangis kencang frustasi. Dengan senggukan-senggukan ia berkata, "tolong.. jauhi aku.." permintaan Sella kali ini, dituruti oleh orang-orang yang mengerumuninya segera menjauh.

Sella meremas kepala dan menjambak rambutnya dengan begitu keras, kemudian di akhir dari itu, dia berteriak seperti meluapkan emosinya. "AAA!!"

Detik berganti, Sella tiba-tiba melihat kearahku. "Rain?" panggilnya dengan ekspresi seolah terkejut melihat keberadaanku.

Aku meneguk saliva, gugup. Sekarang semua orang yang ada di ruangan itu beralih menatapku.

"Kau disini?"

Aku masih tidak bergeming.

Sella tiba-tiba menunduk, "kemana saja? Aku merindukanmu.." aku dibuat menelan saliva lagi.

An Autistic Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang