12. The Punishment

436 66 2
                                    

"Di mana Haechan dan Yangyang?" tanya Doyoung.

Jaemin mengangkat bahu tanda tak tahu. "Kami tidak tahu. Hari ini mereka tidak datang ke dorm."
Doyoung pun mengusap rambutnya kasar.

"Aku harus mencari mereka."

Baru saja Doyoung hendak pergi mencari, Hendery dan Xiaojun datang sambil membopong Yangyang yang tak sadarkan diri.

"Kami menemukannya di gerbang belakang, terlihat tanda-tanda penyerangan di sana, hanya saja kami tidak melihat Haechan bersama Yangyang, mungkin mereka sudah menculiknya," jelas Hendery.

Glek. Doyoung menelan ludah. Setelah pembicaraan mereka bersama profesor Kim beberapa hari yang lalu, ia tahu bahwa Haechan adalah orang yang sangat penting dalam kasus ini. Maka akan bisa dipastikan kalau musuh mereka memang mengincar Haechan.

Hendery tidak mengetahui kalau Haechan adalah orang nomor satu yang harus mendapatkan perlindungan. Hanya anggota 127, Kun, Ten dan profeseor Kim Min Seok yang tahu.

"Tapi, bagaimana bisa mereka ada di gerbang belakang?"

"Aku tidak tahu. Mungkin mereka mencoba untuk melarikan diri," jawab Xiaojun santai. Mereka benar-benar tidak tahu betapa pentingnya keselamatan Haechan.

Tak lama pasukan Johnny dan Lucas pun datang ke markas pusat. Mereka telah selesai membereskan kekacauan mayat hidup itu, mereka juga tidak mengalami luka yang berarti. Hanya peluh dan keringat yang membasahi kaus mereka. Tentu saja, pasukan elit NCT, kemampuannya tidak dapat diremehkan. Pertempuran tanpa pengaman pun jika hanya melawan sekumpulan mayat hidup masih bisa mereka hadapi dengan selamat.

Johnny langsung menghubungi Taeyong, melaporkan peristiwa yang terjadi hari ini. ia juga memberitahu Taeyong bahwa Haechan telah hilang, dan kemungkinannya adalah telah diculik oleh mereka. Mendengar itu, Taeyong sangat orang-orang itu. Terlebih lagi urusan Taeyong dan Mark di ibu kota hanyalah sebuah tipuan. Musuh sengaja menjauhkan Taeyong dan Mark agar bisa menyerang markas NCT.

Taeyong dan Mark bergegas kembali ke markas untuk menyelesaikan masalah pelik ini. Taeyong hanya pergi dua hari, dan markas sudah hampir mengalami kehancuran. Tidak, ia tidak menyalahkan Johnny atas semua ini, ia menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu bodoh, dan tidak berpikir dua kali saat menerima pesan dari seseorang.

Tiga hari yang lalu, Taeyong menerima pesan dari seseorang yang tidak dikenal. Orang itu mengatakan bahwa ayahnya masih hidup dan ia sedang ada di ibukota saat ini. pada awalnya Taeyong tidak percaya, akan tetapi orang itu memperlihatkan foto ayah Taeyong yang sedang disekap di suatu tempat. Hal itulah yang membuatnya yakin sehingga ia memutuskan untuk mendatanginya.

Mark mengetahui rencana kepergian Taeyong, ia pun memutuskan untuk ikut bersamanya. Mark juga sangat ingin menemui ayah Taeyong, karena ia sudah menganggap tuan Lee seperti ayahnya sendiri. Taeyong pun mengizinkannya untuk ikut. Tapi setelah tiba di sana, mereka tidak menemukan apa pun. Bahkan alamat tempat yang diberikan oleh orang itu pun tidak ada.

Taeyong pun baru menyadari kalau dirinya telah di tipu. Ia sangat marah, untung saja ada Mark yang mencoba menenangkannya agar tidak mengeluarkan kekuatannya karena emosi.

Tak lama Johnny menghubunginya, melaporkan kekacauan yang terjadi di markas. Kemarahannya semakin menjadi saat mengetahui Haechan hilang. Ia pun segera bergegas pulang kembali ke markas.

Setibanya di markas, Taeyong langsung masuk ke gedung utama. Matanya menyalak dan berapi-api penuh kemarahan. Ia menyapu seluruh ruangan dengan tatapan tajam. Jeno dan Chenle masih berada di ruang rawat darurat. Sedangkan Yangyang berdiri di samping Johnny sepertinya ia sudah diinterogasi oleh mereka.

Awaken The World: The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang