Taeyong tahu jalan tikus yang akan membawa mereka ke markas lebih cepat. 30 menit kemudian akhirnya mereka sampai. Markas terlihat baik-baik saja tetapi sangat sepi.
Taeyong tahu tempat apa yang harus ia datangi. Laboratorium. Mereka pasti ada di sana.
Benar saja. Laboratorium itu dijaga ketat oleh beberapa orang berseragam dan bersenjata lengkap. Dengan mudah Taeyong membekukan mereka di tempat. Ia pun segera merangsek masuk ke ruang laboratorium.
Brakk. Pintu laboratorium di buka dengan kasar. Semua orang yang ada di dalam tersentak kaget begitu melihat orang yang masuk adalah Taeyong. Bukan hanya profesor Kim yang bergabung dengan Doyoung tetapi Profesor Son Wendy dan Profesor Park Chanyeol juga ada di dalamnya.
"Taeyong, wah, sungguh luar biasa mengetahui kau masih hidup," ucap Doyong.
"Diam kau! Dasar pengkhianat!" bentak Taeyong sambil menyerang Doyoung dengan esnya yang sangat tajam. Namun serangan itu berhasil digagalkan oleh kristal milik Ten. Johnny buru-buru menghunuskan samurainya dari udara. Jaehyun dan Taeil juga bergegas mengambil senjatanya.
"HAHAHAAHAHA, Kau pikir kau akan menang melawanku?"
Belum sempat Taeyong menyerang, Jaehyun dan Taeil sudah menembakkan pelurunya ke arah Taeyong. Taeyong pun dengan refleks membuat benteng pertahanan dari es. Ketiga Profesor serakah itu memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.
Tak lama muncullah Mark, Haechan dan Yangyang. Haechan sudah sangat marah, ia benar-benar ingin membunuh Doyoung dan yang lainnya saat itu juga. Namun, yang membuat Doyoung lebih terkejut adalah kehadiran Yangyang, bagaimana bisa Yangyang kembali hidup?
"Apa kau kaget melihatku?" tanya Yangyang santai.
Doyoung tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, matanya membulat sempurna.Yangyang terkekeh, "asal kau tahu saja darah yang sudah kau ambil itu bukan darahku."
"Apa kau pikir aku akan percaya dengan hal itu?"
"Terserah, tidak ada ruginya juga untukku mau kau percaya atau tidak, hanya saja riwayat kalian akan berakhir hari ini," tukas Yangyang. Tatapannya seketika berubah menjadi tatapan seorang monster.
Doyoung mencoba untuk mengendalikan dirinya agar tidak terlihat gugup dan takut. Ia mencoba untuk tersenyum, "Kalau begitu, Mark juga termasuk ke dalamnya, karena dia adalah bagian dari kami."
Doyoung jelas tengah berusaha mengacaukan pikiran mereka dengan menghasut mereka untuk ikut membenci Mark.
"Apa?" Taeyong sontak melihat ke arah Mark.
Mark gelagapan.
"Hahaha, Taeyong, kau bahkan tertipu sampai saat ini. Biar aku beri tahu sekali lagi, Mark adalah bagian dari kami,""TIDAK!" Teriak Mark dengan lantang, tapi tubuhnya masih gemetaran.
"Kau tidak mengakuinya Mark?"
"Tentu saja! Aku bukan bagian dari kalian dan tidak akan pernah menjadi bagian dari kalian!"
"Kau melupakan dari mana asalmu Mark!" sentak Ten.
"Mark, kita berasal dari tempat yang sama, ditugaskan oleh tuan yang sama untuk mendapatkan darah ini. Kau tahu semua pemberontakan ini dari awal, kau bahkan tahu rencana penjebakan Taeyong di ibukota, lantas kenapa kau diam saja dan tidak memberitahukannya pada Taeyong kalau kau bukan bagian dari kami? Taeyong, bukankah itu juga termasuk ke dalam pengkhiantan?"
Taeyong kini menatap Mark dengan penuh amarah. "MARK! Aku benar-benar kecewa padamu!"
"Ke..ketua, ini..ini tidak seperti yang kau pikirkan. Yang..yang mereka katakan itu tidak...tidak..benar. aku..aku tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Awaken The World: The Last Descent
Fantasi"Sejak kapan mulutmu menjadi tidak berfungsi, hah? Jawab?!" "Orang lemah sepertimu mencoba untuk melindungi orang lain? Haha. Kau harus berkaca ribuan kali. Nasibmu tidak akan berubah, kau hanya seorang pembawa sial bagi orang-orang di sekitarmu, da...