Chapter 4

232 121 122
                                    

"Hah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah..! hah..! hah..! " 

"Gio istirahat yuk! " Ajak Alia yang sudah terengah-engah.

Gio berbalik menghampiri Alia yang tertinggal di belakang. Gio mengajak gadisnya duduk direrumputan dengan pemandangan rumput liar yang menjulang tinggi sebagai panaroma.

Tanpa berbicara Gio menyodorkan sebotol air mineral yang sedari tadi ia bawa. Alia meneguknya dengan rakus hingga menyisakan setengah botol.

"Pelan- pelan kali Al, kayak gak pernah minum aja." Celetuk Gio.

"Yee ini tu karena capek Gio! Haus banget nih!"

"Halah, baru segini kok udah capek dasar lemah."

Alia lantas memukul kepala Gio menggunakan botol yang ia pegang.

"Kamu cowok Gio sedangkan aku ini cewek, jadi ya beda."

"Iyain." Balas Gio sembari membenarkan rambut Alia yang sedikit berantakan diterpa angin.

"Eh Gio adek kamu emang gak apa apa kamu tinggal begini?" Tanya Alia yang mendadak teringat dengan adik Gio yang masih kelas 3 SD itu.

"Gak papa, lagian dia di rumah nenek kok." Sahut Gio.

Alia hanya mengangguk sebagai balasan.

"Btw, Ibu sama Ayah kamu gak pulang?"

"Ibu enggak, Ayah? Ayah mana yang kamu maksud?" Balas Gio yang terkesan santai tapi malah membuat Alia tertegun. Alia tidak bermaksud seperti itu sungguh.

"Gio jangan gitu ah."

"Hahaha iya, mereka gak pulang masih di luar kota."

"Gio lain kali jangan ngomong gitu, ntar kesannya kamu ga suka sama Ayah kamu." Ujar Alia dengan menggenggam jemari Gio yang terasa dingin.

"Iya bawel." Balas Gio sambil mencubit pangkal hidung Alia.

"Al foto yuk!"

Alia hampir saja tersedak ludahnya sendiri. "Tumben ngajakin foto, biasanya aku ajak foto sampai nyembah-nyembah gitu kamu tetep aja ogah."

"Lebay." Hardik Gio.

"Yee, emang bener kok. Tumben banget kesambet apaan kamu?"

"Mau gak nih?" Jengah Gio.

"Iya mau dong!"

Gio kemudian menempatkan hp-nya sedemikian rupa agar bisa menampilkan tubuh keduanya dikamera nanti. Setelah mengatur timer, Gio segera menghampiri Alia.

Keduanya saling berhadapan dengan Gio yang memegang tangan Alia. Foto keduanya dipercantik dengan matahari yang baru saja menyapa memberikan efek sunrise yang begitu mempesona.

"Al jadiin profil instagram ya." Ujar Gio dengan senyum yang merekah.

"Sekarang?"

"Iya cepet, udah aku kirim ke kamu."

Alia pun menurut dan segera mengganti profil akunnya.

"Gio, ini boleh aku post kan?" Tanya Alia dengan mata berbinar dan dibalas anggukan oleh Gio.

"Kamu aku tag ya..."

"Iya sayang." Jawaban Gio membuat gadis itu kembali melebarkan senyumnya.

"Alia, " panggil Gio dengan nada serius membuat Alia menoleh menatapnya. 

"Jangan sampai kita ganti profil ya, Aku sayang kamu Al." Ujar Gio dengan makna tersirat didalamnya. Ia kemudian menempelkan bibirnya pada kening Alia. Mencium gadisnya cukup lama.

"Iya, Aku juga sayang kamu Gio."

♀❤♂

"-Happy birthday.. Happy birthday.. Happy birthday Gio~"

Gio yang hari itu genap berusia 5 tahun merasa sangat bahagia sekali. Acara ulang tahun yang meriah membuat bocah lima tahun itu girang bukan main. Terlebih setumpukan kado dari teman-temannya membuat ia ingin segera merobek bingkisan itu.

"Selamat ulang taun Gio." Ujar gadis berkuncir dua yang lebih kecil darinya.

"Makasih Lhea." Jawab Gio yang masih belum bisa mengucapkan huruf 'r'.

Kedua orang tua Gio kemudian mengajak anaknya untuk foto bersama. Dalam foto itu Rina berada di samping kiri, Gio ditengah dengan kue besar didepannya, serta Dodi berada disisi kanan. Mereka tersenyum sangat gembira dalam foto tersebut.

Siapa sangka, foto itu malah menjadi foto terakhirnya bersama kedua orang tuanya. Foto terakhir sebelum kebahagiaannya direnggut.

Jangan lupa vote🌟 and comment💬
Don't be a siders guys okay..👌

See you next chapter♥♥  

Let Me Hate You |On Going|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang