20.00 WIB
Teo:
Jah
GajahSenja:
Apasi dongo
Teo:
Tadi pulang sama Rengga jadi?
Pak Satiman gamarah?Senja:
Pak Satiman belom pulangTeo:
Sungguh beruntung laki mu itu, Nja.Senja:
Paan si
To the point aja nyuk
gue lagi mau ngetik tugasTeo:
Mau main dikamar lo
gabut.Senja:
ini dah jam berapa Rojali
lu mau difitnah warga?Teo:
ibu ibu tetangga jg tau kali
klo kita pernah bobo barengSenja:
taikotokTeo:
tai paling misterius di bumi iniSenja:
bacot
Knock-knock
Senja menoleh kearah pintu kamarnya, ia berdiri dan meninggalkan ponsel diatas mejanya. ini memang masih pukul tujuh malam, dan mamah Senja sedang sibuk nonton hidayah tayangan ulang jam segini. Bukan tidak terkejut, lebih tepat reaksi malas yang Senja timbulkan setelah melihat manusia dengan kaos oblong hitam dan sarung nya telah muncul membawa kantong kresek hitam ditangan kanannya.
"Misi, Teo James mau lewat.." Ujar Teo menerobos masuk kedalam kamar Senja dan buru-buru duduk di tepi ranjang Senja. Ia tersenyum bak anjing kecil dan memperlihatkan kantong kresek hitam miliknya.
"Mama gue ngijinin lo?"
"di RT 03 RW 04 Komplek Rajawali permai emang siapa yang pernah nggak ngijinin seorang Teo James aka Matteo Lingga Allanda maen-maen ngapelin rumah anak perawannya?" jawabnya sambil mulai merebahkan diri di ranjang Senja tanpa dosa.
Ini bukan sekali-dua kali Teo main dirumah Senja, lebih tepat di kamar Senja. Tidak ada yang spesial seperti dua manusia lawan jenis dalam satu ruangan yang sepi di cuaca yang dingin. Teo dan Senja merupakan duet Gibah paling top kalau malam begini.
"Lo lagi ngepain si, sok sibuk amat jadi manusia."Gumam Teo yang bangkit dan menggeledah meja belajar Senja, kebiasaan. Ia berbalik dan bersandar pada meja belajar Senja, mencoba mengeluarkan sesuatu yang berada didalam kantong kreseknya. Isinya ternyata kue pancong dan bubur kacang ijo tanpa ketan item, due maut favorit Senja.
Senja tersenyum simpul hingga matanya menyipit, Teo tau senjata ampuh buat nyogok Senja. Gadis sekal itu langsung lari keluar kamar guna mencari dua mangkok, satu piring kecil dan dua sendok di dapurnya. tak lama kemudian gadis itu masuk dan langsung menggelar meja lesehannya di tengah ruang kamarnya.
"jadi gimana-gimana, lo mau gibah apa malem ini?" tukasnya sambil menuangkan bubur kacang ijo kedalam mangkok, beserta menggelar tiga buah kue pancong keatas piring kecil. Teo beranjak duduk sila didepan Meja lesehan - dihadapan Senja.
"Hm.. gibahin siapa ya.." ujarnya seakan berpikir.
"Gue masih mau cerita mimpi gue tau gak si, Nja."
Mendengar itu Mata Senja mendadak elang, sendok ditangannya seakan membuat ancang-ancang untuk segera melukai mulut enteng nya Teo.
"Eh tapi gue nggak pernah mimpi in elo sebelumnya, kalo gue lagi san**."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMA RIBU SENJA
Ficção AdolescenteSenja hanya mampu mengupah lima ribu, untuk jutaan cinta Teo kepadanya. namun Teo mampu mengambil jutaan tawa senja, hanya dengan lima ribu nya. "Yo, liat deh itu manusia, gitu banget ya." "Lah, terus kita apaan, Nja?" "Kita temenan aja, Yo. hehe...