chaeyoung menggerutu kesal. skripsinya di tolak lagi oleh sang dosen penguji.gimana ya, pak dosbing nya aja dihubungin tuh susah banget. jadi chaeyoung ngerjain skripsi itu sendirian, tanpa bimbingan dari dosen tersebut. sama sekali.
ya nggak sendirian juga sih, pasti ada yang bantu dia.
diantara beberapa belas temannya itu, baru dia yang bertemu dengan momok bagi tiap mahasiswa yang ada di seluruh dunia itu. chaeyoung pingin lulus duluan, ia ingin mencapai cita-citanya lebih dulu.
nilai sks nya sudah memenuhi syarat, dan nilai chaeyoung hampir tidak pernah mendapat c. b pun sangat jarang. ipk yang ia dapatkan selalu diatas 3.5, ya, hampir. karena nyatanya chaeyoung pernah mendapat nilai c hanya karena ia cuti dan tidak izin langsung pada dosen yang mengajar.
untung saja dosen tersebut masih memiliki hati untuk tidak memberikan nilai d pada chaeyoung karena chaeyoung cukup terkenal dikalangan para dosen karena sikap dan otaknya. chaeyoung pun bersyukur karena hal itu. mendapat nilai d adalah mimpi terburuknya sepanjang masa. lagi pula siapa yang mau mendapatkan nilai mati?
untungnya chaeyoung bisa memperbaiki nilai itu. ia tak mau hanya karena nilai c membuatnya gagal wisuda lebih awal. ia ingin cepat-cepat mengejar cita-citanya.
diantara banyaknya mahasiswa yang beruntung bisa wisuda tanpa harus menempuh waktu kuliah hingga empat tahun, chaeyoung masuk ke dalam salah satunya.
cukup beruntung, namun sebuah momok tetaplah momok. tak ada yang mau berhadapan dengan boss itu walaupun di level terakhir kita akan tetap harus menghadapinya agar bisa memenangkan gim.
tapi jika harus menunggu satu semester ke depan, big no! chaeyoung harus segera merevisinya. acara wisuda akan dilaksanakan dua bulan lagi. ia harus bisa.
andai dosen pembimbingnya mudah untuk diajak berkomunikasi.
chaeyoung menaruh kepalanya diatas meja perpustakaan, tangannya ia biarkan lurus ke depan. disampingnya sudah menumpuk buku-buku tebal untuk menjadi referensinya untuk membuat skripsi yang baru.
"dek?"
chaeyoung bangkit, itu kakak tingkatnya yang belum juga wisuda padahal tahun ini merupakan tahun keenamnya menempuh pendidikan di kampus tersebut. entah apa alasannya masih bertahan disana.
chaeyoung tersenyum dan balas menyapanya. "oh, hai kak jangjun."
ya, namanya lee jangjun, angkatan 97. pemuda yang sudah menginjak usia hampir di tahun ke-23 yang belum juga wisuda. salah satu senior yang paling dikenal, salah satu alasan ia dikenal ya karena dia belum juga wisuda ditahun keenamnya.
"lo mikirin skripsi?" tanya jangjun, lalu ia duduk dibangku didepan chaeyoung.
chaeyoung mengangguk dengan lesu. jika boleh jujur, sebenarnya chaeyoung masih sedikit kaku jika ada yang sok akrab dengannya, terlebih lagi jika orang tersebut lelaki dan lebih tua darinya.
untuk sekadar tambahan informasi saja, jangjun tak tahu nama gadis yang ia ajak berbicara itu. jangjun hanya tahu jika chaeyoung merupakan salah satu adik tingkatnya. jangjun cukup pandai mengingat wajah orang, namun tidak untuk nama.
"pikir dengan simpel aja, jangan dibawa ribet. jangan sok estetik, sok dibuat bahasa ilmiah atau apalah. nggak semua dosen bisa terkesan sama hal itu. rata-rata dosen nyari yang unik, yang beda dari yang lain."
"kenapa kakak nggak nyoba lanjut bikin skripsi kalo kakak sendiri udah tau triknya?" chaeyoung bertanya karena penasaran.
jangjun mengangkat kedua bahunya. tak berniat menjawab pertanyaan chaeyoung. chaeyoung diam, tak memaksa pemuda bersurai hitam itu untuk menjawab. ia pikir itu hal privasi, jangjun tak berhak untuk menceritakannya pada orang asing seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
friend • chaeyoung, yohan [✔]
Fiksi Penggemar[SELESAI] we're nothing more than friends. ©sappaaaa, 2019