mereka semua sudah melupakan kejadian itu dan mencoba menerima hyewon sebagai bagian dari mereka—chaeyoung memaksa. yeri pun sudah dari tiga hari yang lalu sadar dan memilih untuk rawat inap.
meski untuk yang lainnya masih butuh waktu untuk menerima hyewon, hyewon tak apa, ia mengerti sepenuhnya. lagi pula ia merasa tidak seharusnya chaeyoung bersikap baik kepadanya setelah semua hal yang telah berlalu.
"ngerjain tugas yen?"
yena menoleh. ia yang sedang menulis sesuatu itu menggelengkan kepalanya lalu memasukkan kembali buku catatannya ke dalam tas. chaeyoung penasaran sebenarnya, tapi ia menghargai privasi yena.
iseng, chaeyoung bertanya lagi. "terus tadi lagi ngapain?"
yena menggelengkan kepalanya lebih kuat lagi. "ng-nggak, a-apasi lo. tumben-tumbennya kepo."
chaeyoung tertawa mendengar ucapan yang dilontarkan oleh yena. tak lama kemudian gawai milik keduanya bergetar, menandakan ada pesan masuk. kemungkinan dari grup chat yang sama.
"lah jingan, udah cepet-cepet gue ya. nyampe lupa bawa liptint tau nggak?" ucap yena sambil memasang raut wajah menahan kesal.
chaeyoung sama kesalnya juga seperti yena. bagaimana tidak? kelas hari ini tiba-tiba dibatalkan begitu saja oleh jae, dosen yang mengajar mereka hari itu. alasannya hanya karena ia sedang malas mengajar, juga mengantuk. ia akan mengirimkan tugas pengganti saat ia telah selesai tidur.
what the heck???
sepertinya gelar dosen terngeselin memang sudah sangat melekat ada pada diri jae. akhirnya mereka tahu alasannya. kemarin-kemarin jae masih mau mengajari mereka beberapa materi walau matanya terlihat sayu.
ada banyak yang protes—kebanyakan yang sudah sampai di kampus. tapi dosen mereka itu membalas lewat grup chat; kalian mau saya celaka gara-gara bawa kendaraan dengan kondisi mengantuk?!
terserah deh.
ya sudah lah. untungnya park jinyoung—kepala kampus, para mahasiswa dan dosen kampus biasanya memanggilnya dengan nama jiwaypi disebabkan karena ada dosen yang bernama sama juga dengannya, yang tak lain dan tak bukan adalah anak keduanya alias adik dari jae—merupakan ayahnya sendiri, jadi dia tak akan dipotong gajinya. mungkin langsung didepak dari kampus.
"kita mau kemana terus yen?"
yena mengetuk-ketukkan jarinya ke dagunya. "tzuyu sama arin nggak ada kelas kan hari ini? hyewon sama yeri gimana?"
chaeyoung mengangkat kedua bahunya. "mau jenguk yeri? hyewon masih ada kelas, tapi bentar lagi mau selesai kayaknya."
"jalan yuk chae. kesel banget gue, jadi badmood gue gara-gara tuh dosen. bayangin, tugas yang minggu lalu dia kasih baru gue kerjain, gue bela-belain ngerjain nyampe jam dua pagi dan dia dengan seenak jidatnya batalin kelas?!" seru yena dengan menggebu-gebu.
"salah sendiri baru dikerjain?"
yena mencubit lengan chaeyoung. temannya yang satu ini senang sekali menggoda orang lain.
"udah lah ayuk jalan! kita ajak tzuyu sama arin, suruh mereka ke kampus. sambil nungguin hyewon selesai. abis tuh kita ke rumah yeri, biar tangannya nggak kosong gitu pas mampir."
chaeyoung mengangguk-anggukkan kepalanya. tidak terlalu peduli dengan kalimat yang dilontarkan yena.
"lo dengerin gue nggak sih?!"
dan dengan wajah tanpa dosanya chaeyoung menggelengkan kepalanya, diakhiri dengan senyuman konyol yang ia kembangkan.
chaeyoung senang saat melihat raut wajah kesalnya yena. ia tertawa sebentar lalu berdiri menggendong tasnya.
"ayo. udah lah nggak usah sok ngambek-ngambek gitu, bercanda gue."
yohan baru saja hendak ke kampus, namun suara dari ponselnya menginterupsi pergerakannya.
"dibatalin? kambing. gue udah siap-siap anjir." monolognya.
"tidur nyampe malem sana pak biar nggak ada tugas."
yohan menghela napas pelan lalu kembali menutup pintu rumahnya yang tadi sempat ia buka. yohan berjalan gontai ke arah televisi dan menghidupkannya. ia menatap tak selera pada acara yang sedang ditayangkan itu.
tiba-tiba pikirannya melayang entah kemana. berpindah-pindah tempat, terkadang ke masa lalu, kadang ke kampus, ke temannya sendiri dan.., chaeyoung.
"ssh, caranya nembak cewek gimana ya? yang nggak cringe gitu." pikirnya sambil mencoba membuka gawainya.
iseng, ia mencoba mencarinya di google. sayangnya, menurutnya tiap-tiap situs yang ia datangi di google tak ada yang membantu sama sekali. ia mendecak dan melempar gawainya asal—untungnya mendarat di karpet.
tiba-tiba sebuah pemikiran terlintas di otaknya. namun dengan mudahnya yohan mematahkan ekspetasinya begitu saja.
"apa-apaan?! dah kayak mau nikah aja. nggak nggak, yang lain!"
yohan kembali berpikir selama hampir satu jam. dan selama itu pula yohan tidak setuju dengan pemikirannya sendiri.
tak lama ada yang membuka pintu rumahnya. terlihat jihoon, seobin dan sihoon di ambang pintu sana. sudah jelas yang membuka pintu adalah seobin.
"nggak sopan lo, sialan!" ucap yohan sambil melemparkan bantal pada seobin.
seobin tertawa kecil. "ayo, anggap aja rumahnya yohan."
"setan lah lo." maki yohan.
seobin lagi-lagi tertawa mendengar makian yang keluar dari yohan.
apa mereka bertiga tidak membawa buah tangan saat berkunjung? oh tentu saja—
—iya dan tidak. iya karena seobin dan jihoon mana mau merepotkan diri membelikan sesuatu untuk yohan. dan tidak karena sihoon sudah membelikan makanan untuk mereka berempat.
"kalo bekunjung tuh kek sihoon gitu, bawa makanan. jangan mikirnya numpang makan tempat gue mulu!"
jihoon dan seobin yang notabenenya memang selalu "numpang makan di tempat orang" itu langsung tersindir.
"nggak ada akhlak ni anak." celetuk jihoon.
"lo pada yang nggak ada akhlak, setan. udah numpang makan, udah gitu nggak diberesin piringnya, terus berantakin kamar, mana numpang wifi-an." yohan menjabarkannya satu per satu.
sihoon pusing mendengar celotehan yohan yang bahkan sepertinya selalu ia dengar tiap hari itu. "udah-udah. dimakan ini, jangan dianggurin. udah gue beliin juga."
jihoon, yohan dan seobin mengangguk patuh. lagi pula perut mereka sudah demo ingin diisi sejak tadi.
"lo rapi amat? padahal tadi gue liat lo nggak ada niatan mau pergi." celetuk jihoon.
yohan langsung memerhatikan pakaiannya. "oh, tadi niat mau ngampus. liat grup chat, pak jae batalin kelas. akhlakless banget nggak tuh?"
"julid betul napa sih." sahut sihoon.
"nih, ya hoon. kalo kata seobin mah no julid no life. lagian lo juga julid sama gue." jawab yohan.
"merasa terpanggil, jingan." ujar jihoon.
ya intinya hari itu mereka berempat cuma di dalam rumah yohan. nyampe guanlin balik sekolah pun mereka masih disana. dan akhirnya milih buat nginep karena udah kemaleman.
─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─
F R I E N D
chaeyoung × yohan
────────────
KAMU SEDANG MEMBACA
friend • chaeyoung, yohan [✔]
Fanfic[SELESAI] we're nothing more than friends. ©sappaaaa, 2019