Chapter 2

281 149 325
                                    

Gio dan Alia, sepasang kekasih dengan ke-absurd-an mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio dan Alia, sepasang kekasih dengan ke-absurd-an mereka. Keduanya kenal saat duduk dibangku SMP. Saat itu Alia dan Gio satu kelas saat kelas 9.

Dan itu adalah awal dari kisah cinta mereka. Alia yang saat itu sudah berteman dengan Rhea sejak kelas 8 dan saat kelas 9 mereka ditakdirkan untuk sekelas lagi, begitu pun dengan Larissa.

Saat bel istirahat berbunyi Gio dan teman-temannya selalu menghampiri Rhea dibangkunya untuk sekedar mengobrol ataupun mengusili gadis itu. Karena Alia satu meja dengan Rhea, otomatis gadis itu menjadi akrab dengan teman-teman Rhea.

Lambat laun namun pasti Gio mulai tertarik dengan perangai Alia yang lucu dan ceria. Senyum menawan yang selalu terukir, gaya bicara gadis itu yang lucu, dan juga suara tawa gadis itu sungguh membuatnya terkesima.

Dan sejak itu, Gio ingin menjadi alasan gadis itu tersenyum. Gio ingin menjadi alasan Alia tertawa.

Satu hal yang pasti, Gio jatuh cinta pada Alia.

♀♥♂


Sembari menunggu pesanan, Alia memandangi trotoar yang sudah mulai diterangi lampu malam serta laju beberapa kendaraan yang dengan mulusnya membelah jalanan.

"Al udah gak marah kan?" Tanya Gio kesekian kalinya membuat Alia menoleh menatap cowok berseragam putih abu-abu sama seperti dirinya.

"Enggak Gio." Ujar Alia gemas.

Bagaimana gadis ini bisa marah kala di parkiran sekolah tadi Gio merayunya dengan mencolek-colek dagu miliknya. Lalu melontarkan beberapa gombalan membuat Alia muntah pelangi seketika.

Dan yang lebih parah, Gio merengek seperti anak kecil meminta Alia agar tidak merajuk lagi kalau tidak ia enggan pulang. Alhasil beberapa siswa yang masih di parkiran memandang aneh kearah keduanya. Jadi, mau tak mau ialah yang harus menurunkan egonya.

Gio tersenyum menatap Alia hingga membuat jantungnya maraton. Sebenarnya Alia sudah seringkali melihat senyum Gio yang menawan namun jantungnya ini belum bisa diajak kompromi.

Alia memalingkan wajah untuk menyembunyikan rona dipipinya. Ia memilih langsung menyantap pesanannya yang baru saja disajikan. Keduanya kemudian larut dalam keheningan.

Setelah kenyang melahap satu porsi mie ayam, Alia memilih untuk memperhatikan wajah Gio yang bisa dipastikan cowok itu sedang melamun.

Pasalnya, Gio itu senyam senyum sendiri dan sesekali terkekeh membuat Alia bergidik ngeri. Sebenarnya apa yang ada difikiran pacarnya hingga membuatnya persis seperti orang gila.

"Woy! Ngelamun mulu kesambet baru tau rasa!"

Gio yang tersadar langsung menyonyor kepala Alia, "Hih omongannya."

"Ih sakit!" Seru Alia sambil mengusap usap kepalanya.

"Ngelamunin apasih kok segitunya?"

Tangan Gio bergerak menyelipkan anak rambut Alia ketelinga sehingga membuatnya bisa menatap jelas wajah cantik Alia.

"Ngelamunin pas kita SMP."

Kenangan bak film langsung berputar diotak Alia.

"Halah, waktu SMP kamu sering banget ngatain aku pantat panci!" Sungut Alia membuat gelak tawa sukses meluncur dari bibir Gio.

"Haha.. habisnya kamu milih duduk disamping Rhea yang putihnya kayak kertas sih jadi yaa hahaha.. kontras banget hahahah.."

"Itu ma si Rhea aja yang keterlaluan putihnya!" seru Alia membela diri.

"Alasan. Aku aja yang cowok lebih putih dari kamu."

"Itu kan dulu!"

"Emang sekarang gak??"

"Em ya masih sih, tapi kan dikit!" sengit Alia lagi.

"Iya, iya, aku item kamu putih kayak tisu puas hah puas??!!" lanjutnya membuat Gio tersenyum lebar.

"Inget gak? Dulu aku sama temen-temenku pernah kasih julukan ke kamu sama Rhea, mendil squad buahaha..! gilaa kocak banget kalo inget nama panggilan itu hahahha.... "

Cukup sudah.

Alia langsung memukul punggung Gio dengan dongkol. Sedangkan cowok itu bodo amat dan tawanya malah semakin menjadi.

"Gio nyebelin ih!!"

"Emang wekk hahaha..... "

Jangan lupa vote🌟 and comment💬
Don't be a siders guys okay..👌

See you next chapter♥♥

Let Me Hate You |On Going|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang