10. Hubungan

145 31 8
                                    

chaeyoung saat ini tengah berada di kafe bersama hyewon, yeri, yena, arin dan tzuyu. hanya sekadar berkumpul dan berbincang ringan.

obrolan mereka terinterupsi oleh suara dering telepon dari gawai tzuyu.

"kenapa tzu?" tanya arin begitu ia melihat tzuyu tampak sedikit terkejut melihat siapa yang menelponnya saat itu.

"si san nelpon. keluar bentar ya."

mereka berlima mengangguk. tak lama tzuyu telah berada di luar kafe sambil menjawab panggilan tersebut.

"tahan ya, hubungan beda keyakinan." celetuk yena.

hyewon kaget mendengar info tersebut. "mereka beda keyakinan?"

yeri mengangguk. "sedih sih, tapi namanya hati emang nggak bisa dibohongin kan?" ucap yeri sambil menyedot jus alpukatnya.

"omong-omong tentang hubungan, orang tua lo gimana pas tau kalo kak daniel punya tunangan selain lo?" tanya arin pada hyewon.

"ya mereka nggak bisa buat apa-apa selain terima kenyataan. udahlah nggak usah buka luka lama lagi." jawab hyewon sambil memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya.

tak lama kemudian, tzuyu sudah kembali dari acara menelponnya. ia menarik kursi dan duduk ditempat semula.

"ada apa?" tanya chaeyoung yang sedari tadi diam.

tzuyu menggeleng. "besok kita janji mau jalan. dia bilang dia mau solat jumat dulu. ya cuma bilang itu sih, sama hal-hal kecil lainnya." jawab tzuyu sambil menaruh gawainya ke dalam tas kecilnya.

"orang tua kalian ngizinin kalian di hubungan ini?" tanya yena.

tzuyu terdiam, tidak mengangguk atau menggeleng. "kita belum ngomong, yen. kalo udah pasti kita nggak akan mungkin diizinin. mana orang tua san agamis banget. tau anaknya pacaran udah diusir dari rumahnya kali."

"ya enggak segitunya kali tzu. kalo misal orang tua kalian tau dan nggak ngizinin kalian gimana terusan?" kali ini yeri yang bertanya.

"ya udah, kita udahan. kita nggak mungkin dan nggak bisa maksa apalagi bikin diri sendiri pindah agama."

mereka berlima mengangguk-anggukkan kepala, mengerti dengan penjelasan yang diberikan tzuyu. tiba-tiba yena teringat sesuatu. ia memicingkan matanya kala ia menatap ke arah chaeyoung.

chaeyoung yang merasa diperhatikan pun menoleh, dan mendapati yena tengah menatapnya intens. "lo napa dah yen? ada yang mau ditanyain?"

"iya. lo sama yohan. gimana?" tanya yena.

sontak temannya yang lain ikut fokus mendengarkan ke pembicaraan yena dan chaeyoung.

"y-ya nggak gimana-gimana. sahabatan kan?"

kelima temannya menghela napas kasar. pasti jawaban yang dikeluarkan masih sama.

"chae, lo harus jujur sama perasaan lo sendiri. lo dan yohan udah temenan dari kecil, lo harusnya tau betul yohan tuh begimana. asal lo tau, yohan gampang jatuh sama seseorang yang berhasil bikin dia nyaman."

"lo maksudnya?" celetuk yeri pada hyewon yang baru saja berbicara.

hyewon bersiap memukul yeri namun suara chaeyoung menginterupsi kegiatan mereka.

"iya, gue udah jujur sama perasaan sendiri won. tapi gue nggak berani buat bilang ke yohan. gimana kalo ternyata dia suka orang lain? gimana kalo gua jujur malah bikin kita berdua jadi canggung?"

"enggak, itu semua nggak bener. I definitely can feel that both of you are in love with each other." ucap arin.

"apa tuh artinya?" tanya yena yang sedikit minim berbahasa inggris itu.

"pikir sendiri yen." jawab tzuyu.

"nggak bisa mikir, nggak ada otak." sahut yena.

"wah, jujur. saya suka saya suka." kata yeri.

arin tak mengindahkan ucapan dari ketiga temannya itu dan kembali fokus kepada chaeyoung. sedangkan chaeyoung hanya menopang dagu sambil mengaduk-aduk jus stroberi nya.

hyewon pun angkat bicara.

"duh chae. sekarang atau enggak sama sekali."




































"gimana lo sama chaeyoung?" tanya mark pada yohan.

yohan yang sedang mengerjakan tugas pengganti yang dikirim jae tiga hari yang lalu itu menghentikan pergerakannya. ia menengok ke arah mark lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.

"ya gitu." jawabnya sembari kesepuluh jari tangannya mengetik.

mark mengernyitkan dahinya bingung. "gitu gimana?" tanya mark.

yohan mengusap wajahnya. lantas ia menutup laptop putihnya lalu memutar kursinya menghadap mark yang sedang duduk di kasur tidurnya.

"gue masih nggak berani." jawab yohan singkat.

"duh han. laki bukan lo?"

yohan memandang mark remeh. "emang lo pernah pacaran? sok kali kau nak nyuruh-nyuruh aku." ucap yohan sambil mengambil air putih untuk diminum.

sedangkan mark membalas yohan dengan tatapan datarnya. "gue punya tiga mantan, yeri sama arin termasuk asal lo tau."

yohan yang sedang minum itu langsung tersedak, terkejut mendengar informasi yang diberikan oleh mark.

"duh, kalo ngomong liat sikon napa anjir." ucap yohan yang masih berusaha untuk keluar dari kondisi 'tersedak-akibat-informasi-mark'.

"salah sendiri malah ngeremehin gue. gini ya han, chaeyoung terkenal juga, nggak kalah sama yena, hyewon, arin, yeri dan tzuyu. banyak kating, anak seangkatan sama maba yang ngincer dia—" mark mengusap wajahnya gusar.

"—contoh yang udah bilang ke gue secara langsung, bang chan dan bang minghao dari angkatan 97, bang lee know dan bang wooseok dari angkatan 98, xiaojun dan wooyoung, sama baru-baru ini ada maba yang bilang ke gue, hwang hyunjin. saingan lo banyak han. kalo lo nggak cepet-cepet lo bisa keduluan. ya kalo sama kating atau seangkatan, kalo sama maba mau ditaro dimana tuh muka?"

yohan membelalakkan kedua bola matanya. heh? sebanyak itu?

"muka gue? ditaro disini lah." jawab yohan sambil menunjuk ke arah wajahnya.

"han, gue serius sekarang."

"iya-iya maap. terus gue harus gimana sekarang?"

"TEMBAK DIA LAH BEGO."

yohan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "tembak make pistol terus mati gitu?"

"han."

"iya-iya maap lagi. gue udah mikir dari kemarin tapi belum dapet pencerahan."

mark menghidupkan flash gawainya dan mengarahkannya pada yohan. yohan refleks menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"silau goblok."

"katanya belum dapet pencerahan."

"tadi ngajak serius sekarang malah main-main. gue bingung cara kerja otak lo jadinya. flash-nya matiin anjir."

mark langsung mematikannya dan menaruh gawainya di saku celananya.

"gue bantuin nih, pikir sesimpel mungkin. jangan dibawa ribet."

"gitu doang? apanya yang lo bantu sih anjir."

─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─̇─
F R I E N D
chaeyoung × yohan
────────────

tbc

jadian apa enggak nih ,

friend • chaeyoung, yohan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang