thirty

3.1K 255 34
                                    





"Taeoh tinggal disini?" Sehun mengusap surai hitam Taeoh setelah berhenti didepan salah satu apartment minimalis yang hanya beberapa blok dari toko kue Jongin

"Ya samchon, ayo mathuk!" Taeoh menarik tangan Sehun agar masuk kedalam, beruntung salah satu satpam sudah mengenal baik Taeoh sehinggal Taeoh mendapat akses masuk.

Taeoh dan Sehun pun hanya berdiam diri hingga mereka sampai didepan kamar sewa nya. Sehun berjongkok dan tak henti hentinya mengusap surai hitam Taeoh

"Disini?" tanya Sehun

"Ne, nomer 88, rumah Taeoh dan eomma!"

"Baiklah Taeoh masuk sekarang, samchon akan pergi" Sehun berdegup kala berbicara, masih setia mengusap lembut urai balita kecil dihadapannya, anak kandungnya.

"Andwe, samchon haruth mathuk, samchon tidak boleh pergi! kita baru thaja bertemu" Taeoh histeris matanya berkaca kaca tidak ingin ditinggalkan Sehun

"Taeoh jangan menangis, eomma Taeoh sedang sakit, Taeoh harus menjaganya untuk samchon ne?" Sehun mendekatkan tubuhnya kepada Taeoh berusaha menenangkan balita itu yang berkaca kaca

"Ani, Eomma thudah diuruth dengan Appa daniel, eomma pathti baik baik thaja, samchon haruth menemani Taeoh!" Taeoh terus merengek namun Sehun justru berpikir keras

"Taeoh, eomma dan Appa daniel sudah menikah? ah tidak, maksud samchon-"

"Ani! Appa daniel thelu menyuruh taeoh memanggilnya appa, tetapi eomma thelalu marah jika Taeoh melakukan itu, eomma berkata bahwa Appa Taeoh thudah pergi thangat jauh dan tidak akan kembali, kata Eomma, Appa Taeoh thangat baik hati dan menyayangi taeoh maka dari itu ia meninggalkan Taeoh.. kata eomma.. hiks.. Appa... hiks..." Sehun memeluk Taeoh yang tiba tiba menangis, dia merasa bersalah, pasti sejak kelahirannya Taeoh tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ayah, Sehun tidak pernah menemani nya selama ini, wajar jika Taeoh sangatlah sedih.

"uljima Taeoh, ada samchon disini, apa samchon boleh menjadi Appa Taeoh?" tidak, Sehun keceplosan, entah mengapa ia mengatakan demikian, takut sekali bahwa Taeoh akan menolak, Sehun menyesalinya sekarang.

"Ne! Taeoh menyayangi Appa! Samchon mulai sekarang telah menjadi Appa Taeoh!" Taeoh berhamburan memeluk Sehun, jantung Sehun benar benar campur aduk rasanya, ini adalah kali pertama anak kandungnya memanggilnya dengan sebutan Appa, Sehun hampir saja menangis jika bukan pintu didepan kamar tiba tiba terbuka

"Taeoh" panggil seorang laki laki, Taeoh dan Sehun pun melepaskan pelukannya, Sehun berdiri dan melihat lelaki yang berada di hadapannya, Daniel.

"Taeoh tidak ingin masuk?" tanya Daniel

"tapi samchon juga harus masuk ne?" tawar Taeoh, Daniel dan Sehun bertukar pandangan

"Taeoh, samchon tidak bisa masuk menemani Taeoh-"

"Andwe!  tidak boleh pergi... hiks... andwe!" Taeoh memotong ucapan Daniel dengan tangisannya yang tiba tiba, Daniel sendiri kebingungan sebab Taeoh bukanlah balita yang menangis jika keinginannya tidak terpenuhi, lagipula Taeoh tidak pernah meminta untuk ditemani siapapun selama ini.

"Taeoh, kenapa menangis hm?" Sehun mensejajarkan lagi tubuhnya dengan Taeoh, memeluk erat.

"hiks.. jangan pergi...hiks" Taeoh semakin mengeraskan tangisannya dan mengeratkan pelukannya pada Sehun

"Hmm bagaimana jika Taeoh berhenti menangis dan besok kita pergi ke taman hiburan?" Sehun mengusap bekas air mata Taeoh

"eungg.. appa janji?" Taeoh memberikan jari kelingkingnya

"Ne, appa janji, Taeoh berhenti menangis hm?" Sehun mengusap lagi bekas air mata Taeoh serta memberikan kecupan di kedua pipi anak manis itu

"Ne.. " ajaib, Taeoh benar benar menurut apa yang dikatakan Sehun. Taeoh masuk kedalam rumahnya.

Secret || Hunkai (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang