🍂Longing🍂

34 5 0
                                    

Happy reading all🖤

BAB 6
______________

Sore itu, saat aku baru saja pulang dari kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore itu, saat aku baru saja pulang dari kampus. Rasanya 3 mata kuliah hari ini membuatku lelah, menghabiskan seluruh energi ku. Setelah bersih-bersih diri, aku turun ke ruang makan untuk mengambil segelas air putih pelepas dahaga.

Segelas air itu tak cukup. Jadi aku menambah segelas lagi. Aku meminumnya sembari memikirkan keadaan Sella sekarang. Tidak ku sangka, aku benar-benar memikirkannya seharian ini. Jika memikirkan Sella terus bawaannya aku selalu tidak tenang.

"Rein?"

"OOH!" aku sontak terkajut melihat keberadaan mama yang muncul di balik ruangan gelap menggunakan pakaian berwarna putih.

"Mama! Kau membuatku kaget," cercaku.

Mama tertawa melihat ku mencercanya. "Sedang apa kau disini?"

"Aku kehausan."

"Oh.. mama juga sepertinya haus sekarang." Mama mengambil cangkir air kemudian menuangkan air itu kedalam gelas.

"Baiklah ma.. aku akan pergi ke kamar sekarang," pamit ku sambil berjalan pergi dari ruang makan.

"Rein.. sebentar," cegah mama.

Aku menoleh kearahnya dan mama yang sedang mempercepat minumnya. Setelah air di gelasnya habis, ia menghampiriku.

"Kau tidak ingin menjenguk Sella?"

Aku menggeleng. "Tidak, " jawabku cepat. Aku sudah memikirkan topik ini sendirian saat aku sedang di dalam kelas. Bahwa aku tidak akan menjenguk Sella. Aku hanya akan menemuinya sampai ia sudah benar-benar sehat, agar aku bisa langsung memutuskannya.

"Kenapa?"

"Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah baik-baik saja?" Pikir ku dia pasti sudah baik-baik saja.

Mama menunjukkan ekspresi wajah seperti menahan kecewa, "Tidak. Sekarang dia lebih parah dari kemarin."

Sambaran petir menyambar jantungku. Ke khawatiran yang berlebihan datang lagi.

"Mentalnya sangat lemah. Dia tidak bisa melawan sakit itu. Dia masih membutuhkan penanganan rumah saki," jelas mama.

Aku tidak bisa berkata apa-apa selain mengedip-ngedipkan mata.

"Apa aku harus menjenguknya?" tanyaku bergumam kepada diri sendiri.

Aku takut jika nanti aku menemuinya saat ia dalam keadaan sakit, aku akan lemah dalam keputusanku untuk memutuskannya. Itu sebabnya aku tidak ingin menjenguknya.

"Jika aku menjenguknya semua pasti tetap tidak berpengaruh. Itu hanya akan merubah keputusanku dan memperburuk semuanya."

Baiklah, aku tidak akan menjenguknya. Aku akan berdoa saja dari sini, semoga tuhan mengangkat sakitnya. Dan semoga besok dia akan baik-baik saja, mungkin ia harus beristirahat 2 hari.

An Autistic Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang