"Thankyou cemilannya!" Seru Teo saat menambah langkahnya dari jangkauan si gadis yang baru saja mendapat bantuan cuma-cuma.
Aksi mendekati adik tingkatnya itu hanya berdurasi 20 menit, Di kantin Teknik di hiasi Bakso urat andalan serta Es Teh manis yang mereka santap bersama. Tidak ada yang spesial, Siklus yang selalu berulang nampaknya tidak membuat Teo Jenuh, mendekati seorang gadis, membuatnya Sayang lalu ketahuan selingkuh, haha. Entah sampai kapan ia akan terus begini, Teo sendiri pernah konsultasi dengan banyak teman kelasnya namun Solusinya hanya satu dan mustahil untuk Teo lakukan.
Dan salah satu kutipan Zidan si sahabat sekaligus mantan gebetan Senja yang paling Teo ingat.
'Hidup Percintaan lo itu udah paling sempurna buat cowo-cowo Fakboi. Tapi akan selalu kurang, lo tau karena apa? Diantara semua cewek yang lo pacarin, sebenernya Lo gak butuh mereka semua. Lo cuma butuh Senja, cuma Senja yang bisa bikin lo berhenti.'
Yah, sayangnya sekali lagi itu adalah hal yang mustahil dilakukan Teo dalam waktu dekat ini. Pria itu bisa saja mengungkapkan cinta pada gadis sederhana itu, yang jadi perkara, yang di tembak mau nggak sama dia.
Datang kekampus lebih pagi nampaknya tidak begitu buruk setelah dirinya ingat bahwa akan ada kuis Online Matakuliah Pendidikan Pancasila 30 menit sebelum masuk kelas. Ia pun kembali ke ruang Lembaga, satu-satunya tempat berteduh dan rebahan sepuasnya.
Dirinya langsung melempar Tas ke karpet merah yang terbentang menutupi seluruh lantai ruang lembaga. Ia pun langsung berjalan dan dengan tanpa dosa kepala menindih tubuh gempal temannya yang masih tengkurap sambil memainkan ponselnya. Ia sudah bangun ternyata.
"Katanya ada penutupan buat panitia Ospek? Kok gue beloman denger-denger lagi ya" Gumam Teo sambil menyalakan ponselnya dan membuka tautan Kuis dari dosennya.
"Halah, Menteri Keuangan BEM Univ nya nggak jelas. Belom ada transparansi jalur duit buat Ospek juga." Sahut Rian, Teo terlihat berpikir sejenak. Memang isu nya pihak dari BEM Universitas belum ada Transparansi anggaran yang diserahkan pada bendahara panitia kegiatan Ospek. Dan ini menjadi momok bagi kalangan panitia yang suka mengeluh kurangnya jatah konsumsi karena selalu dipangkas dengan alasan BEM tidak mau mengeluarkan uang secara keseluruhan, menghindari penyalahgunaan dana nantinya. Halah, itu sih akal-akalan BEM biar uang nya awet.
"Eh Lu kan deket tuh sama Presma, coba dong ngomong Yo soal duit. Anak himpunan boro-boro dapet bagian, konsumsi aja masa nasi bungkus berdua-berdua."
Wah gila sih, acara akbar begini masa Teo nggak tahu.
Mendengar itu Teo mengurungkan niat untuk sekadar buka Brainly untuk mencari jawaban Kuisnya, ia langsung duduk dan menyimak Rian yan sekarang tubuhnya berselonjor dengan tangan kanan yang menumpu sisi kepalanya.
"Terus tuh duit kemana?" Tanya Teo dengan raut wajah serius, sebagai Ketua Staff Kominfo himpunan, Ia tidak boleh ketinggalan berita seperti ini.
"Ya kalo gue tahu juga ini masalah udah kelar dari kemaren, bambang."
"Boro-boro gue deket, Yan. Tiap gue nyamper temen gue aja pengen gua tampol muka tengilnya." Sirik Teo kini mengepal kedua tangannya dan meninju badan Rian.
"Ya lagian lu gangguin pacarnya mulu sih." Ejek Rian, Teo kini memukulnya betul-betul hingga membuat teman satu organisasinya meringis kesakitan.
"Gua dari orok temenan ama pacarnya Rengga, sori-sori aja nih ya." Teo menyanggah, Ia tidak mau terlihat kalah unggul dari Rengga.
"Liat aja nih besok, Yo. pasti nanti ada internal party anak BEM hahahaha." Lanjut Rian dengan sindiran sarkasnya, Teo hanya membalas dengan decihan sambil memukul perut gempal Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMA RIBU SENJA
Teen FictionSenja hanya mampu mengupah lima ribu, untuk jutaan cinta Teo kepadanya. namun Teo mampu mengambil jutaan tawa senja, hanya dengan lima ribu nya. "Yo, liat deh itu manusia, gitu banget ya." "Lah, terus kita apaan, Nja?" "Kita temenan aja, Yo. hehe...