Chapter 12

129 65 212
                                    

|♉IG @fira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|♉IG @fira.prilia|

"Hatcihh!"

Alia kembali mengusap hidungnya yang terasa gatal. Yah, karena kemarin sore hujan-hujanan jadi ya beginilah akibatnya. Gadis ini mendadak flu.

"Assalamualaikum.."

Mata Alia menatap arlogi ditangannya menunjukkan pukul 05:30.

"Siapa?" gumamnya. Ia menghentikan aktivitas mengeringkan rambut selehernya.

"Waalaikumsalam, eh buset kesambet apaan lo?" Mulut Alia terbuka lebar melihat penampakan makhluk di depannya.

"Yaelah Al, gitu amat," ujar Rhea dengan nada yang dibuat-buat.

"Hahaha yaudah ayok masuk." Rhea kemudian mengekori Alia menuju kamar.

"Tumben banget Rhe, lo sehat kan?" tanya Alia yang sudah melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

Rhea mendudukkan pantatnya di pinggir ranjang Alia sebelum berujar, "Bersyukur aja ngapa sih Al, heran banget dah gue. Syukur-syukur setiap hari gue bisa bangun pagi kayak gini."

"Haha iyain."

Sebenarnya Alia, Gio, Rhea, dan Larissa selalu berkumpul di rumah Alia sebelum berangkat dan setelah pulang sekolah. Soalnya rumah Alia itu asri banget dan juga strategis gitu lah dari alfamart, POM bensin, maupun cafe. Jadi bikin betah.

Namun Rhea ini anaknya paling molor, makanya kalau berangkat sekolah ia sering banget ditinggal.

"Yang lain belum nyampe kan ya?" Rhea kembali bersuara.

"Jelaslah, ini aja masih setengah enam."

"Al nanti pulang sekolah ke cafe biasa ya, gue pengen ngomong serius sama lo. Cuma kita berdua."

Alia menoleh memandang gadis berkulit pucat di depannya dengan kening mengkerut, "Soal apa?"

"Soal Gio."

Deg..!!

Alia mendadak teringat perilaku Gio semalam yang benar-benar mengabaikannya. Tadi pagi ia mengecek pesannya dan ternyata sudah dibaca oleh Gio namun hanya dibaca saja tidak dibalas.

Alia meremas jaketnya. Pikirannya kembali kalang kabut. Oh God bagaimana ini?

"Loh, Rhea kok udah disini?" tanya Nisa yang tiba tiba muncul membuat Alia menelan lagi pernyataan yang ingin disuarakan

Rhea berdiri lalu menyalimi Nisa, "Iya dong Bu, sekali-kali gitu berangkat paling pagi."

"Rasanya kayak keajaiban gitu Rhe liat kamu berangkat sepagi ini," ledek Nisa.

"Hahaha.. betul banget Bu," celetuk Alia membenarkan penuturan ibunya dengan tersenyum palsu.

Rhea mengusap dadanya pelan, ibu dan anak ini memang kompak dalam hal meledek dirinya.

♀♥♂

"Bang, Mama sama Papa kapan pulang?"

Mulut Gio yang sedang mengunyah sereal mendadak terhenti. Ia memandang adiknya yang berusia 9 tahun tersebut.

"Hemm, besok weekend-kan berarti besok," sorak-sorai pun langsung meluncur dari bibir kecil itu.

"Kayaknya," tambah Gio dengan bergumam. Yah orang tua mereka memang tidak bisa dipastikan kapan pulang ke rumah. Kadang dua minggu sekali kadang pula satu bulan sekali baru pulang.

"Apa bang?" tanya Anang yang mendengar gumaman Gio.

Gio menggeleng dengan cepat, "Bukan apa-apa. Itu cepet dihabisin Abang tunggu di luar."

Dengan segera Gio membereskan mangkok dan gelas sarapannya lalu melenggang pergi membuat Anang mendesah pelan di tempat.

Setelah mengantarkan Anang ke sekolah, kini Gio melajukan motornya ke rumah Alia.

Tak membutuhkan waktu lama, hanya 10 menit saja lelaki ini sudah sampai di depan rumah bercat biru langit.

"Assalamualaikum.." Jantung Alia berdegup hebat mendengar suara berat dibalik pintu.

Setelah menarik nafas dalam-dalam Alia segera berlari membukakan pintu, "Waalaikumsalam--hatciihhh"

"Eh kamu sakit?" Gio menempelkan punggung tangannya didahi Alia.

"C-cuma flu kok hehe.." ujar Alia sembari menurunkan tangan Gio yang memeriksa dahinya.

"Akhem!"

Gio beralih menatap gadis yang tiba-tiba muncul di samping Alia.

"Sejak kapan lo disini?"

"Setengah jam yang lalu, kenapa?" sahut Rhea.

"Pffttt.. Tumben banget, mau numpang sarapan di rumah orang lo?" ejek Gio membuat Rhea memijit pangkal hidungnya.

Rhea lalu mengibaskan tangan di depan wajah "Serah lah serah."

"A-ayo masuk dulu," ajak Alia sedikit kaku.

"Assalamualaikum Ibu Ayah," sapa Gio sembari menyalimi dan mengecup tangan Nisa dan Rafi secara bergantian.

"Waalaikumsalam," balas keduanya sembari tersenyum.

"Gio udah sarapan nak?" tanya Nisa dengan lembut.

Lelaki itu mengangguk menatap Nisa, "Udah kok Bu."

"Yang bener? Sarapan apa kamu?" kini giliran Rafi yang bertanya.

Tatapan Gio beralih menatap lelaki paruh baya disebelah Nisa, "Bener Yah, tadi sarapan sereal sama susu."

"Cuma itu doang? Ibu buatin bekal ya."

"Eh gausah Bu," Gio berdiri hendak mengejar Nisa yang sudah pergi ke dapur namun dihentikan oleh intrupsi Rafi.

"Udah gak apa-apa."

Alia melirik Gio yang kembali duduk disampingnya. Gadis ini mendadak tidak berani menatap Gio secara terang-terangan. Tanpa Alia sadari gelagat anehnya ditangkap oleh Rhea.

Beberapa menit kemudian Nisa sudah membawa kotak bekal berwarna biru lalu diserahkan ke Gio dan diterima dengan hangat oleh lelaki berkulit putih ini.

"Makasih Bu," ujar Gio tulus. Matanya menatap haru kotak bekal ditangannya.

Inilah yang disukai Gio dari keluarga Alia. Kedua orang tua Alia benar-benar perhatian padanya. Gio merasa nyaman sekali dikeluarga Alia. Dan semoga ia benar-benar bisa menjadi bagian dari keluarga yang penuh kehangatan ini.

"Al berangkat sekarang yuk," ajak Gio menatap gadisnya yang menunduk. Lelaki itupun memasukkan bekal dalam tasnya kemudian berpamitan kepada Nisa dan Rafi yang diikuti oleh Alia.

"Rhea, lo berangkat sekarang apa nanti?" tanya Alia sembari melirik Gio yang melangkah keluar.

"Nanti, nunggu Larissa."

"Ok gue duluan ya," Alia segera menyusul Gio yang sudah menghidupkan motornya.

"Aduh gimana dong, gue harus bersikap kayak gimana di depan Gio? Dia udah gak marah kan ya?" racau Alia disela-sela langkahnya.

"Tapi kok dia biasa aja sih kayak gak terjadi apa-apa. Gue kan jadi bingung," Alia bergumam lagi.

"Aduh tau ah!"

Jangan lupa klik vote🌟, comment💬, share♻, dan juga follow✅ biar saya tambah semangat gitu hehe.. Don't be a siders guys okay..👌

See you next chapter ♥♥

Let Me Hate You |On Going|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang