14. The Trap

337 55 0
                                    

Hai hai hai~
Hehe ada yang masih inget sama cerita ini???
Sebelumnya author mau minta maaf yang sebesar besarnya karna udah gantungin cerita ini (padahal tinggal upload doang tapi susah banget 😭 😭 😭)
Dan terima kasih untuk para readers yang udah setia nunggu cerita ini lanjut🙏🏻 Bentar lagi end kok tenang aja 😂
Yuk ah kita lanjooot
💚

Mobil rombongan Taeyong sudah tiga perempat jalan. Waktu telah menunjukkan pukul 12.45, terlambat sedikit untuk makan siang. Doyoung duduk di kursi belakang kemudi, dan Taeyong duduk di sampingya. Johnny, Yuta, dan Mark duduk di kursi bagian tengah. Sedangkan bagian belakang khusus untuk makanan dan senjata mereka.

Yuta yang sedari tadi duduk di antara Johnny dan Mark sudah mulai gelisah. Ia berkali-kali membuat gerakan tidak jelas dan menyenggol-nyenggol sikut Johnny seperti cacing kepanasan. Johnny pun menoleh dan bertanya dengan matanya.

"Kapan kita akan berhenti untuk makan siang? Cacing di perutku sudah berdemo minta diberi makan," keluh Yuta dengan nada berbisik.

"Same, I'm hungry too, bro. But I'm too afraid to tell about this to our highness. He maybe will not listen what I say" balas Johnny.

"Yakali kita mati sebelum berjuang karena kelaparan," bisik Yuta. Kali ini sedikit lebih keras.

"Noh, Si Mark noh. Bilang aja sama dia. Nanti biar dia yang ngomong sama Ketua. Ketua pasti dengerin dia deh," ucap Johnny sambil menunjuk-nunjuk Mark yang setia dengan lamunannya.

Mark tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat pendiam. Ia hanya berbicara seperlunya. Dan kegiatannya saat ini hanyalah melamun. Pandangannya kosong dan lurus ke depan. Ia bahkan tak menghiraukan keributan kecil antara Yuta dan Johnny.

"Ini Si Mark lagi ngelamun atau tidur dengan mata terbuka? Fokus banget," gumam Yuta. Ia pun mulai menyenggol lengan Mark.

Seketika Mark tersadar dan ia pun menoleh ke samping kanannya. "Eh? Apa?"

"Mark kita lapar. Tolong bilangin ke ketua kita berhenti buat istirahat makan dulu," bisik Yuta dengan sangat-sangat pelan. Dia bahkan terlihat seperti orang yang berbicara tanpa suara. Yuta takut kalau Taeyong sampai mendengarnya. Entah kenapa, sejak kejadian kemarin, semua orang menjadi sangat takut pada Taeyong. Tidak ada satu orang pun yang berani sekedar untuk berbicara padanya.

"Ekhm." Mark mengangguk paham. Ia pun memberanikan diri. Johnny dan Yuta menunggu sambil berharap-harap cemas.

"Ketua, bisakah kita berhenti sebentar untuk istirahat makan?"

Tak ada jawaban dari yang empunya jawaban. Doyoung yang sedari tadi fokus ke jalanan dan layar monitor di depannya yang menunjukkan rute perjalanan mereka pun menoleh.

"Jadi kalian dari tadi bisik-bisik gak jelas tuh pengen makan?"

Johnny dan Yuta mengangguk. "Gak peka banget sih. Lagian mana ada bisik-bisik jelas kedengeran orang lain selain si pelaku," gerutu Yuta.

"Taeyong tidur dari tadi. Kayaknya dia capek banget ditambah banyak pikiran lagi. Jadi gak tega aja buat berhenti dan bangunin dia."

"Lah. Kau masih perhatian aja sama dia, padahal udah hampir buat kita mati membeku," keluh Johnny.

"Kalau dipikir-pikir lagi sih, aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya. Udah ah, ayo kita turun," ajaknya setelah memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah makan sederhana. Tak lupa juga ia membangunkan Taeyong untuk ikut makan bersama.

Mobil WayV yang dikemudikan oleh Kun pun ikut menepi. Mereka semua turun. Sebenarnya rumah makan itu sudah ditinggalkan oleh pemiliknya karena kejadian itu. Tapi setidaknya di luar ada kursi dan meja panjang yang bisa mereka gunakan untuk memakan bekal yang mereka bawa.

Mereka tidak bisa makan di dalam mobil karena itu akan membuat mobil kotor dan bau makanan.
Taeil dan Jaehyun yang menyiapkan bekal makan mereka. Masing-masing diberi dua porsi penuh. Satu untuk makan siang dan satu lagi untuk makan malam. Sedangkan saat sarapan mereka hanya menyantap sandwich dan susu kotak.

Ternyata bukan hanya Yuta dan Johnny yang ribut karena kelaparan. Tapi Lucas, Hendery dan Xiaojun pun sama. Mereka bahkan tak berhenti mengomeli Kun yang tidak mau menepi. Kun tidak berani untuk menepi sebelum mobil 127 berhenti lebih dulu.

"Cas, kalau kamu lapar kan bisa makan cemilan yang ada," ucap Johnny.

"Itu dia masalahnya. Semua camilan udah habis digadoin sama Hendery dan Winwin." Omel Lucas.

"Enak aja. Winwin dari tadi diem doang loh ya." Ketus Winwin sambil menatap garang Lucas.

"Lucas, lagian di mobil juga cuman duduk diem, tapi kelaparan kayak orang yang jarang nemu makan," Yuta menimpali.

"Mana ada seorang Lucas duduk diam, tanpa melakukan apa pun. Asal kalian tahu yah, makhluk macam Kingkong Wakanda ini, berisik banget, mulutnya gak bisa diem. Dia udah nyanyi-nyanyi sambil joget-joget gak jelas bareng Xiaojun dan Hendery. Mobil udah dikira tempat karauke dan clubing aja sama mereka," omel Kun.

Untung Kun sabar tidak seperti Doyoung. Kalau Doyoung yang ada di posisi Kun, sudah bisa dipastikan tiga makhluk itu akan ditendang keluar dari mobil. Semua orang tertawa mendengar dan melihat setiap perilaku Lucas yang sangat bobrok itu. Kalau kata Kun, ketawanya si Lucas itu gede banget, kayak sound system di kondangan. Jangankan ketawa, dia ngomong aja kenceng banget.

Taeyong juga ikut tertawa. Hanya saja tawa palsu yang ia paksakan. Pikirannya masih terfokus pada Haechan. Bagaimana kondisi adiknya saat ini? Apakah ia baik-baik saja? Bagaimana kalau ternyata ia.. Taeyong menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia bahkan tidak sanggup memikirkan sesuatu yang buruk terjadi pada Haechan. Meskipun ia sedang malas, tapi ia tetap memaksakan makanan masuk ke dalam mulutnya. Tidak seperti Lucas dan yang lainnya yang makan dengan begitu lahap.

"Hoaam, kenapa mataku terasa sangat berat? Rasanya aku ingin tidur saja," ujar Lucas yang kemudian langsung tertidur begitu saja di atas meja makan itu.

Semua orang terkejut melihat Lucas yang tiba-tiba tertidur itu. Mereka mencoba untuk membangunkan Lucas akan tetapi mereka pun berakhir tertidur seperti Lucas. Taeyong bingung mengapa anggotanya tumbang satu persatu? Ia pun berusaha mencari pertolongan dan obat-obatan yang ada di mobil. Baru beberapa langkah ia menuju mobil, ia pun akhirnya tumbang juga.

"Apa kau meracuninya?" tanya seseorang yang tidak lama setelah Taeyong pingsan ia pun terbangun dengan dua temannya yang lain.

"Yang benar saja, itu hanya obat tidur biasa. Kita tidak perlu repot-repot untuk melawan mereka. Lagi pula kita tidak akan bisa menang melawan mereka. Sudahlah, ayo kita angkat mereka ke mobil."

"Ya tapi gak gini juga. Kita jadi repot ngangkat mereka ke mobil satu-satu," keluh orang satunya lagi.

"Siapa yang menyangka dia akan membawa pasukan sebanyak ini? haha," ucap orang pertama sambil tertawa santai.

Mereka pun akhirnya membawa orang-orang yang tertidur ke mobil untuk diantarkan ke tempat tujuan mereka.

💚
👁️👄👁️
Nah loh??? 👀

Awaken The World: The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang