Chapter 11

121 62 184
                                    

|♉IG @fira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|♉IG @fira.prilia|

Rhea menuntun Gio duduk di pendopo depan rumahnya. Lampu tumblr terpasang dengan indah di sekeliling pendopo. Tempat nyaman untuk menghabiskan malam menikmati bintang, sayangnya malam ini bintang- bintang memilih bersembunyi dari balik awan mendung yang terlihat di langit malam.

"Tumben lo maen kerumah gue," cibir Rhea membuat Gio berdehem sebagai respon.

"Rhea.. " gumam Gio.

"Maurhea Anathasya.." ucapnya lagi.

Rhea menoleh menatap Gio. Kalau Gio sudah memanggilnya seperti ini bisa dipastikan ada hal yang ingin lelaki ini utarakan.

"Iya Gio kenapa?" Rhea melembutkan nada suaranya.

Kepala Gio megadah menatap langit sebelum bersuara.

"Rhe, gue takut kalau cara gue ngejaga Alia malah bikin dia sakit. Gue terkadang juga ga sadar ngelakuin sesuatu yang malah ngebahayain cewek gue sendiri."

Rhea diam mendengarkan, membiarkan Gio mengutarakan beban yang mengganjal hatinya.

"Lo tau kan sesedih apa gue dulu saat orang tua gue mentingin egonya masing-masing dan memilih cerai tanpa mikirin gue?" Gio menatap Rhea sendu. Gadis berkulit pucat ini meringis pelan ketika teringat bagaimana kehidupan damai dan bahagia lelaki itu serasa direnggut paksa.

"Gue sadar kalau gue terlalu posesif ke Alia dan mungkin Alia ga nyaman sama sifat gue. Gue cuma pengen Alia ga ninggalin gue Rhe, gak lebih. Gue cuma pengen Alia tetap disisi gue. Gue ga mau ditinggal lagi Rhe.."

Rhea merapatkan dirinya ke Gio. Menepuk pelan bahu lelaki ini seolah menyalurkan semangat.

"Rhe, kalau seandainya nanti gue nyakitin Alia apa lo bakal marah terus ngejauhin gue?" lirih Gio.

Tangan Rhea masih setia menepuk pundak lelaki itu, "Gio, kalau hal itu terjadi gue mungkin bakal marah dan kecewa sama lo. Secara lo udah nyakitin sahabat gue."

"Tapi gue gak bakal jauhin lo, karena lo itu sahabat plus sepupu gue. Lo itu saudara gue, jadi gak mungkin gue ngejauhin lo."

"Kalo gue boleh ngasih tau, cowok itu tugasnya menjaga Gio bukan menyakiti. Jadi gue harap lo gak akan ngelakuin sesuatu yang bisa bikin Alia tersakiti. Gue tau betul lo itu orangnya emosian tapi sebisa mungkin lo harus kontrol tu emosi ya walaupun susah si," lanjut Rhea.

"Makasih Rhe," Gio tersenyum menatap Rhea lalu tangannya terulur untuk mencolek hidung mungil milik gadis itu.

"Oh iya, ini nih yang pengen banget gue kasih tau lo. Lo itu jangan suka makein helm ke orang gitu kayak yang kemaren itu, terus jangan suka puk puk kepala orang, dan satu hal lagi jangan sembarangan nyolek hidung orang kayak tadi. Hal sekecil itu bikin cewek baper Gio," nasehat Rhea.

"Oh, jadi lo baper sama gue?" ujar Gio usil. Sepertinya mood cowok ini sudah kembali.

"Hilih beruntung banget enggak."

"Jujur aja ngapa sih Rhe."

"Dibilang engga ya engga. Gio, ini gue serius kalau orang lain pasti baper dan udah tergila-gila ma lo. Untungnya sih gue udah tau sifat busuk lo semua jadi bisa antisipasi. Lagian kita kan saudara, gila aja kali naksir ma saudara sendiri."

"Betul juga, oh iya Rhe gue jadi inget kita sering banget mandi bareng dulu. Kapan-kapan kita mandi bareng yuk wkwk."

Rhea melotot lalu menjewer telinga Gio.

"Gio! Ampun deh!"

Halloha!! Hemm maaf karena baru update setelah ngilang berminggu- minggu. Mana sekali update sedikit banget lagi, cuman ±600 kata huhu ಥᨆಥ Maaf banget ya guyss🙇

Intinya, semoga masih ada yang nungguin update cerita ini🙇 Kedepannya saya bakal usahain buat update 1 minggu sekali, mohon dukungannya guys🙏

Nah, yang sebelumnya sempat nethink sama Rhea sekarang udah terjawab ya. Hubungan antara Gio Dewangga dan Maurhea Anathasya hanyalah sebatas SEPUPU😄

Okay, kalau gitu jangan lupa klik vote🌟, comment💬, share♻, dan juga follow✅ biar saya tambah semangat gitu hehe.. Don't be a siders guys okay..👌

See you next chapter ♥♥

Let Me Hate You |On Going|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang