22

1.2K 211 58
                                    

"Berkas lain lagi?"

Hoseok mendongakkan kepalanya, lantas memandang tepat kearah Youngjae, "Ya, ada yang harus kukerjakan--"

"Hoseok, mundur"

Hoseok terperanjat, lantas melangkah mundur beberapa centi.

Youngjae bersama kedua rekannya mengacungkan Assault Riffle-nya, lantas Hoseok mengikuti arah acungan tersebut.

Ada dua orang yang mendekati gerbang rumah-nya, seraya mengangkat kedua tangannya ke udara.

Fokus Hoseok jatuh pada pria dengan lesung pipi di wajahnya.

Mengenakan kemeja berwarna abu-abu gelap, celana jeans longgar hitam, dengan surai yang berwarna cokelat gelap.

Bahkan matanya saja setajam bilah pisau, Hoseok bergidik ketika memandang pria itu tepat dimata.

Sedangkan di sebelahnya, berdirilah seorang pria yang sangat--molek.

Rambut hitam legam, pinggang ramping dengan dada yang lebar, serta bibir tebal berwarna merah muda.

Kemeja cokelat tuanya tersemat rapi pada tubuh indahnya, disusul dengan celana jeans berwarna dongker, membuat aura pria tersebut jauh lebih mematikan.

Jelas, Hoseok tahu betul pria itu memiliki banyak penggemar diluar sana. Apalagi, Hoseok yakin pria molek ini dapat melubangi matanya hanya dengan tatapannya.

Mengapa sekarang pria molek tersebut justru berdiri di depan gerbangnya?

"Siapa kalian?"

Menaikkan nada bicaranya, Hoseok mengaktifkan sirine waspada di dalam benaknya. Sejenak ia mencuri pandang kearah Youngjae, dan pria itu hanya mengangguk arti menangkap pesan tersirat Hoseok.

Youngjae mengeratkan genggamannya pada Assault Riffle-nya.

"Uh.."

Pria berlesung pipi tersebut mencuri pandang kearah rekan disebelahnya, lantas berdehem sebelum berbicara.

"Kim Namjoon, pemilik sah Savior. Kudengar Jimin berasal dari sini?"

Kim Namjoon.

Pria yang berada disebelah Namjoon terperangah, begitu juga dengan Hoseok.

"Jimin?"

Namjoon mengangguk.

Hoseok memicingkan matanya, tidak yakin bahwa kedua orang ini aman bagi kelompok kecilnya.

"Jimin siapa?"

"Park Jimin. Bertubuh kekar tapi mungil, memiliki bibir tebal, dan dagunya runcing. Cantik."

Lagi-lagi, pria disebelah Namjoon terperangah, kali ini jauh lebih parah-- wajahnya tampak seperti kepiting rebus.

"Ah, Jimin," Hoseok mengangguk, "Ya, dia dulu bekerja bersamaku disini sebelum kontrakku dengannya habis. Padahal aku sudah merayunya agar tetap berada disini"

Hoseok mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu kenapa ia begitu keras kepala dan tidak ingin tinggal disini lagi, tetapi aku akan menghormati keputusannya"

"Ya," Namjoon mengangguk, "Aku tahu itu"

Namjoon membulatkan bola matanya, lantas menarik pria yang telah berdiri disisinya sepanjang waktu, "Ah, ini, Kim Seokjin. Dia... euh..,"

Namjoon menatap Seokjin ragu-ragu, "Rekanku"

Hoseok bersumpah ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh pria berlesung pipi itu.

PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang