Gemuruh butiran bening menyapa bumi dengan semangatnya. Jalanan yang tadinya kering kini sudah basah diguyur hujan.
Sebuah motor yang tadinya melaju kencang lambat laun mengurangi laju motornya dan memilih menepi di bawah pepohonan yang rindang.
Alia turun dari motor diikuti Gio. Lelaki itu sibuk mencari sesuatu.
"Lo tunggu sini, gue mau beli jas hujan dulu." ujar Gio tanpa menatap kekasihnya. Alia sedikit meringis mendengar ucapan Gio yang menggunakan 'lo gue' bukan 'aku kamu' seperti biasa. Gio pasti masih mode marah.
Alia menarik jaket Gio yang tengah menghidupkan kembali motornya. "Ga usah, aku gak papa kok. Kita langsung pulang aja."
"Mau sakit?" sarkas Gio.
"Engga, kan ini baju aku udah sedikit basah jadi sekalian aja." balas Alia takut-takut.
"Yaudah terserah." final Gio setelah beberapa detik terdiam.
Lelaki itu melepaskan jaket anti air yang dikenakannya menyisakan seragam silat berwarna hitam kebanggaanya menempel dikulit bersihnya.
Dengan mulut yang menutup rapat, Gio memakaikan jaketnya ke tubuh Alia.
"Eh aku kan udah pake jaket."
Alia mencoba menolak tapi sorot mata Gio menandakan tidak ada bantahan. Alia menurut lalu mengeratkan jaket Gio yang kini sudah melekat sempurna ditubuhnya.
Jadi, kini Alia memakai jaket double sedangkan tubuh Gio hanya dilapisi sehelai kain saja.
"Naik." titah Gio.
Alia menurut, ia kemudian memeluk Gio dari belakang mengurangi rasa dingin yang pasti terasa lebih menusuk ditubuh Gio.
"Makasih." ucap Alia sangat pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
Ia tersenyum samar, hatinya sedikit menghangat. Gio tetap perhatian padanya walau lelaki itu sedang menahan amarah sejak tadi.
Gio melajukan motornya membelah guyuran derasnya hujan. Ia harus secepatnya pulang.
Selang setengah jam kemudian motor Gio berhenti di depan rumah berwarna biru langit. Dengan cepat Alia turun dari motor Gio.
"Gio ayo mampir dul-" ucapan Alia terhenti kala Gio langsung memutar motornya dan melaju dengan kecepatan diatas rata-rata meninggalkan Alia yang termangu menatap kepergiannya.
♀♥♂
Dalam balutan selimut tebal, Alia tak henti-hentinya mengganti posisi tidur. Tangannya masih setia menggenggam ponsel dan sesekali mengetikkan sesuatu. Gadis ini gusar.
Sudah jam 9 malam, namun Gio belum membalas satupun pesan darinya. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak.
Padahal sudah checklist dua sedari tadi. Namun, puluhan chat dan juga panggilan belum ada tanda-tanda akan direspon sang kekasih dikejauhan sana. Dijam ini mereka rutin bertukar pesan. Tapi kali ini?
Oh God..
Lagi-lagi Alia mendesah, ia khawatir apalagi Gio pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun membuatnya gusar.
Apakah Gio sudah sampai rumah?
Apakah Gio selamat sampai rumah?
Apakah Gio masih marah padanya perihal Radik?
Berbagai pertanyaan mendadak hinggap diotaknya. Gadis ini kalang kabut sendiri memikirkan Gio. Apakah jatuh cinta serumit ini?
Jujur Gio adalah cinta pertama Alia. Maklum saja kalau gadis ini bingung tidak tau harus bagaimana.
Alia menenggelamkan wajahnya pada bantal. Dengan satu tarikan nafas panjang gadis itu berteriak.
Alia ingin tau kabar Gio. Apa yang dilakukan Gio sekarang?
Sedangkan ditempat lain.
"Woy!"
"Awh! Gila sakit banget!" Gadis yang semula tidur kini merubah posisi menjadi duduk.
Tangannya mengusap hidung malangnya yang tertimpa benda canggih berbentuk persegi panjang.
Seorang lelaki hanya terkekeh menatap gadis itu tak lain adalah Rhea yang mengerucutkan bibir kesal. Lelaki itu kemudian menghampiri gadis yang sedang mencak mencak tidak karuan tersebut.
Dengan sopannya lelaki itu malah merebahkan tubuhnya di samping Rhea lalu memejamkan mata.
"Heh! Siapa yang suruh lo tidur di ranjang gue?"
"Gio!" teriak Rhea lagi.
Lelaki itu membuka matanya kala namanya dipanggil.
"Ortu lo ga ada dirumah ya?"
Rhea memutar bola matanya malas. "Iya, kenapa?"
Gio lantas terbangun kemudian menatap Rhea penuh arti. Tangannya bergerak ke atas mengelus lembut puncak kepala gadis berponi itu. Gio menatap manik Rhea dalam seolah menginginkan sesuatu.
Rhea mendadak kaku. Tubuhnya meremang seketika.
♥
Jangan lupa klik vote🌟, comment💬, share♻, dan juga follow✅ biar saya tambah semangat gitu hehe.. Don't be a siders guys okay..👌
♉IG: @fira.prilia
See you next chapter ♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Hate You |On Going|✔
Ficção Adolescente--Melihatmu pergi dari hidupku tidak akan membuatku membenci cinta. Tapi hal itu kemudian membuatku sadar, jika aku pernah bahagia dengan orang yang salah. Bayangkan, betapa bahagianya diriku jika bersama dengan orang yang tepat-- °UPDATE SETIAP WE...