2. The Sibling (1)

905 82 9
                                    


Hening.

Tak ada satupun suara yang keluar dari mulut keduanya. Suasana dalam mobil itu terasa sangat canggung. Haechan masih terguncang dengan peristiwa yang baru saja dialaminya. Sedangkan Yangyang memilih untuk fokus ke jalanan.

Sepinya suasana kota  menambah keheningan diantara mereka. Bukankah aneh, sebuah perkotaan yang seharusnya ramai dan lalu lintas yang padat mendadak sepi dan damai?
Tentu saja tidak. Kekacauan yang sebenarnya telah terjadi sejak kemarin sore dan semakin memuncak tadi malam.

Serangan yang terjadi di rumah keluarga Yangyang juga terjadi di hampir setiap rumah di kota ini. Terlihat banyak kerusakan baik itu sisa penembakan maupun sisa pembakaran, karena banyak sekali rumah, toko dan perusahaan yang hangus terbakar.

Mengapa Yangyang dan Haechan tidak menyadari kekacauan yang telah terjadi itu? Ibu mereka meminta mereka untuk masuk ke kamar masing-masing sejak sore hari, dan kemudian Ny. Lee mengunci kamar mereka dengan kekuatan supranatural miliknya. Karena itulah Yangyang dan Haechan tidak menyadari atau pun terganggu karena peristiwa itu.

“Ekhem, kita mau pergi ke mana?” tanya Haechan sedikit ragu.

Yangyang tak langsung menjawab pertanyaan Haechan, karena ia tahu jawabannya tidak akan membuat senang saudaranya itu. Namun tampaknya Haechan mulai menyadari kemana tujuan mereka sebenarnya. “Jangan bilang…”

“Iya. Kita akan pergi ke rumah kak Taeyong,” jawabnya singkat.

“Enggak! Kita gak akan pergi ke sana. Gue gak mau pergi ke sana!”

“Gue tahu lo masih membencinya. Tapi kita gak punya pilihan lain. Hanya dia yang bisa membantu kita sekarang.”

“Padahal dia benci banget sama elo, tapi kenapa lo masih aja percaya sama dia?”

“Karena dia satu-satunya keluarga yang kita miliki sekarang.”

Mendengar jawaban yang dilontarkan Yangyang, hati Haechan seketika mencelus. Yangyang bukanlah satu-satunya saudara yang Haechan miliki, dia masih memiliki seorang kakak laki-laki, namanya Lee Taeyong.

Lee Taeyong pergi dari rumah 3 tahun yang lalu karena konflik internal di antara mereka bertiga dan untuk mencari keberdaan sang ayah.

Bagaimana Yangyang bisa tau alamat rumah Taeyong? Ny. Lee sering mengajak Yangyang dan Haechan untuk menjenguk Taeyong, meskipun Taeyong seringkali menghindar saat mereka datang.

Akhirnya mobil mereka sampai di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Pintu gerbang berpoleskan cat hitam itu sudah terbuka dan tidak ada satu pun penjaga yang bertugas di sana. Dengan segera Yangyang memasukkan mobil itu ke dan memarkirkannya tempat di halaman depan.

Mereka sudah turun dari mobil dan berdiri di depan pintu.
Haechan hanya berdiri malas dan enggan untuk mengetuk pintu. Hingga akhirnya Yangyang mengalah untuk mengetuk pintu.

Tok tok tok. Tidak ada jawaban.

Tok tok tok. Yangyang mengetuk pintu untuk kedua kalinya, tetap tidak ada jawaban.

Tok tok tok. Ketukan ketiga kembali berbunyi. Masih tidak ada jawaban.

Haechan mulai kesal. "Kayaknya dia lagi gak ada atau dia tahu yang datang adalah kita dan dia gak mau membukanya,” ucap Haechan sambil membalikkan badannya hendak kembali ke mobil mereka.

“Tunggu, ” cegah Yangyang sambil menggerakkan knop pintu. ceklek.

Pintu terbuka. “Pintunya tidak terkunci, tapi kenapa dia tidak..”

“Sudah kubilang, dia gak mau ketemu kita,” tukas Haechan yang langsung memotong ucapan Yangyang.

“Lo ingat? Kak Taeyong gak pernah ngebiarin pintu gak terkunci sekalipun dia ada di rumah. Ini bisa berarti dua hal.”

Awaken The World: The Last DescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang