18. Redemption

368 55 0
                                    

Flash. Triiiiiinnngggg. Sesuatu yang sangat menyilaukan menuju ke arah Yangyang diiringi dengan suara yang mampu memekakkan gendang telinga. Yangyang merasakan kepalanya seperti berputar-putar, dan suara itu sangat menyakiti telinganya. Ia pun lengah dan Taeil pun langsung menembakkan amunisinya hingga membuat Yangyang pingsan. Butuh setidaknya tiga orang untuk melumpuhkan Yangyang. karena pada saat itu Ten dibantu oleh Jaehyun dan Taeil.

Pada akhirnya Dreamies dan Yangyang berhasil dilumpuhkan, tapi setidaknya mereka telah berjuang. Mereka pun membawa Yangyang ke tempat Taeyong, Mark dan Haechan ditahan. Doyoung tersenyum bangga melihat hal itu.

“Sudah waktunya untuk pertunjukkan.” Ujar Doyoung.
Johnny dan Jaehyun dengan sigap membawa tubuh Yangyang untuk dibaringkan di atas meja panjang. Ten mengeluarkan semua peralatan yang dibutuhkan. Pada awalnya proses pengambilan darah ini akan dilakukan oleh Profesor Kim, dibantu dengan Jungwoo, Ten, dan Taeil. Tapi sekarang, karena sang objek berada di sini, maka Doyoung yang akan melakukannya. Karena itu adalah perkara mudah yang juga bisa dilakukan oleh Doyoung.

“Tidak, ku mohon. Jangan lakukan itu!” lirih Taeyong. “Aku akan memberikan apa pun yang kalian mau, apa pun tapi tidak dengan Yangyang.”

Doyoung dan yang lainnya tertawa nyaring. “Kami tidak menginginkan apa pun selain darah Yangyang. Hanya itu. Setelah kami mendapatkan apa yang kami butuhkan, kami akan mengembalikan Yangyang padamu, tapi mungkin dalam keadaan tidak bernyawa.”

“Sialan!”

“Diam kau Mark!” seru Yuta sambil mencambuk punggung Mark.

“Jangan sakiti Mark! Hentikan!” teriak Taeyong.

“Ah, aku sangat menyukai pemandangan ini,” gumam Johnny.

Sejak Mark tersadar, ia berteriak-teriak marah, dan Doyoung mencambuknya sebagai hukuman. Setelah Yuta membereskan Dreamies, ia mengambil alih posisi sebagai pencambuk Mark. Ia berkali-kali mencambuk Mark hingga baju yang dipakai Mark sobek dan memperlihatkan punggung Mark yang merah bekas cambukan.

“Mari kita mulai!”

Mereka pun mulai mengambil darah Yangyang, tidak banyak, hanya satu buah labu saja. Tapi memang itu yang dapat mereka ambil. Jika darah yang diambil melebihi batas, bukan hanya nyawa Yangyang yang menghilang tapi darah tersebut pun akan tercampur dengan darah orang mati.

Doyoung tersenyum puas, ia senang semua kerja kerasnya selama ini akhirnya membuahkan hasil. Ten pun memeriksa denyut nadi Yangyang. ia tersenyum miring. “Denyut nadinya sangat lemah. Aku tidak yakin ia mampu bertahan.” Ucapannya diiringi tawa yang kemudian menggema di seluruh langit-langit.

Taeyong dan Mark hanya bisa menangis. Mereka bingung, apakah semua yang sedang terjadi ini benar-benar nyata, atau hanya mimpi buruk mereka. Doyoung sudah mendapatkan darah Yangyang, lantas apa yang akan dia lakukan selanjutnya? Taeyong tidak tahu seberapa hebat efek dari darah itu sampai-sampai mereka menyerang dengan rencana sedemikian rupa, ia hanya tahu kalau darah itu sampai ke tangan orang yang jahat, maka bencana yang lebih besar akan segera tiba.

Setelah selesai, Doyoung pun mengajak yang lainnya untuk pergi. “Ayo kita pergi, bos pasti sudah menunggu kita”. Mereka pun menurut.

“Lalu, bagaimana dengan mereka dan sandra kita yang lainnya?” tanya Johnny.

Doyoung berpikir sejenak. “Mereka akan menjadi santapan makhluk-makhluk itu. Lagi pula mereka semua sudah tidak berguna lagi bagi kita.” Mereka pun mengangguk.

Mark dan Taeyong saling bertatapan. Apa yang dimaksud dengan “santapan makhluk-makhluk itu”?

Kretek. Kretek. Telinga Taeyong langsung menangkap suara itu. Ia mengalihkan pandangannya ke arah tabung Haechan. Tabung itu ternyata mulai retak. “Haechan,” lirihnya.

Awaken The World: The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang